Sabtu, 19 Januari 2013

BAU Kematian atau Semerbak Wangi Kehidupan? Semua tergantung pada respon terhadap KABAR BAIK!


BAU KEMATIAN ATAU KEHIDUPAN?
2 Korintus 2:12-17

Kehadiran orang-orang percaya yang memberitakan INJIL itu berdampak sangat luar biasa.  Kehadiran mereka bisa menjadi kabar baik sekaligus kabar buruk. Walaupun mereka membawa Kabar Baik tetapi kabar baik itu dapat menjadi bau kematian yang mematikan. Kabar Baik itu juga dapat menjadi roh kehidupan yang memberi kehidupan. Semuanya tergantung pada respon pendengar kabar itu.


Orang yang mendengar Kabar Baik dan menyambutnya dalam hati, maka bau kehidupan yang menghidupkan akan menjadi aroma yang menyebar semarak sampai ke sorga. Sebaliknya, pendengar yang mendengar namun menolaknya, maka aroma kematian akan segera menyeruak sampai ke liang neraka?

Betapa sangat hebat dampak pemberita Injil. Kehadiran mereka sangat menggetarkan surga dan neraka. Para pemberita Injil itu sungguh membawa otoritas dari yang Mahatinggi untuk membawa bau kehidupan atau kematian bagi orang-orang yang mendengar INJIL.  Para pemberita Injil inipun disertai Tuhan sehingga ketika mereka sampai di sebuah tempat, Allah sudah membuka jalan sehingga mereka mendapatkan kemudahan untuk memberitakan Kabar Baik: “Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.” (12)

Apa rahasia agar pintu pelayanan terbuka? Kita belajar ini dari kehidupan Rasul Paulus. Paulus melakukan perjalanan misi hanya untuk memberitakan Kabar Baik dan Pintu pelayanan selalu terbuka ketika dia bergerak memberitakan INJIL. (Roma  10:15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!")

Mengapa ada banyak yang gagal dalam perjalanan misi atau gagal membangun ministry? Menurut apa yang kita pelajari hari ini adalah karena seseorang melakukannya bukan untuk memberitakan Kabar Baik. Motivasi seseorang sangat diperhatikan dalam hal ini. Jika seseorang memulai pelayanan dengan maksud-maksud terselubung, maka pekerjaan misi itu akan tersendat bahkan tidak jarang akan gagal. Tetapi jika seseorang memulai pekerjaan misi dengan motivasi hanya untuk memberitakan INJIL, Tuhan akan bekerja dengan membuka jalan.

Dalam pelayanan kita harus belajar tentang arti kemitraan. Kemitraan itu mempermudah dan mempercepat pelayanan. Bila kita ingin mencapai lebih jauh dan lebih besar, maka kita harus membangun dan memelihara kemitraan. Paulus merasakan arti kemitraan itu sehingga dia tidak tenang sampai menemukan mitra misinya yaitu Titus: “ Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.” (13)

Kemitraan adalah modal berharga dalam pelayanan. Pengkhotbah menulis bahwa berdua lebih baik dari seorang diri. Dengan berdua, dapat mengerjakan lebih  banyak dari pada sendiri. Banyak pekerjaan Tuhan menjadi lambat karena seseorang sulit bekerjasama. Bahkan banyak pelayanan menjadi terhambat, karena orang-orang tidak bekerjasama. Sekali lagi, tulisan Salomo dalam Pengkhotbah  4:9 sangat tepat: “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.”

Sekali lagi kita akan melihat bahwa para pelayan Injil itu disertai dengan otoritas dari yang Mahatinggi. Tuhan membawa pelayan-pelayan yang berhati teguh untuk memberitakan INJIL kepada kemenangan: “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.” (14)

Berita yang harum tentang KRISTUS yang membuka jalan kemenangan dilakukannya melalui pelayan-pelayan yang bergerak memberitakan INJIL. Ada kuasa yang menyertai jika kitapun sebagai orang percaya bertekad untuk memberitakan INJIL. Kehadiran kita sebagai pemberita Injil disertai dengan tanda-tanda yang heran dari Kuasa Yesus Kristus. Kehadiran kita dilingkungan kita akan mendatangkan bau yang mengerikan yaitu bau kematian yang menyengat sampai ke liang neraka bagi orang yang menolak Injil. Tetapi Injil akan yang menjadi bau kehidupan yang menghidupkan bagi orang yang mendengar INJIL dan menerima serta percaya: “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?” (15-16)

Kemurnia hati dalam pekerjaan pemberitaan INJIL adalah batu ujian. Jika kita murni maka otoritas dan mukjizat akan menyertai. Tetapi jika ada motivasi yang buruk, maka akan ada masalah besar: “Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.” (17)

Pelayan yang murni menyebarkan dua bau bagi para pendengarnya. Yang pertama bau kehidupan bagi percaya, dan bau kematian karena menolaknya: “Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.” (Matius  10:14) Jadi marilah kita dengan tak jemu-jemu untuk membawa Kabar Baik. Pertama-tama dari keluarga kita. Kita tahu bahwa Allah telah mengutus kita untuk memberitakan Injil kepada semua anggota kelaurga besar kita. Haleluyah, amin.

Intisari Khotbah Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th dalam Ibadah Raya Hati Nurani Ministries, Minggu; 14 Februari 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar