BAU KEMATIAN ATAU KEHIDUPAN?
2 Korintus 2:12-17
Kehadiran orang-orang percaya
yang memberitakan INJIL itu berdampak sangat luar biasa. Kehadiran mereka bisa menjadi kabar baik
sekaligus kabar buruk. Walaupun mereka membawa Kabar Baik tetapi kabar baik itu
dapat menjadi bau kematian yang mematikan. Kabar Baik itu juga dapat menjadi
roh kehidupan yang memberi kehidupan. Semuanya tergantung pada respon pendengar
kabar itu.
Orang yang mendengar Kabar Baik
dan menyambutnya dalam hati, maka bau kehidupan yang menghidupkan akan menjadi
aroma yang menyebar semarak sampai ke sorga. Sebaliknya, pendengar yang
mendengar namun menolaknya, maka aroma kematian akan segera menyeruak sampai ke
liang neraka?
Betapa sangat hebat dampak
pemberita Injil. Kehadiran mereka sangat menggetarkan surga dan neraka. Para pemberita Injil itu sungguh membawa otoritas dari
yang Mahatinggi untuk membawa bau kehidupan atau kematian bagi orang-orang yang
mendengar INJIL. Para pemberita Injil
inipun disertai Tuhan sehingga ketika mereka sampai di sebuah tempat, Allah
sudah membuka jalan sehingga mereka mendapatkan kemudahan untuk memberitakan
Kabar Baik: “Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku
dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.” (12)
Apa rahasia agar pintu pelayanan terbuka? Kita belajar ini
dari kehidupan Rasul Paulus. Paulus melakukan perjalanan misi hanya untuk
memberitakan Kabar Baik dan Pintu pelayanan selalu terbuka ketika dia bergerak
memberitakan INJIL. (Roma 10:15 Dan bagaimana mereka dapat
memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!")
Mengapa ada banyak yang
gagal dalam perjalanan misi atau gagal membangun ministry? Menurut apa yang
kita pelajari hari ini adalah karena seseorang melakukannya bukan untuk
memberitakan Kabar Baik. Motivasi seseorang sangat diperhatikan dalam hal ini.
Jika seseorang memulai pelayanan dengan maksud-maksud terselubung, maka
pekerjaan misi itu akan tersendat bahkan tidak jarang akan gagal. Tetapi jika
seseorang memulai pekerjaan misi dengan motivasi hanya untuk memberitakan
INJIL, Tuhan akan bekerja dengan membuka jalan.
Dalam pelayanan kita harus
belajar tentang arti kemitraan. Kemitraan itu mempermudah dan mempercepat
pelayanan. Bila kita ingin mencapai lebih jauh dan lebih besar, maka kita harus
membangun dan memelihara kemitraan. Paulus merasakan arti kemitraan itu
sehingga dia tidak tenang sampai menemukan mitra misinya yaitu Titus: “ Tetapi
hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab
itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.” (13)
Kemitraan adalah modal berharga dalam pelayanan.
Pengkhotbah menulis bahwa berdua lebih baik dari seorang diri. Dengan berdua,
dapat mengerjakan lebih banyak dari pada
sendiri. Banyak pekerjaan Tuhan menjadi lambat karena seseorang sulit
bekerjasama. Bahkan banyak pelayanan menjadi terhambat, karena orang-orang
tidak bekerjasama. Sekali lagi, tulisan Salomo dalam Pengkhotbah 4:9 sangat tepat: “Berdua
lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam
jerih payah mereka.”
Sekali lagi kita akan melihat
bahwa para pelayan Injil itu disertai dengan otoritas dari yang Mahatinggi.
Tuhan membawa pelayan-pelayan yang berhati teguh untuk memberitakan INJIL
kepada kemenangan: “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa
kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana.” (14)
Berita yang harum tentang KRISTUS
yang membuka jalan kemenangan dilakukannya melalui pelayan-pelayan yang
bergerak memberitakan INJIL. Ada
kuasa yang menyertai jika kitapun sebagai orang percaya bertekad untuk
memberitakan INJIL. Kehadiran kita sebagai pemberita Injil disertai dengan tanda-tanda
yang heran dari Kuasa Yesus Kristus. Kehadiran kita dilingkungan kita akan
mendatangkan bau yang mengerikan yaitu bau kematian yang menyengat sampai ke
liang neraka bagi orang yang menolak Injil. Tetapi Injil akan yang menjadi bau
kehidupan yang menghidupkan bagi orang yang mendengar INJIL dan menerima serta
percaya: “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di
tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi
yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau
kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang
demikian?” (15-16)
Kemurnia hati dalam pekerjaan
pemberitaan INJIL adalah batu ujian. Jika kita murni maka otoritas dan mukjizat
akan menyertai. Tetapi jika ada motivasi yang buruk, maka akan ada masalah
besar: “Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan
dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya
dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.” (17)
Pelayan yang murni menyebarkan dua bau bagi para
pendengarnya. Yang pertama bau kehidupan bagi percaya, dan bau kematian karena
menolaknya: “Dan apabila seorang tidak menerima
kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah
debunya dari kakimu.” (Matius 10:14) Jadi marilah kita dengan tak jemu-jemu
untuk membawa Kabar Baik. Pertama-tama dari keluarga kita. Kita tahu bahwa
Allah telah mengutus kita untuk memberitakan Injil kepada semua anggota
kelaurga besar kita. Haleluyah, amin.
Intisari Khotbah Pdt.
Joshua Mangiring Sinaga, S.Th dalam Ibadah Raya Hati Nurani Ministries, Minggu;
14 Februari 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar