Apa yang tidak seharusnya ada diantara kita? (Wahyu 3:1-4)
Oleh: Ps Joshua
Mangiring Sinaga, S.Th., M.Th
Jemaat Sardis adalah jemaat yang
paling keras diperingatkan Tuhan Yesus dalam Kitab Wahyu. Jemaat ini adalah
jenis jemaat yang paling rendah kwalitas rohaninya dibandingkan dengan ke-7
jemaat lainnya. Yohanes menuliskan ini untuk menjadi peringatan bagi kita agar
jangan sampai keburukan jemaat ini ada di antara kita gereja Tuhan akhir zaman.
Nah inilah beberapa ciri jemaat yang tidak sehat yang mendapat peringatan
sangat keras dan yang seharusnya menjadi warning bagi kita.
1.
Kematian Secara Rohani. "Dan tuliskanlah kepada
malaikat jemaat di Sardis:
Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku
tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!” (3:1)
Secara organisasi jemaat Sardis masih eksis, namun
mereka telah mati roh. Spirit gereja ini sudah mati sehingga yang berjalan
sebanarnya hanyalah organisasi duniawinya. Ini dapat bicara juga tentang orang
yang hanya memeluk agama tanpa Tuhan. Banyak terjadi dan kita temui di
tengah-tengah kita akir zaman ini sebuah jemaat eksis hanya sebagai sebuah
organisasi namun kesaksian mereka sebagai jemaat kristiani sudah mati. Ini
adalah kematianyang sangat parah karena dampaknya lebih berat ketimbang
seseorang yang tidak pernah hidup secara rohani. Artinya orang yagn tidak
mengenal Kristus sama sekali masih lebih baik dari pada orang yang sudah
mengenal Kristus namun kemudian mati secara rohani.
2.
Bekerja setengah-setengah. “Bangunlah, dan kuatkanlah
apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari
pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.” (3:2)
Tuhan menguji pekerjaan pelayanan
kita selama di bumi ini. Tuhan menginginkan kita total dan tidak setengah hati.
Tuhan menguji dan membuat tingkatan kesungguhan kita dalam melayaniNya. Tingkat
kesungguhan motivasi seseorang dalam pelayanan dapat dideteksi. Tingkatannya adalah
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering (jerami) yang untuk mengujinya kwalitasnya
adalah melalui api. Api disini bisa bicara tentang tekanan, penderitaaan,
aniaya, dan lain-lain. Jadi kesungguhan motivasi pelayanan seeorang dapat
dideteksi melalui fakta apakah seseorang tetap taat dan setia ketika melalui
berbagai-bagai ujian dan cobaan yang diijinkanNya. Jikalau seseorang mundur
maka jelas dia adalah seorang pekerja yang setengah-setengah saja. Yakobus
mengatakan: “Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”
(1:8). Seharusnya kita bekreja secara total dan sampai garis akhir. Karena
orang yang berkerja setengah-setengah tidak akan pernah mendapatkan apa-apa.
Kita mempelajari dasar-dasar dan motivasi pelayanan dalam I Korintus 3:10-15
“Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan
kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar,
dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus
memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya.” (3:10)
- Tidak semua orang ahli dalam peletakan dasar atau dengan kata lain merintis, tetapi semua harus bisa membangun diatas dasar yang sudah diletakkan para pendahulu. Para rasul telah meletakkan dasar pelayanan diatas dasar yang teguh yaitu Yesus Kristus. Tidak peduli siapa dan apa latar belakang kita, kita semua harus cakap melanjutkan pembangunan diatas dasar yang sudah diletakkan para pendahulu kita.
Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar
lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” (3:11)
- Ini adalah poin utama, dasar dari seluruh bangunan jemaat adalah Yesus Kristus. Semua dasar yang bukan Yesus Kristus adalah palsu dan tidak kokoh dan akan segera runtuh.
“Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas,
perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan
masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia
akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji
oleh api itu.” (3:12-13)
- Pekerjaan kita di uji dengan api. Motivasi dari seluruh pekerjaan pelayanan kita akan diuji dengan api. Tidak ada satupun yang luput. Segal kemunafikan atau ketidaksungguhan akan tersingkap ketika melewati wadah pengujian yaitu dapaur api. Apakah kita membangun dengan motivasi yang murni seperti emas atau rapuh dan penuh kemunafikan seperti rumput kering?
“Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan
mendapat upah.” (3:14)
- Upah hanya tersedia bagi yang tahan uji. Tahan uji dapat berarti ketaatan dan kesetiaan hingga garis finish. Seseorang tidak cukup memulia dengan baik, tetapi seseorang juga harus mengakhiri dengan baik.
“Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,
tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (3:15)
- Jika tidak tahan akan menderita kerugian. Memang jika kita tetap percaya Kristus akan diselamatkan, namun kita seperti diselamatkan melalui ruang ICU. Apakah anda mau selamat setelah melalui ICU atau aman tanpa harus memasuki ruangan seram itu?
3.
Sombong rohani. “Karena itu ingatlah, bagaimana engkau
telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau
engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak
tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.” (3:3)
Kesalahan yang sangat berat
jemaat Sardis
adalah karena mereka sudah tidak mau mendengar nasehat sehingga mereka menjadi
tidak peka. Bahkan mereka sering kali jatuh dalam perncobaan oleh karena
kesombongan mereka. Kesombongan adalah penyakit rohani yang mematikan. Jikalau
kanker begitu mematikan tubuh jasmani, kesombongan adalah kanker rohani yang
sangat mematikan kehidupan rohani. Kematian itu bahkan datang seperti pencuri
yang tak terduga sebelumnya.
4.
Mencemari pakaian. “Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak
mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih,
karena mereka adalah layak untuk itu.” (3:4)
Cemar pakaian bicara tentang
orang yang kompromi dengan dunia. Pencampuran dan kompromi dengan segala hawa
nafsu duniawi adalah pencemaran rohani yang parah. Kita dipanggil untuk berbeda
dengan dunia bukan terseret dan bahkan meniru tingkah poleh dunia. Jadi
saudara, perhatikanlah dirimu. Apakah keadaanmu hari ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar