Selasa, 15 Januari 2013

Tips menyelesaikan persoalan-persoalan hidup!


Bagaimana Cara Meruntuhkan Tembok Yerikho
Yosua 6:1-5

Seringkali dalam hidup ini, ketika kita telah hidup didalam Tuhan, kita menghadapi tembok yang sangat tebal. Kita berhadapan dengan masalah yang sangat berat yang sepertinya mustahil dilewati. Seringkali kita bertemu dengan tembok-tembo persoalan kehidupan yang membuat kita menjadi hampir putus asa. Pertanyaannya adalah mengapa kita masih menghadapi tembok persoalan ketika kita telah hidup di dalam Tuhan? Dan pertanyaan selanjutnya, kalau kita sudah menjadi Kristen, apakah kita dapat menyelesaikan persoalan-persoalan hidup yang berat itu?


Bangsa Israel telah mengikut Tuhan. Mereka telah mengalami proses yang sangat panjang 40 tahun di padang gurun. Mereka melihat kedahsyatan Tuhan memelihara hidup mereka. Mereka juga menyaksikan kekudusan Allah, sehingga semua generasi yang keluar dari Mesir mati terbujur di padang gurun kecuali Yosua dan Kaleb. Sekarang generasi Yosua telah siap memasuki Tanah Perjanjian yang difirmankan Allah berlimpah susu dan madu? Tanah yang penuh pengharapan. Pengharapan akan hidup yang labih beradab dibanding Mesir dan Padang Gurun. Namun kenyataan adalah ketika memasuki Kanaan, Yosua dan Israel menghadapi tembok yang tertutup rapat. Tidak ada pintu yang terbuka? “Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk.” (1)

Ada kalanya Hidup ini begitu sangat berat sehingga seperti tak ada lagi pintu yang terbuka. Persoalan hidup kadang-kadang begitu keras menghimpit sampai kita hampir putus asa. Padahal kita merasa sudah hidup di jalan Tuhan? Hari ini kita akan belajar banyak dari kesaksian Israel meruntuhkan tembok Yerikho. Pada hari itu ada firman Tuhan untuk Yosua: “Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa.” (2)

Ada kabar baik, Tuhan justru mempersiapkan kita menjadi pemenang ketika diperhadapkan dengan tembok persoalan yang sepertinya tertutup rapat. Perhatikan kata dirancang menjadi pemenang. Inilah rencana Allah yang sangat besar. Kita tidak dipersiapkan menjadi orang yang dipecundangi masalah tetapi orang yang mengalahkan masalah. Kita dirancang untuk meruntuhkan tembok Yerikho: “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,” (Ulangan  28:13)

Namun demikian Allah tak menjanjikan hidup yang serba mudah. Allah tak menjanjikan hidup tanpa masalah. Tetapi Allah menjanjikan kemenangan  jika kita setia di dalamNya. Nah sekarang kita pelajari bagaimana meruntuhkan tembok yang tebal itu. Bagaimana cara kita meruntuhkan tembok persoalan kita? Firamna Tuhan: “Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya,” (3) Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui agar menjadi pemenang bahkan untuk masalah yang sepertinya telah buntu.

1.     TEKUN (MELAKUKAN TERUS MENERUS) walau sepertinya tak ada peluang. Kita baca Amsal  8:17: “Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku.” Kunci pertama adalah ketekunan. Tekun berarti melakukan terus menerus. Perhatikan kata terus menerus.  Israel diminta mengelilingi tembok itu satu kali setiap hari selam 6 hari. Sepertinya adalah satu pekerjaan yang membosankan dan tak berarti bukan. Merka hanya diminta berkeliling tanpa melakukan apapun. Allah sering membentuk kita lewat kesabaran. Sabar mengerjakan walau sepertinya tak ada peluang. Ingatkan anda Thomas Alfa Edison? Penemu lampu bohlam? Tahukan anda berap kali dia gagal dan terus melakukan penelitian tanpa menyerah? Keberhasilan anda terletak dejauh mana anda bertekun.

2.     Imamat Rajani yaitu hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan Yesus. Yang kedua yang sangat penting adalah anda harus punya iman dan keberanian untuk menghampiriNya. Anda bertanggungjawab secara pribadi atas diri anda dihadapan Tuhan. Tuhan telah mengijinkan anda menghampiriNya dengan berani: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (I Petrus  2:9) Israel harus menunjuk 7 imam yang bertugas meniup sangkakala. Pada puran ke-7 para imam meiup panjang sangkakala itu dan dengan iman Israel harus bersorak dengan keras: “dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala.” (4) Maka tembok itu akan rubuh dan memang Allah mengindahkan iman Israel dan Allah meruntuhkan tembok itu. Sekarang anda adalah imamat rajani yang dapat bersorak dengan keras dalam iman pada Allah. Berserulah dalam doa yang penuh iman dan runtuhkanlah tembok masalahmu.

3.    IMAN yang hidup. Kita telah mengerti bahwa Iman tanpa perbuatan adalah mati. Seperti tubuh tanpa roh adalah mati, iman tanpa tindakan nyata adalah omong kosong: “Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?” (yakobus 2:20). Lebih jelas lagi Yakobus mengarakan: “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yakobus 2:26). Pernahkan anda merasa maslah bukan selasai malah bertambah berat. Persoalannya adalah bukan karena Allah tak mau tolong. Tetapi maslahnya adalah anda tak cukup berani untuk bertindak? Persoalannya adalah anda terlalu takut untuk memulai karena penuh pertimbangan rasio. Sekarang pandanglah anda dan mulailah berjalan. Maka Allah yang dapt bekerja diluar pengertian kita akanmeruntuhkan tembok itu bagi anda. Teapi ingat, anda harus mulai bertindak: “Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan." (5)


Intisari khotbah Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th pada Ibadah Raya Hati Nurani Ministries, Jakarta, 
Minggu, 21 September 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar