Jumat, 18 Januari 2013

Tips Mengalami Mukjizat


BAGAIMANA MUKJIZAT TERJADI
1 Raja-Raja 17:7-29

Seringkali kita mendengar kesaksian tentang mukjizat. Sering juga kita melihat secara langsung mukjizat terjadi. Namun persoalan sekarang adalah apakah anda mengalami sendiri mukjizat itu? Apakah mukjizat terjadi pada anda? Apakah mukjizat itu terjadi dalam keluarga anda?


Dua minggu yang lalu saya telah mengajarkan tentang prinsif mendengarkan firman akan menimbulkan iman. Tetapi kita tidak boleh berhenti pada posisi memiliki iman? Karena jika kita memilik iman, itu tidak secara otomatis berdampak dalam hidup kita. Coba kita melihat apa yang terjadi dengan  seorang janda miskin di Sarfat: “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." (9)

Kisah ini bermula dari Kejahatan yang dilakukan oleh Raja Ahab. Raja lalim ini membawa Israel menyembah berhala sehingga murka Allah tertumpah kepada mereka. Elia bernubuat bahwa tidak akan ada hujan di Israel. Akan terjadi kekeringan sampai Elia berkenan untuk berdoa meminta hujan turun kembali. Elia pun mengungsi ke tepi sungai Kerit. Di sana dia dapat minum dan burung gagak mengirimnya makanan. Namun sungai Kerit pun akhirnya kering juga dan Tuhan menyuruh Elia ke Sidon. Dan Elia pun berjumpa seorang janda miskin dan seorang anaknya yang sedang kelaparan. Elia meminta janda tersebut memberinya makanan: “Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” (11)


Coba kita berpikir sebentar. Gunakan rasio dan semua kita akan mengerti bahwa jawaban janda Sarfat ini pastilah wajar: “Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” (12)

Tadi sudah saya katakan bahwa janda tersebut sudah mendapat perintah Tuhan untuk memberi Elia makan bukan? Artinya firman telah disampaikan dan jika firman telah diperdengarkan maka iman akan timbul: “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17) Namun kenyataannya tidak terjadi apa-apa bukan? Janda itu hanya punya segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan saudara tahu bahwa itu ransum terakhir?

Persoalan paling sering terjadi akhir-akhir ini adalah kebutuhan jasmani dan kesehatan. Demi perut manusia akan melakukan apa saja. Demi kesehatan orangpun akan membayar apa saja. Yang terjadi di Sidon adalah seorang janda yang sedang sekarat kelaparan. Kemudian masalah kedua adalah anak janda itu sakit keras dan akhirnya mati. Coba kita pikirkan betapa berat ujian itu?

Marilah kita belajar prinsif  iman yang bertindak. Sekali lagi tidak cukup kita beriman karena iman tanpa tindakan pun tak berarti apa-apa: “Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?” (Yakobus 2:20)
“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yakobus 2:26)

Prinsifnya adalah mendengar Firman yang melahirkan Iman dan bergerak mempraktekkan iman itu. Ada istilah untuk menjelaskannya, keep moving! Iman itu akan berdampak jika dipraktekkan. Itulah yang terjadi di rumah jada tersebut. Dia mengambil air dan memberi minum nabi Elia. Tak berhenti disitu, diapun menyalakan api dan mengolah segengam tepung menjadi roti dan memberi Elia makan. Dan saudara tahu apa yang terjadi? Tepung ditempayan itu tak pernha habis dan minyak di buli-buli itupun tetap berisi. Mukjizat itu tetap terjadi sampai hujan turun di Israel: “Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.” (15-17)

Nah saudara, sekarang kita mengerti bagaimana mendatangkan mukjizat dalam hidup kita. Kita harus mendengar firman Tuhan yang akan melahirkan iman. Iman itu harus kita praktekkan dengan cara melakukan apa yang difirmkankan Tuhan. Jadi saudara harus mendengarkan firman Tuhan. Tekunlah membaca Alkitab dan mulailah bergerak dengan mempraktekkan firman itu.

Salah satu yang sering terlewatkan oleh kita adalah pelayanan kesembuhan ilahi. Saya masih ingat awal Desember 2007, saya harus menunggu seorang ibu yang sedang berjuang melahirkan anak pertamanya disebuah klinik sederhana di daerah Sukapura Jakarta utara. Ternyata persalinan ibu buda ini bermasalah karena pinggulnya sempit. Namun karena kekurangan dana untuk operasi rumah bersalin, sang ibu memutuskan untuk berjuang melahirkan anaknya secara normal. Setelah melewati hampir 2 hari akhirnya jam 5 sore persalinan berlangsung dengan cara bidan mendorong bayi karena terhenti di jalan lahir. Karena terlalu lama tidak mendapat suplai oksigen selama tersendat di jalan lahir, jantung sang bayi akhirnya berhenti. Badannya membiru dan pada kenyataannya bayi itu telah mati. Saya mengerti bahwa bayi itu tidak dilahirkan untuk mati dan dengan iman saya menumpangkan tangan dan berteriak dengan keras agar maut mengembalikan nyawa anak itu. Puji Tuhan, karena iman yang bergerak, jantung anak itu kembali berdenyut. Anak itu akhirnya hidup sampai hari ini. Itu terjadi karena saya mempraktekkan iman saya dan tidak berhenti. Saya tetap menggerakkan iman saya dan anak itu hidup.

Bila anda mengalami persoalan ekonomi, engkau harus belajar memberi. Berilah persepuluhan dan persembahan khusus. Sebab dengan memberilah maka engkau akan di beri: “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38) Paulus mengatakan: “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” (II Korintus 9:6).

Jika anda ingin selalu penuh berkat, kuncinya adalah anda mulai bergerak memberi. Iman anda akan kelimpahan hanya akan majadi nyata jika anda melakukan firmannya dengan memberi apa yang terbaik bagi Tuhan. Janganlah takut kebuttuhanmu. Perhatikan janda tadi. Dia memberi dari semua yang ada padanya yaitu semua ransumnya, dan Allah memenuhi terus tempayannya dengan tepung dan buli-bulinya dengan minyak. Jadi, jagalah agar iman anda tetap bergerak. KEEP Moving.

(Intisari Khotbah Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, pada Kebaktian Buka Tahun 2009, Hati Nurani Ministries Jakarta, Minggu, 04 Januari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar