Benih yang Berbuah Lebat
Markus 4:1-20
Bagaimana Benih Firman dapat bertumbuh dan berbuah lebat
dalam kehidupan rohani umatNya? Ini adalah pertanyaan penting sekaligus menarik.
Karena kita semua mahpum, ada demikian banyak orang yang mengalami kehidupan
yang berkemenangan karena firmanNya, namun lebih banyak lagi orang yang tidak
mendapatkan apa-apa dari firmanNya atau dengan kata lain mengalami kelesuan
rohani. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan seperti di tulis dalam Markus 4:1-20
yang membuat kita dapat menjawab pertanyaan ini.
Yesus Kristus menggambarkan ada 4
jenis media dimana benih firman itu ditaburkan. Kita tentu mengerti bahwa tanah
itu menggambarkan keadaan hati manusia. Media dimana firman Tuhan bisa tumbuh
adalah hati manusia (Roma 10:9-10). Keadaan hati manusialah yang menjadi faktor
utama hidup tidaknya firman. Keadaan hati jugalah yang menjadi faktor utama
bertumbuh dan berbuahnya firman. Intinya keadaan hatilah jawaban dari
pertanyaan besar tadi.
Ada 4 jenis tanah yang menjadi
gambaran hati manusia:
1.
Tanah di pinggir jalan (some fell by the way
side). Markus 4:4 “Pada waktu
ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis.”
Jenis manusia
ini adalah yang yang hatinya membuat firman adalah pilihan kedua (the way
side). Orang seperti ini MERAGUKAN bahwa firman dapat menjadi jawaban secara
total dalam masalah hidupnya. Mereka ibarat penonton sepakbola dalam sebuah
stadion. Mereka bersorak-sorai dan memberi komentar, tetapi sekalipun mereka
tidak pernah masuk menjadi pemain. Alkitab mengajarkan bahwa: “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu
tetap teguh di sorga.” (Mazmur 119:89) Bahkan pemazmur menjadikan firman
sebagai kegirangan dan sangat menikmatinya. Pemazmur begitu menyukai firman dan
menjadikannya kesukaan hatinya: “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu,
maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi
kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta
alam.” (Yeremia 15:16)
Oleh karena itulah maka orang-orang tipe seperti
ini menjadi sasaran tembak Iblis yang memang tak pernah ingin seorangpun
berolah kemenangan melalui firmanNya: 4:15 “Orang-orang yang di pinggir jalan,
tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu
datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.”
Ketika firman ditabur dihati orang yang ragu, hanya sesaat saja dan Iblis telah
mencurinya hingga tak sempat walau hanya untuk sekedar bertumbuh, apalagi
berbuah: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.”
(Yohanes 10:10a)
2. Tanah
yang berbatu-batu (And some fell on stony ground). Markus 4:5: “Sebagian jatuh di
tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera
tumbuh, karena tanahnya tipis.”
Jenis TANAH seperti ini adalah orang yang
menimbun “batu-batu” dalam hatinya. Mereka inilah yang menimbun segala
“batu-batu” yang memang sepertinya tak terlihat karena sementara seperti
terdeteksi ada pertumbuhan. Namun karena “batu-batu” yang tak juga dibuang dari
tanah hati maka pertumbuhan itu hanya sekejab dan tinggal menunggu waktu untuk
segera mati: “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat,
percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati,
hujat, kesombongan, kebebalan.” (Markus 7:21-22) Rasul Paulus megatakan bahwa
“batu-batu” itu adalah perbuatan daging yang “mematikan” benih firman yang
sedang bertumbuh: “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran,
hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati,
amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya.” (Galatia 5:19-21). Apakah pembunuh
yang paling mematikan? Apakah kanker? Aids? Perang? Kelaparan? Jawabanya
adalah Sakit Hati dan Iri Hati: “Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit
hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.” (Ayub 5:2)
Saya akan mendaftarkan
sebagian kecil orang-orang yang menimbun batu-batu dalam hatinya sampai menuai
celaka? Iman Besar dan Orang-Orang Saduki yang dengki melihat pelayanan Para
Rasul: “Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu
orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati.” (Kis
5:17), Saudara-Saudara Yusuf yang harus
menelan ludah mereka sendiri karena iri hati: “Karena iri hati, bapa-bapa
leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,” (Kis
7:9), Pengikut Agama Yahudi yang iri dan takut kehilangan pengaruh karena
Paulus: “Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah
mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang
dikatakan oleh Paulus.” (Kis 13:45). Dan masih sangat banyak lagi contoh-contoh
nyata yang dapat kita ambil bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Tanah hati yang penuh onak duri (And some
fell among thorns) Markus 4:7
“Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan
menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.”
Jenis tanah berikut ini adalah orang yang tersesat
dalam pergaulan dengan komunitas yang salah: dalam ayat 19 kita baca: “lalu kekuatiran dunia ini
dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah
menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” Pergaulan dalam dunia bisnis yang
menghalalkan segala cara untuk meloloskan sebuah proyek adalah contoh sederhana
dalam kasus ini. Coba kita buat pertanyaan dan jawab sendiri. Berapa persenkah
pengusaha kristen yang tetap menghormati dan menuruti kaidah etika bisnis yang
benar? Jawabannya dapat saya pastikan sangat kecil bukan? Orang-orang seperti
ini tentu tidak akan dapat mempertahankan firman tumbuh dalam hati mereka
karena untuk kepentingan memburu harta dan keinginan duniawi, mereka terpaksa
KOMPROMI. Alkitab mengajar agar kita tidak tersesat dalam pergaulan karena itu
dapat merusak benih firman yang telah ditabur dalam hati kita: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya
dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”
(Galatian 6:7)
4.
Tanah yang baik. (And other fell on good
ground): Markus 4:8 “Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia
tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
4.
Jenis tanah
ini adalah orang yang mendengar dan menyambut firman Allah dengan hati yang
gembira: ayat 20: “Dan akhirnya yang
ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman
itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat,
dan ada yang seratus kali lipat." Kita baca dalam terjemahan lain
kata-kata yang indah: “such as hear the word, and receive it, and bring
forth fruit,” (KJV)
Jenis tanah
yang baik adalah orang yang memiliki hati yang:
-
Mendengarkan. Ada dampak yang kuat kalau
kita memakai telinga mendengar firman:
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
(Roma 10:17). Saya selalu megnajar agar saudara pergi kegeraja dan mendegarkan
khotbah INJILI, mendengarkan radio yang menyiarkan Injil, menonton televisi
yang menyiarkan pengkhotbah Injil. Tahukah saudara bahwa IMANLAH yang membuat
firman itu hidup dan berkuasa. Tanpa iman yang dikatakan timbul dari
pendengaran oleh firman Kristus, maka benih yang ditaburkan akan bernasip sama
seperti ketiga hati bermasalah yang disampaikan tadi.
-
Menerima dengan GEMBIRA bukan dengan setengah
hati apalagi bersungut-sungut. Tahukah anda bahwa sukacita merupakan sebuah
energi yang lebih dahsyat dari bom atom? Sukacita dapat mengerjakan apa yang
mustahil. Tanpa sukacita, benih firman akan segera layu dan bernasip sama
seperti ketiga hati bermasalah tadi: “Benih
yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman
itu dan segera menerimanya dengan gembira.” (Matius 13:20)
Bagaimana caranya agar benih firman itu hidup dan
mengalami multiplikasi? Jawabannya sederhana saja. PERIKSA APA JENIS HATIMU!
Intisari Khotbah Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th DALAM Ibadah
Raya Hati Nurani Ministries Minggu, 7 Oktober 2007; Pukul 9.00; dan Pukul
18.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar