Jumat, 04 Januari 2013

SANG PERENCANA


Allah Sang Perencana
Ps. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th, M.Th

Kebanyakan kita berpikir bahwa dengan sebuah perencanaan yang matanglah, maka hidup kita ini akan menjadi lebih baik. Kita semua bahkan mengikuti seminar, work shop, dan kelas yang kesemuanya mengajarkan kita tentang perencanaan. Semuanya menekankan kita sebagai perencana. Kitalah pribadi perencana yang menentukan menjadi apa kita kelak. Ditangan kita terletak hari depan kita. Namun sungguh heran karena Alkitab justru mengajarkan hal yang lain.

Alkitab mengajarkan bahwa DIAlah perencana dari segala sesuatu. Kita sejatinya hanyalah pelaksana dari rencanaNya. Tuhan adalah Sutradara Agung, kita adalah para pemain-pemain panggungnya. 


Memang Dia bukan diktator yang memaksakan kehendak, karena kita diberikan kebebasan untuk ikut atau menolak rencanaNya. Konsekwensinya jika kita menolak rencanaNya, maka hidup kita akan bermasalah. Karena memang nyata benar bahwa kita tidak memahami apa yang sejatinya terbaik bagi kita. Sebaliknya, jika kita ikut rencanaNya, maka kita akan menerima kehidupan sejati yang penuh dengan kemenangan karena memang telah nyata bahwa Tuhanlah yang lebih memahami apa yang terbaik bagi kehidupan kita. Jadi intinya adalah, kita bisa saja merencanakan hidup tanpa Tuhan, sampai disini pelajaran-pelajaran sukses dengan menjadi perencana yang baik menjadi benar, tetapi bila kita tak ingin gagal, ikutlah rencanaNya.

Marilah kita belajar ada 3 hal yang secara khusus tersirat dalam Yohanes 15:16 “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”

1.      Allah yang merencanakan keselamatan kita.

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.” Rencana keselamatan telah direncanakan Allah sejak semula. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah telah berfirman tentang kehadiran Mesias yang menderita: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kejadian 3:15) Ayat ini adalah nubuat tentang Yesus yang akan mati di kayu salip untuk menebus dosa umatnya.

Nabi Yeremia menulis bahwa sebelum dia ada, Allah telah mengenalnya. Sebelum lahir dia telah dipilih: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yeremia 1:5) Ayat ini bermakna tentang rencana keselamatan yang sudah ada bahkan jauh sebelum kita ada dan memikirkannya. Itulah sebabnya tidak boleh ada kesombongan rohani jika hari ini kita telah memperoleh keselamatan. Semuanya adalah kasih karuniaNya semata-mata dan tidak berkaitan sedikitpun dengan kesalehan kita. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,” (Efesus 2:8)

2.      Allah yang merencanakan kita melayaniNya.

“…Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap…” Segenap orang yang percaya kepada Yesus Kristus terpanggil untuk melayaniNya. Kita dapat belajar ini dari perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur (Matius 20:1-16). Kita semua direncanakan untuk melayani di kebun anggurNya. Kalau kita simak Matius 28:18-20 yaitu amanat agung Tuhan Yesus, perintah ini disampaikan kepada semua orang percaya yang mengikut Dia sebelum terangkat ke sorga.

Kita semua direncanakan untuk melayani. Memang karunia kita mungkin saja berbeda tetapi semua itu untuk saling melengkapi. Kalau kepada kita dipercayakan kapasitas yang lebih besar dari orang lain, kita patut mengucap syukur dan bukan meninggikan diri. Karena yang merencanakan semua itu bukanlah kita. kita hanya pelaksana dari rencana pelayanan yang telah ditetapkannya sejak semula untuk kita.

3.            Allah yang merencanakan kesejahteraan kita.

 “…supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”  Sejak semula Allah merencanakan hidup yang berkelimpahan pada kita: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11). Kita sering melihat ayat ini dari konteks masa kini, padahal sebenarnya lebih dari itu. Allah merancangkan kemakmuran (I alone know the plans I have for you, plans to bring you prosperity and not disaster, plans to bring about the future you hope for. TEV) bagi kita sejak semula. Alasan mengapa kita tidak mengalaminya adalah sikap hidup kita. beberapa di antara kita menjadi malas dan bodoh sehingga kemiskinan datang seperti penyerbu: “maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” (Amsal 6:11)

Injil Yohanes 10:10 mencatat: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Allah merencanakan kita hidup berkelimpahan bukan melarat. Setan adalah pencuri dan termasuk pencuri berkat yang sejatinya menjadi milik kita. mengapa Iblis bisa mencuri? Jawabnya adalah karena kita membuka celah sehingga dia memiliki akses untuk mencuri sesuatu dari kita: “dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” (Efesus 4:27)

Alkitab mengatakan bahwa ada pagar perlindugan yang tak dapat ditembus setan jika kita sungguh-sungguh hidup di jalanNya: “Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.” (Ayub 1:10) Secara spesifik, Rasul Paulus mengatakan bahwa kita patut memuji Tuhan karena telah menyediakan segala berkat di alam roh yang dapat kita raih dan nikmati di alam jasmaniah kita: “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.”  (Efesus 1:3) Karena Allah telah menyediakan segala berkat rohani di alam roh untuk kita nikmati di alam jasmaniah, raihlah dengan iman dalam nama Yesus Kristus.
Apakah yang disampaikan oleh Yohanes agar kita mendapatkan ketiga rencana ini dalam kehidupan kita?

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (Yohanes 15:4) Tinggal berarti melekat, tidak terpisah. Karena memang kita ini adalah ranting-ranting liar yang segera akan mati jika tidak melekat pada pokok anggur yang sejati yaitu Yesus Kristus. Karena dengan tinggal di dalam Dia , maka kita akan memeperoleh seluruh berkat-berkatNya: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar