ANGGUR Lambang DARAH KRISTUS
(Matius 26:26-29;
Markus 14:22-25; Lukas 22:15-20, 1 Korintus 11:23-25)
Hari ini kita akan kembali belajar firman lewat seri
khotbah Anggur yang Manis. Dalam semua Injil Sinoptik, kita menemukan
perikop Perjamuan Malam. Kejadian ini pun telah diabadikan oleh seorang seniman
Leonardo Da Vinci dalam lukisan terkenal berjudul “The Last Suffer.” Berbagai
disiplin ilmu telah mencoba untuk menarik benang merah dari kejadian menjelang
hari kematian Tuhan Yesus ini.
Mari kita belajar secara saksama
dari beberapa ayat kunci berikut ini. “Sebab
inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk
pengampunan dosa.” (Matius 26:28). Melalui berbagai penelitian, para
ahli theologi telah menyimpulkan bahwa minuman yang ada dalam perjamuan malam
tersebut adalah anggur. Seperti yang disebutkan dalam Matius 26:29 “Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai
dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari
Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan
Bapa-Ku." Dari dua ayat ini kita dapat belajar bahwa Tuhan Yesus
mengatakan bahwa anggur merupakan lambang Darah Kristus. Ini benar-benar anggur
dan bukan darah seperti yang pernah dituduhkan oleh musuh-musuh kristiani pada abad-abad
pertama gereja berdiri. Para penista ini
mengatakan bahwa orang kristen minum darah dan makan daging manusia.
Lantas apa yang kita pelajari?
Yang pertama adalah bahwa Tuhan Yesus pada malam perjamuan itu sedang mengajar
murid-muridnya tentang sebuah pengorbanan. Darah yang akan tertumpah itu adalah
Darah Perjanjian yang kudus dan suci tiada cela. Di tumpahkan untuk pengampunan
dosa banyak orang. Bukan saja bagi sekelompok orang, tetapi bagi semua orang
yang percaya dan menerima darah Kristus sebagai Darah Perjanjian. Darah
Perjanjian yang menebus manusia dari kematian oleh karena dosa.
Kalau kita mengamati dengan
jelas, maka komunitas yang ikut dalam perjamuan itu mewakili semua manusia di
bumi ini. Ada
orang yang “baik’ dan ada yang jahat. Ada
yang lembut dan ada yang kasar. Ada
yang setia dan ada yang suka berkhianat. Tetapi Darah Perjanjian itu ditujukan
untuk semua orang termasuk Yudas iskariot yang menjual Gurunya demi
keping-keping perak.
Jadi
satu poin yang sangat penting kita pelajari hari ini adalah bahwa Anggur yang
Manis itu dapat dirasakan ketika bersedia dicurahkan. Artinya ada bukti nyata
dalam perbuatan. Banyak orang Kristen paham bahwa mereka tidak diselamatkan
oleh karena berbuat baik, tetapi oleh kasih karunia.( Efesus 2:8 Sebab karena
kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah,) Namun ada
banyak orang Kristen yang lupa bahwa perbuatan baik merupakan buah yang harus
nyata dalam kehidupan mereka. Jadi keselamatan itu haruslah terlihat dalam
perbuatan baik seseorang.
Perbuatan baik itu merupakan salah satu bukti
bahwa kita telah mengalami kasih karunia Kristus yang menyelamatkan kita.
Tetapi jikalau perbuatan baik sebagai buah dari keselamatan, tidak ada dalam
diri orang Kristen, kita perlu mempertanyakan kekristenannya. Buah apakah yang
dihasilkannya ketika Kristus telah menjadikan dia sebagai kebun anggur Tuhan?
Hati-hatilah karena murka Allah sedang mengarah kepada orang yang mengaku
Kristen namun tidak berbuah. Atau dia mungkin berbuah tetapi buahnya asam
(ingat Yesaya pasal 5). Kita baca lagi ayat ini: “Setiap ranting
pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” (Yohanes 15:2). Teguran pedas bagi Kristen namun tidak berbuah adalah:
“Kapak
sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah
yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Matius 3:10) Anda pasti tahu apa itu api
yang menyala-nyala tanpa henti dan ulat yang tiada mati? “Mereka akan
keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak
kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam,
maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.” (Yesaya 66:24)
Mari kita lihat Matius 26:27: “Sesudah itu
Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan
berkata: Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.” Arti simbolis dari kata minumlah kamu semua adalah bahwa Anggur yang
Manis itu akan dicicipi oleh orang lain. Yesus mempersilahkan semua untuk
menikmati anggur yang melambangkan pengorbanan yang tertinggi ketika Dia
menyerahkan darahNya tercurah hingga mati di atas kayu salip.
Jadi ini adalah
saatnya bahwa kita sebagai pengikut Kristus harus berbuah manis sehingga ketika
orang “mencicipi” mereka dapat merasakan sesuatu yang manis. Inilah saat yang
paling tepat untuk kita juga melihat diri kita, apakah buah yang kita hasilkan
sebagai orang Kristen sudah manis ataukah asam? Ingatlah, Allah tidak lagi kompromi
suatu saat kelak di masa pengadilan Tahta Putih. Siapa yang tidak berbuah pasti
akan ditebang dan di buang ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Kita mempelajari
ada dua hal dari ayat ini. Yang pertama, inilah masanya di mana “rasa” kita
akan dicicipi oleh sesama. Apakah kehidupan kita berbuah manis atau asam.
Ataukah kita sama sekali tidak berbuah? Coba bayangkan, berbuah lebat namun
asam saja dibinasakan oleh Sang Pemilik Kebun Anggur, apalagi jika tanpa buah?
Sudahlah pasti murka yang menyala sendang menanti. Yang kedua adalah Tuhan
Yesus telah berbuat secara nyata ketika Dia tidak hanya bicara namun berbuat
nyata dengan mencurahkan darahNya. PerbuatanNya yang luar biasa didorong oleh
kasih sehingga Dia rela mati bahkan untuk orang yang membencinya. Jikalau
demikian inilah saatnya, kita juga memberikan buah yang manis yang dapat
dirasakan oleh komunitas di mana kita berada.
Coba kita
renungkan ayat ini: “dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia
memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi
kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (1 Korintus 11:24). Tuhan Yesus berfirman
agar kita selalu mengenang pengorbananNya. Itulah sebabnya, kita setiap awal
bulan selalu memasuki Sakramen Perjamuan Suci. Salah satu makna yang dapat kita
ambil dari Perjamuan Suci adalah bahwa Allah dalam Tuhan Yesus Kristus telah
mencurahkan darahNya. Menyatakan kasihnya dalam tindakan nyata yang penuh
kasih. Satu pengorbanan tertinggi ketika Dia mati. Inilah buah termanis yang
pernah ada. Maranatha. Terpujilah Tuhan Yesus.
(Intisari Khotbah Pdt.
Joshua M. Sinaga, S.Th. dalam Ibadah Raya Bulan Baru Hati Nurani
Ministries Chapter Induk Semper Jakarta Utara.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar