Minggu, 02 Juni 2013

Mengenal Orang yang Murtad

Mengenal Orang yang Murtad
Ps Joshua Mangiring Sinaga, S.Th, M.Th

Banyak pertanyaan seputar  orang  murtad. Pertanyaan yang paling sering adalah, apakah orang yang pindah keyakinan itu adalah orang murtad? Atau apakah orang pindah dari agama Kristen ke agama lain itu adalah orang murtad? Apakah ada jalan pertobatan bagi orang murtad? Secara spesifik, seorang Ibu di Sumatera bernama Lisna Ciang mengajukan pertanyaan ini: “Tetangga saya yang sudah percaya kembali ke jalan yang lama yaitu menyembah berhala. Kalau ia sadar dan mau bertobat dan mengakui Yesus Juruselamat, apakah sudah tidak ada kesempatan lagi?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan saya jawab dalam uraian berikut ini.


Sebelumnya marilah kita mulai mengerti arti kata murtad? Dalam Ibrani  6:6 kita baca: “namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.” Kata murtad disini, berasal dari kata parapipto (par-ap-ip'-to) yang berarti:  to fall aside, (figuratively) to apostatize. KJV - fall away. Pada umumnya MURTAD berhubungan dengan kata benda 'APOSTASIA', Inggris: 'apostasy', atau kata kerja 'APHISTEMI' yang secara konseptual bermakna meninggalkan dengan pengertian berkhianat, memberontak, mengundurkan diri.

Kata aphistemi merupakan kata aktip yang menunjuk kepada kesadaran yang jelas dalam melakukan tindakan memberontak, mengkhianat, dan atau menjadi oposisi (musuh). Pengertian ini lebih dijelaskan lagi oleh Ibrani 6:

4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, 
5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, 6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka.

Orang Murtad itu dijelaskan sebagai orang yang telah diterangi hatinya namun berkhianat dan menjadi seteru Injil. Ini menjelaskan pribadi yang sudah mengenal dan menerima Yesus Kristus secara pribadi. Ia telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan bahkan dijelaskan lagi bahwa ia telah mengecap karunia Surgawi. Ini bisa berbicara tentang karunia-karunia Roh Kudus (lihat 1 Korintus 12:8-11).


Orang Murtad itu juga dijelaskan sebagai orang yang telah mengenal Firman Allah dan mengerti akan kehidupan kekal yang akan datang di Dunia yang Baru, namun berubah setias dan menjadi oposisi INJIL. Jika ada orang yang "murtad" dari perjanjian baru, artinya dia yang "sudah diterangi" (Ibrani 10:32), yaitu orang yang sengaja menentang dan menentang iman Kristen harus menderita hukuman yang lebih berat (Ibrani 10:29) : Sebab pandanglah betapa berat kesalahannya. Ia sudah menginjak-injak diriNya, yang ada dan sudah diakuinya sebagai Anak Allah. Ia menyangkal adanya arti kudus kepada darah, yang baginya sudah dipercayai menjadi meterai perjanjian dari pengudusannya sendiri.Karena satu-satunya korban dosa sudah ditolak oleh orang itu. Allah tidak menyediakan pengampunan bagi dosa semacam itu.

Jadi sekarang kita mengerti bahwa orang murtad itu haruslah orang yang telah terlebih dahulu ada didalam keluarga Allah, namun yang kemudian secara sadar memberontak, berkhianat, dan dan kemudian menjadi musuh (oposisi) Injil. Ini berarti tidak berhubungan dengan agama. Tidak juga berhubungan dengan pindah agama. Karena orang pindah agama, tidak pernah dikatakan sebagai orang yang murtad dalam INJIL. Sekalai lagi, murtad tidak identik dengan pindah agama sehingga orang yang pindah agama bukan selalu oran murtad.

Mari kita pertajam pengertiannya dengan menganalisa Ibrani 10:26. Dalam terjemahan KJV;  “For if we sin willfully after we have received the knowledge of the truth, there no longer remains a sacrifice for sins.” (εκουσιως γαρ αμαρτανοντων ημων μετα το λαβειν την επιγνωσιν της αληθειας ουκετι περι αμαρτιων απολειπεται θυσια. Kita melihatnya dalam iterjemahan nterlinear: ekousiôs {dengan sengaja} gar {sebab} hamartanontôn {jika terus berdosa} hêmôn {kita} meta {sesudah} to labein {menerima} tên epignôsin {pengetahuan} tês alêtheias {tentang kebenaran} ouketi {tidak lagi} peri {menghapus} hamartiôn {dosa-dosa} apoleipetai {tertinggal} thusia {kurban}.

Pengertian dosa diatas adalah "kemurtadan", bukan dosa biasa (bandingkan dengan Yesaya 1:2, 19-20; Ibrani 3:12, 13:2; 2 Petrus 2:21). ‘Berbuat dosa’ diterjemahkan dari "hamartanontôn" dari kata hamartano. Dalam NIV sering kata ini diartikan ‘commit sin’ (yang disengaja).
Maka orang yang ‘sengaja murtad’ padahal ia sudah tahu kebenaran bahwa Yesus hanya sekali saja menebus dosa manusia dengan kematianNya. “Maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu”. Jadi semakin jelas bagi kita bahwa orang murtad itu adalah orang secara sadar, sengaja, menunjukkan sikap serta perbuatan (roh, jiwa, dan tubuh), berkhianat, memberontak, mengundurkan diri, (dan kemudian menjadi oposisi/melawan) INJIL Yesus Kristus.

Ibrani 10: 30-31 memberi penegasan : Adakah akibat apapun yang lebih mengerikan daripada cara demikian (murtad)? sebab mereka yang murtad itu akan menghadapi Allah sebagai lawannya dalam penghakiman (ayat 31).

Pertanyaan Ibu Lisna adalah: Tetangga saya yang sudah percaya kembali ke jalan yang lama yaitu menyembah berhala. Kalau ia sadar dan mau bertobat dan mengakui Yesus Juruselamat, apakah sudah tidak ada kesempatan lagi?

Jawaban saya:  Tetangga ibu itu sudah percaya Yesus, dan tentunya menjadi Kristen. Hanya saja pertanyaan ibu tidak menjelaskan sejauh mana iman kepercayaan dia. Apakah waktu dia percaya, ia telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus (lahir baru), apakah dia telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan mengecap karunia Surgawi dengan kata lain dia sudah mendapatkan karunia-karunia Roh Kudus (lihat 1 Korintus 12:8-11). Apakah ia sudah  mengenal Firman Allah dan mengerti akan kehidupan kekal yang akan datang di Dunia yang Baru. Artinya, apakah kekristenan tetangga ibu sudah dewasa?

Jadi ada dua jawabab saya. Yang pertama adalah jika ia sudah mengalami hal-hal yang saya jelaskan tadi, maka benar dia adalah orang murtad karena ia telah menjadi musuh Injil.

Yang kedua, dan ini yang saya lebih percaya. Bahwa tetangga ibu itu belum mengalami kedewasaan iman maka dia berbalik dari jalan kebenaran dan kembalai lagi kepada penyembahan berhala. Sesungguhnya, dulu ia hanya ikut-ikutan menjadi orang Kristen, sehingga akar kekristenannya tidak kuat. Ini juga dijelaskan karena ibu tidak mengatakan bahwa ia menjadi musuh atau seteru Injil. Jadi baiklah ibu berdoa lagi danminta tuntutan Tuhan agar diberikan hikmat oleh Roh Kudus bagaimana cara menyelidiki tetangga tersebut dan kemudian memutuskan untuk tetap mendoakannya atau berhenti sama sekali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar