Selasa, 22 Januari 2013

Benih yang kelak berbuah lebat, sangat tergantung dimana ia tumbuh.


Benih yang Berbuah Lebat
Markus 4:1-20

Bagaimana Benih Firman dapat bertumbuh dan berbuah lebat dalam kehidupan rohani umatNya? Ini adalah pertanyaan penting sekaligus menarik. Karena kita semua mahpum, ada demikian banyak orang yang mengalami kehidupan yang berkemenangan karena firmanNya, namun lebih banyak lagi orang yang tidak mendapatkan apa-apa dari firmanNya atau dengan kata lain mengalami kelesuan rohani. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan seperti di tulis dalam Markus 4:1-20 yang membuat kita dapat menjawab pertanyaan ini.

Yesus Kristus menggambarkan ada 4 jenis media dimana benih firman itu ditaburkan. Kita tentu mengerti bahwa tanah itu menggambarkan keadaan hati manusia. Media dimana firman Tuhan bisa tumbuh adalah hati manusia (Roma 10:9-10). Keadaan hati manusialah yang menjadi faktor utama hidup tidaknya firman. Keadaan hati jugalah yang menjadi faktor utama bertumbuh dan berbuahnya firman. Intinya keadaan hatilah jawaban dari pertanyaan besar tadi.

Ada 4 jenis tanah yang menjadi gambaran hati manusia:

1.      Tanah di pinggir jalan (some fell by the way side). Markus  4:4 “Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.”

Jenis manusia ini adalah yang yang hatinya membuat firman adalah pilihan kedua (the way side). Orang seperti ini MERAGUKAN bahwa firman dapat menjadi jawaban secara total dalam masalah hidupnya. Mereka ibarat penonton sepakbola dalam sebuah stadion. Mereka bersorak-sorai dan memberi komentar, tetapi sekalipun mereka tidak pernah masuk menjadi pemain. Alkitab mengajarkan bahwa: “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga.” (Mazmur 119:89) Bahkan pemazmur menjadikan firman sebagai kegirangan dan sangat menikmatinya. Pemazmur begitu menyukai firman dan menjadikannya kesukaan hatinya: “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.” (Yeremia 15:16)

Oleh karena itulah maka orang-orang tipe seperti ini menjadi sasaran tembak Iblis yang memang tak pernah ingin seorangpun berolah kemenangan melalui firmanNya: 4:15 “Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.” Ketika firman ditabur dihati orang yang ragu, hanya sesaat saja dan Iblis telah mencurinya hingga tak sempat walau hanya untuk sekedar bertumbuh, apalagi berbuah: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.” (Yohanes 10:10a)

2.      Tanah yang berbatu-batu (And some fell on stony ground).  Markus 4:5: “Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.”

Jenis TANAH seperti ini adalah orang yang menimbun “batu-batu” dalam hatinya. Mereka inilah yang menimbun segala “batu-batu” yang memang sepertinya tak terlihat karena sementara seperti terdeteksi ada pertumbuhan. Namun karena “batu-batu” yang tak juga dibuang dari tanah hati maka pertumbuhan itu hanya sekejab dan tinggal menunggu waktu untuk segera mati: “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,  perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.” (Markus 7:21-22) Rasul Paulus megatakan bahwa “batu-batu” itu adalah perbuatan daging yang “mematikan” benih firman yang sedang bertumbuh: “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.” (Galatia 5:19-21). Apakah pembunuh yang paling mematikan? Apakah kanker? Aids? Perang? Kelaparan? Jawabanya adalah Sakit Hati dan Iri Hati: “Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.” (Ayub 5:2)

Saya akan mendaftarkan sebagian kecil orang-orang yang menimbun batu-batu dalam hatinya sampai menuai celaka? Iman Besar dan Orang-Orang Saduki yang dengki melihat pelayanan Para Rasul: “Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati.” (Kis 5:17), Saudara-Saudara Yusuf yang harus menelan ludah mereka sendiri karena iri hati: “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,” (Kis 7:9), Pengikut Agama Yahudi yang iri dan takut kehilangan pengaruh karena Paulus: “Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.” (Kis 13:45). Dan masih sangat banyak lagi contoh-contoh nyata yang dapat kita ambil bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Tanah hati yang penuh onak duri (And some fell among thorns)  Markus 4:7 “Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.”

Jenis tanah berikut ini adalah orang yang tersesat dalam pergaulan dengan komunitas yang salah: dalam  ayat 19 kita baca: “lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” Pergaulan dalam dunia bisnis yang menghalalkan segala cara untuk meloloskan sebuah proyek adalah contoh sederhana dalam kasus ini. Coba kita buat pertanyaan dan jawab sendiri. Berapa persenkah pengusaha kristen yang tetap menghormati dan menuruti kaidah etika bisnis yang benar? Jawabannya dapat saya pastikan sangat kecil bukan? Orang-orang seperti ini tentu tidak akan dapat mempertahankan firman tumbuh dalam hati mereka karena untuk kepentingan memburu harta dan keinginan duniawi, mereka terpaksa KOMPROMI. Alkitab mengajar agar kita tidak tersesat dalam pergaulan karena itu dapat merusak benih firman yang telah ditabur dalam hati kita: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (Galatian 6:7)

4.      Tanah yang baik. (And other fell on good ground): Markus 4:8 “Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
4.
Jenis tanah ini adalah orang yang mendengar dan menyambut firman Allah dengan hati yang gembira:  ayat 20: “Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat." Kita baca dalam terjemahan lain kata-kata yang indah: “such as hear the word, and receive it, and bring forth fruit,” (KJV)

Jenis tanah yang baik adalah orang yang memiliki hati yang:

-          Mendengarkan. Ada dampak yang kuat kalau kita memakai telinga mendengar firman: “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17). Saya selalu megnajar agar saudara pergi kegeraja dan mendegarkan khotbah INJILI, mendengarkan radio yang menyiarkan Injil, menonton televisi yang menyiarkan pengkhotbah Injil. Tahukah saudara bahwa IMANLAH yang membuat firman itu hidup dan berkuasa. Tanpa iman yang dikatakan timbul dari pendengaran oleh firman Kristus, maka benih yang ditaburkan akan bernasip sama seperti ketiga hati bermasalah yang disampaikan tadi.
-          Menerima dengan GEMBIRA bukan dengan setengah hati apalagi bersungut-sungut. Tahukah anda bahwa sukacita merupakan sebuah energi yang lebih dahsyat dari bom atom? Sukacita dapat mengerjakan apa yang mustahil. Tanpa sukacita, benih firman akan segera layu dan bernasip sama seperti ketiga hati bermasalah tadi: “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.” (Matius 13:20)

Bagaimana caranya agar benih firman itu hidup dan mengalami multiplikasi? Jawabannya sederhana saja. PERIKSA APA JENIS  HATIMU!

Intisari Khotbah Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th DALAM Ibadah Raya Hati Nurani Ministries Minggu, 7 Oktober 2007; Pukul 9.00; dan Pukul 18.00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar