Allah Sang
Perencana
Ps. Joshua Mangiring
Sinaga, S.Th, M.Th
Kebanyakan kita berpikir
bahwa dengan sebuah perencanaan yang matanglah, maka hidup kita ini akan
menjadi lebih baik. Kita semua bahkan mengikuti seminar, work shop, dan kelas yang kesemuanya mengajarkan kita tentang
perencanaan. Semuanya menekankan kita sebagai perencana. Kitalah pribadi
perencana yang menentukan menjadi apa kita kelak. Ditangan kita terletak hari
depan kita. Namun sungguh heran karena Alkitab justru mengajarkan hal yang
lain.
Alkitab mengajarkan bahwa DIAlah
perencana dari segala sesuatu. Kita sejatinya hanyalah pelaksana dari
rencanaNya. Tuhan adalah Sutradara Agung, kita adalah para pemain-pemain
panggungnya.
Memang Dia bukan diktator yang
memaksakan kehendak, karena kita diberikan kebebasan untuk ikut atau menolak
rencanaNya. Konsekwensinya jika kita menolak rencanaNya, maka hidup kita akan
bermasalah. Karena memang nyata benar bahwa kita tidak memahami apa yang
sejatinya terbaik bagi kita. Sebaliknya, jika kita ikut rencanaNya, maka kita
akan menerima kehidupan sejati yang penuh dengan kemenangan karena memang telah
nyata bahwa Tuhanlah yang lebih memahami apa yang terbaik bagi kehidupan kita.
Jadi intinya adalah, kita bisa saja merencanakan hidup tanpa Tuhan, sampai
disini pelajaran-pelajaran sukses dengan menjadi perencana yang baik menjadi
benar, tetapi bila kita tak ingin gagal, ikutlah rencanaNya.
Marilah kita belajar ada 3 hal
yang secara khusus tersirat dalam Yohanes 15:16 “Bukan
kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah
menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,
supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”
1.
Allah yang merencanakan keselamatan kita.
“Bukan
kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.” Rencana
keselamatan telah direncanakan Allah sejak semula. Ketika manusia jatuh dalam
dosa, Allah telah berfirman tentang kehadiran Mesias yang menderita: “Aku akan mengadakan permusuhan antara
engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya
akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
(Kejadian 3:15) Ayat ini adalah nubuat tentang Yesus yang akan mati di kayu
salip untuk menebus dosa umatnya.
Nabi Yeremia menulis bahwa sebelum dia ada, Allah telah
mengenalnya. Sebelum lahir dia telah dipilih: "Sebelum
Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5)
Ayat ini bermakna tentang rencana keselamatan yang sudah ada bahkan jauh
sebelum kita ada dan memikirkannya. Itulah sebabnya tidak boleh ada kesombongan
rohani jika hari ini kita telah memperoleh keselamatan. Semuanya adalah kasih
karuniaNya semata-mata dan tidak berkaitan sedikitpun dengan kesalehan kita. “Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,”
(Efesus 2:8)
2.
Allah yang merencanakan kita melayaniNya.
“…Dan
Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu
itu tetap…” Segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus terpanggil
untuk melayaniNya. Kita dapat belajar ini dari perumpamaan tentang orang-orang
upahan di kebun anggur (Matius 20:1-16). Kita semua direncanakan untuk melayani
di kebun anggurNya. Kalau kita simak Matius 28:18-20 yaitu amanat agung Tuhan
Yesus, perintah ini disampaikan kepada semua orang percaya yang mengikut Dia
sebelum terangkat ke sorga.
Kita semua direncanakan untuk
melayani. Memang karunia kita mungkin saja berbeda tetapi semua itu untuk
saling melengkapi. Kalau kepada kita dipercayakan kapasitas yang lebih besar
dari orang lain, kita patut mengucap syukur dan bukan meninggikan diri. Karena
yang merencanakan semua itu bukanlah kita. kita hanya pelaksana dari rencana
pelayanan yang telah ditetapkannya sejak semula untuk kita.
3.
Allah yang merencanakan kesejahteraan kita.
“…supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam
nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” Sejak
semula Allah merencanakan hidup yang berkelimpahan pada kita: “Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk
memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11).
Kita sering melihat ayat ini dari konteks masa kini, padahal sebenarnya lebih
dari itu. Allah merancangkan kemakmuran (I
alone know the plans I have for you, plans to bring you prosperity
and not disaster, plans to bring about the future you hope for. TEV)
bagi kita sejak semula. Alasan mengapa kita tidak mengalaminya adalah sikap
hidup kita. beberapa di antara kita menjadi malas dan bodoh sehingga kemiskinan
datang seperti penyerbu: “maka
datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti
orang yang bersenjata.” (Amsal 6:11)
Injil Yohanes 10:10
mencatat: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.” Allah merencanakan kita hidup berkelimpahan bukan melarat. Setan
adalah pencuri dan termasuk pencuri berkat yang sejatinya menjadi milik kita.
mengapa Iblis bisa mencuri? Jawabnya adalah karena kita membuka celah sehingga
dia memiliki akses untuk mencuri sesuatu dari kita: “dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” (Efesus
4:27)
Alkitab mengatakan bahwa ada pagar perlindugan yang tak
dapat ditembus setan jika kita sungguh-sungguh hidup di jalanNya: “Bukankah Engkau yang membuat pagar
sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang
dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di
negeri itu.” (Ayub 1:10) Secara spesifik, Rasul Paulus mengatakan bahwa
kita patut memuji Tuhan karena telah menyediakan segala berkat di alam roh yang
dapat kita raih dan nikmati di alam jasmaniah kita: “Terpujilah Allah dan Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita
segala berkat rohani di dalam sorga.”
(Efesus 1:3) Karena Allah telah menyediakan segala berkat rohani di alam
roh untuk kita nikmati di alam jasmaniah, raihlah dengan iman dalam nama Yesus
Kristus.
Apakah yang disampaikan oleh Yohanes agar kita mendapatkan
ketiga rencana ini dalam kehidupan kita?
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku
di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (Yohanes 15:4) Tinggal berarti
melekat, tidak terpisah. Karena memang kita ini adalah ranting-ranting liar
yang segera akan mati jika tidak melekat pada pokok anggur yang sejati yaitu
Yesus Kristus. Karena dengan tinggal di dalam Dia , maka kita akan memeperoleh
seluruh berkat-berkatNya: “Jikalau
kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa
saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar