Selasa, 04 Desember 2012

ALLAH yang PERDULI


ALLAH PERDULI
Oleh: Joshua MS

Setelah berhari-hari mencoba mendekati Merpati Berbulu Cerah itu, akhirnya saya putus asa dan menyerah. Saya sudah melakukan berbagai cara untuk dapat menangkapnya termasuk mengendap-endap dari belakang bahkan mencoba menjebaknya dengan menabur makanan dekat kaki. Sayang seribu kali sayang, tampaknya semua usaha saya akan menjadi sia-sia saja. Setiap kali saya mendekatinya, segera saja dia mengepakkan sayapnya dan terbang. Kedua kakinya masih terikat benang layangan dan sekarang benang itu sudah tertanam ke daging sehingga kakinya membengkak karena infeksi. Saya pikir tak lama lagi jari-jari kaki yang lain akan terputus dan membuat dia cacat seumur hidup.

Suatu hari saya membuka pintu, menatap matahari pagi cerah. Segera saja beberapa ekor merpati menghampiri saya yang sudah siap dengan butir-butir ransum mereka. Dengan senang hati saya menaburkan ransum itu dan segera saja merpati merpati itu berebutan makan. Mata saya kemudian mencari-cari si Bulu Cerah. Aneh, kakinya tidak terikat lagi. Sekarang kakinya sudah terlepas sehingga dia sudah bebas melompat kesana-kemari. Kaki yang dulunya membengkak terlihat sudah sedikit normal. Si Bulu Cerah tidak lagi menggunakan sayapnya untuk menyangga tubuhnya yang tidak seimbang karena kaki terikat. Saya mendekatinya dan memastikan bahwa mata saya tidak salah lihat. Memang benar, kakinya sekarang telah bebas. 


Sore harinya saya bertamu ke tetangga sebelah dan berbincang-bincang mengenai merpati si Bulu Cerah. Saya menyampaikan keheranan mengapa merpati itu bisa terlepas. Sang tetangga akhirnya tersenyum dan menyampaikan sesuatu kepada saya, dia berkata: “Saya yang menyelamatkannya pak, saya menjebaknya di satu ruangan, menangkapnya, dan kemudian menggunting benang-benang tajam yang tertanam di daging kakinya.”

Saudara yang dikasihi Kristus. Kita mengerti bahwa akibat dosa-dosa, kita akan menerima ganjaran sebagai konsekwensi dari dosa tersebut. Tidak ada satu hal pun yang dapat terjadi di dunia ini tanpa penyebab. Demikian juga tidak ada dosa yang tidak akan melahirkan penderitaan sebagai konsekwensi. Alkitab mengatakan bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Memang Allah itu adalah Kasih adanya sehingga Dia akan mengampuni semua dosa dan pelanggaran serta pemberontakan kita. Tetapi akibat atau buah dari dosa itu akan kita alami. Sebut saja misalnya kisah Raja Daud, ketika dia terlibat dalam perselingkuhan dengan istri salah seorang perwiranya, dia harus mengalami: “pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil istri Uria, orang Het itu, untuk menjadi istrimu. Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetakan akan Kutimpakan keatasmu yang datang dari keluargamu sendiri. Aku akan mengambil istri-istrimu di depa matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan istri-istrimu di siang hari.” (2 Samuel 12:10-11).

Dalam perjalanan sejarah pemerintahan Raja Daud, kita dapat melihat penumpahan darah menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan. Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa raja yang bergelar Si Tangan Berlumur Darah itu sering kali menjadi sasaran pedang, sesama anak kandungnya saling membunuh, anaknya mengadakan persekongkolan untuk menggulingkan tahtaNya. Yang paling membuat kita bergidik negeri adalah ketika anaknya Absalom yang memimpin kudeta meniduri gundik-gundik Daud pada siang hari di atas loteng istana dengan disaksikan oleh seluruh orang Israel. Ketika Daud meniduri istri Uria di tempat tersembunyi, Absalom justru meniduri gundik-gundik Daud di tempat terbuka disaksikan oleh banyak orang. Tuaian yang sangat memalukan dan mencoreng nama hebat seorang pahlawan seperti Daud.

Allah itu adalah pribadi yang penuh belas kasihan, God is Love. Dia tidak membiarkan umatNya binasa dalam kemalangan akibat hukum tabur tuai. Mari kita renungkan apabila kita harus menanggung semua akibat dari perbuatan dosa kita di masa lalu. Bukankah kita akan menjadi orang yang mati bulan-bulanan. Sebab sesungguhnya setiap kita hidup dari benih dosa. Kita dilahirkan dari dari rahim seorang wanita yang tidak bersih. Kita semua telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Tetapi oleh karena kasihNya, Dia mengutus Putra tunggalNya untuk menjadi tumbal dan mati untuk semua dosa-dosa manusia. Yesus adalah Juruselamat yang telah menanggung semua akibat dari dosa yang seharusnya ditimpakan di kepala setiap pendosa laknak seperti kita. Dia harus menuai semua benih dosa yang telah kita tabur dalam kehidupan kita sebagai manusia fana.

Merpati itu sekarang dapat terbang bebas tanpa rasa sakit. Luka-luka kakinya sekarang sudah sembuh dan dia tidak perlu lagi menggunakan sayapnya yang indah untuk menyangga tubuhnya. Itu adalah karena ada seorang “tetangga” yang menjebaknya di satu ruangan, menangkapnya, dan mengunting benang-benang tajam, membebaskan kakinya dari belenggu. Kadang-kadang Allah juga akan menyudutkan kita, membuat kita terdesak, membuat kita tidak berdaya, sampai kita benar-benar menyerah dan membiarkan Dia datang untuk membebaskan kita. Memang sakit kalau jatuh ke dalam tangan Tuhan yang perkasa. Tetapi bukankah itu lebih baik dari pada kita harus binasa oleh karena dosa kita. Tidakkah lebih baik kalau orang meyingkapkan dosa-dosamu di depan orang sehingga engkau malu dan bertobat. Bukankah lebih baik kalau staff di kantormu yang adalah orang kepercayaanmu membongkar skandal affairmu dengan seseorang? Bukankah lebih baik kalau suatu hari kelak sopir yang selalu menurut kepada anda akan membongkar aib yang selama ini anda tutup tutupi? Memang itu sakit dan seolah-olah akan mengahancurkan segalanya. Tetapi kalau anda mau berhati seperti seorang Daud yang berkata: “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Bukan memberontak dan melarikan diri kemudian menuduh orang lain sebagai biang keladi yang ingin menghancurkan nama baik anda, maka Tuhan akan datang kepadamu dan berkata: “TUHAN telah menjauhkan dosamu itu, engkau tidak akan mati.”

Yang kita perlukan adalah membiarkanNya menangkap kita. Entah itu dengan cara apa, relakan hatimu untuk menerima sakit kalau Dia mengulurkan gunting untuk memutuskan benang-benang dosa yang melilit leher hidupmu. Percayalah bahwa walau seolah-olah semuanya telah hancur dan binasa, Allah sanggup untuk memulihkan hidupmu lewat kesakitan itu. Bukankah lebih indah ketika kita menantap si Bulu Cerah itu terbang mengangkasa tanpa beban? Bukankah akan lebih indah ketika hidupmu mengalir tanpa ikatan dan belenggu dosa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar