ALLAH PERDULI
Oleh: Joshua MS
Setelah berhari-hari mencoba
mendekati Merpati Berbulu Cerah itu, akhirnya saya putus asa dan menyerah. Saya
sudah melakukan berbagai cara untuk dapat menangkapnya termasuk mengendap-endap
dari belakang bahkan mencoba menjebaknya dengan menabur makanan dekat kaki.
Sayang seribu kali sayang, tampaknya semua usaha saya akan menjadi sia-sia
saja. Setiap kali saya mendekatinya, segera saja dia mengepakkan sayapnya dan
terbang. Kedua kakinya masih terikat benang layangan dan sekarang benang itu
sudah tertanam ke daging sehingga kakinya membengkak karena infeksi. Saya pikir
tak lama lagi jari-jari kaki yang lain akan terputus dan membuat dia cacat
seumur hidup.
Suatu hari saya membuka pintu,
menatap matahari pagi cerah. Segera saja beberapa ekor merpati menghampiri saya
yang sudah siap dengan butir-butir ransum mereka. Dengan senang hati saya
menaburkan ransum itu dan segera saja merpati merpati itu berebutan makan. Mata
saya kemudian mencari-cari si Bulu Cerah. Aneh, kakinya tidak terikat lagi.
Sekarang kakinya sudah terlepas sehingga dia sudah bebas melompat
kesana-kemari. Kaki yang dulunya membengkak terlihat sudah sedikit normal. Si
Bulu Cerah tidak lagi menggunakan sayapnya untuk menyangga tubuhnya yang tidak
seimbang karena kaki terikat. Saya mendekatinya dan memastikan bahwa mata saya
tidak salah lihat. Memang benar, kakinya sekarang telah bebas.
Sore harinya saya bertamu ke
tetangga sebelah dan berbincang-bincang mengenai merpati si Bulu Cerah. Saya
menyampaikan keheranan mengapa merpati itu bisa terlepas. Sang tetangga
akhirnya tersenyum dan menyampaikan sesuatu kepada saya, dia berkata: “Saya
yang menyelamatkannya pak, saya menjebaknya di satu ruangan, menangkapnya, dan
kemudian menggunting benang-benang tajam yang tertanam di daging kakinya.”
Saudara yang dikasihi Kristus.
Kita mengerti bahwa akibat dosa-dosa, kita akan menerima ganjaran sebagai
konsekwensi dari dosa tersebut. Tidak ada satu hal pun yang dapat terjadi di
dunia ini tanpa penyebab. Demikian juga tidak ada dosa yang tidak akan
melahirkan penderitaan sebagai konsekwensi. Alkitab mengatakan bahwa apa yang
kita tabur akan kita tuai. Memang Allah itu adalah Kasih adanya sehingga Dia
akan mengampuni semua dosa dan pelanggaran serta pemberontakan kita. Tetapi akibat
atau buah dari dosa itu akan kita alami. Sebut saja misalnya kisah Raja Daud,
ketika dia terlibat dalam perselingkuhan dengan istri salah seorang perwiranya,
dia harus mengalami: “pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai
selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil istri Uria, orang Het
itu, untuk menjadi istrimu. Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetakan akan
Kutimpakan keatasmu yang datang dari keluargamu sendiri. Aku akan mengambil
istri-istrimu di depa matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu
akan tidur dengan istri-istrimu di siang hari.” (2 Samuel 12:10-11).
Dalam perjalanan sejarah
pemerintahan Raja Daud, kita dapat melihat penumpahan darah menjadi bagian yang
tak dapat terpisahkan. Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa raja yang bergelar
Si Tangan Berlumur Darah itu sering kali menjadi sasaran pedang, sesama anak
kandungnya saling membunuh, anaknya mengadakan persekongkolan untuk
menggulingkan tahtaNya. Yang paling membuat kita bergidik negeri adalah ketika
anaknya Absalom yang memimpin kudeta meniduri gundik-gundik Daud pada siang
hari di atas loteng istana dengan disaksikan oleh seluruh orang Israel. Ketika
Daud meniduri istri Uria di tempat tersembunyi, Absalom justru meniduri
gundik-gundik Daud di tempat terbuka disaksikan oleh banyak orang. Tuaian yang
sangat memalukan dan mencoreng nama hebat seorang pahlawan seperti Daud.
Allah itu adalah pribadi yang
penuh belas kasihan, God is Love. Dia tidak membiarkan umatNya binasa dalam
kemalangan akibat hukum tabur tuai. Mari kita renungkan apabila kita harus
menanggung semua akibat dari perbuatan dosa kita di masa lalu. Bukankah kita
akan menjadi orang yang mati bulan-bulanan. Sebab sesungguhnya setiap kita
hidup dari benih dosa. Kita dilahirkan dari dari rahim seorang wanita yang
tidak bersih. Kita semua telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Tetapi
oleh karena kasihNya, Dia mengutus Putra tunggalNya untuk menjadi tumbal dan
mati untuk semua dosa-dosa manusia. Yesus adalah Juruselamat yang telah menanggung
semua akibat dari dosa yang seharusnya ditimpakan di kepala setiap pendosa
laknak seperti kita. Dia harus menuai semua benih dosa yang telah kita tabur
dalam kehidupan kita sebagai manusia fana.
Merpati itu sekarang dapat
terbang bebas tanpa rasa sakit. Luka-luka kakinya sekarang sudah sembuh dan dia
tidak perlu lagi menggunakan sayapnya yang indah untuk menyangga tubuhnya. Itu
adalah karena ada seorang “tetangga” yang menjebaknya di satu ruangan,
menangkapnya, dan mengunting benang-benang tajam, membebaskan kakinya dari
belenggu. Kadang-kadang Allah juga akan menyudutkan kita, membuat kita
terdesak, membuat kita tidak berdaya, sampai kita benar-benar menyerah dan
membiarkan Dia datang untuk membebaskan kita. Memang sakit kalau jatuh ke dalam
tangan Tuhan yang perkasa. Tetapi bukankah itu lebih baik dari pada kita harus
binasa oleh karena dosa kita. Tidakkah lebih baik kalau orang meyingkapkan
dosa-dosamu di depan orang sehingga engkau malu dan bertobat. Bukankah lebih
baik kalau staff di kantormu yang adalah orang kepercayaanmu membongkar skandal
affairmu dengan seseorang? Bukankah lebih baik kalau suatu hari kelak sopir
yang selalu menurut kepada anda akan membongkar aib yang selama ini anda tutup
tutupi? Memang itu sakit dan seolah-olah akan mengahancurkan segalanya. Tetapi
kalau anda mau berhati seperti seorang Daud yang berkata: “Aku sudah berdosa
kepada Tuhan.” Bukan memberontak dan melarikan diri kemudian menuduh orang lain
sebagai biang keladi yang ingin menghancurkan nama baik anda, maka Tuhan akan
datang kepadamu dan berkata: “TUHAN telah menjauhkan dosamu itu, engkau tidak
akan mati.”
Yang kita perlukan adalah
membiarkanNya menangkap kita. Entah itu dengan cara apa, relakan hatimu untuk
menerima sakit kalau Dia mengulurkan gunting untuk memutuskan benang-benang
dosa yang melilit leher hidupmu. Percayalah bahwa walau seolah-olah semuanya
telah hancur dan binasa, Allah sanggup untuk memulihkan hidupmu lewat kesakitan
itu. Bukankah lebih indah ketika kita menantap si Bulu Cerah itu terbang mengangkasa
tanpa beban? Bukankah akan lebih indah ketika hidupmu mengalir tanpa ikatan dan
belenggu dosa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar