Mengenal Orang yang Murtad
Ps
Joshua Mangiring Sinaga, S.Th, M.Th
Banyak pertanyaan
seputar orang murtad. Pertanyaan yang paling sering adalah,
apakah orang yang pindah keyakinan itu adalah orang murtad? Atau apakah orang
pindah dari agama Kristen ke agama lain itu adalah orang murtad? Apakah ada
jalan pertobatan bagi orang murtad? Secara spesifik, seorang Ibu di Sumatera
bernama Lisna Ciang mengajukan pertanyaan ini: “Tetangga saya yang sudah
percaya kembali ke jalan yang lama yaitu menyembah berhala. Kalau ia sadar dan
mau bertobat dan mengakui Yesus Juruselamat, apakah sudah tidak ada kesempatan
lagi?”. Pertanyaan-pertanyaan ini akan saya jawab dalam uraian berikut ini.
Sebelumnya marilah
kita mulai mengerti arti kata murtad? Dalam Ibrani 6:6 kita baca: “namun yang murtad lagi, tidak
mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka
menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.” Kata
murtad disini, berasal dari kata parapipto (par-ap-ip'-to) yang berarti: to fall aside, (figuratively) to apostatize. KJV
- fall away. Pada umumnya MURTAD berhubungan dengan kata benda 'APOSTASIA',
Inggris: 'apostasy', atau kata kerja 'APHISTEMI' yang secara
konseptual bermakna meninggalkan dengan pengertian berkhianat, memberontak,
mengundurkan diri.
Kata aphistemi
merupakan kata aktip yang menunjuk kepada kesadaran yang jelas dalam melakukan
tindakan memberontak, mengkhianat, dan atau menjadi oposisi (musuh). Pengertian
ini lebih dijelaskan lagi oleh Ibrani 6:
4) Sebab mereka yang
pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi,
dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,
5) dan yang
mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan
datang, 6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi
sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak
Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka.
Orang Murtad itu
dijelaskan sebagai orang yang telah diterangi hatinya namun berkhianat dan
menjadi seteru Injil. Ini menjelaskan pribadi yang sudah mengenal dan menerima Yesus
Kristus secara pribadi. Ia telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan
bahkan dijelaskan lagi bahwa ia telah mengecap karunia Surgawi. Ini bisa
berbicara tentang karunia-karunia Roh Kudus (lihat 1 Korintus 12:8-11).
Orang Murtad itu
juga dijelaskan sebagai orang yang telah mengenal Firman Allah dan mengerti
akan kehidupan kekal yang akan datang di Dunia yang Baru, namun berubah setias
dan menjadi oposisi INJIL. Jika ada orang yang "murtad" dari
perjanjian baru, artinya dia yang "sudah diterangi" (Ibrani 10:32),
yaitu orang yang sengaja menentang dan menentang iman Kristen harus menderita
hukuman yang lebih berat (Ibrani 10:29) : Sebab pandanglah betapa berat kesalahannya.
Ia sudah menginjak-injak diriNya, yang ada dan sudah diakuinya sebagai Anak
Allah. Ia menyangkal adanya arti kudus kepada darah, yang baginya sudah
dipercayai menjadi meterai perjanjian dari pengudusannya sendiri.Karena
satu-satunya korban dosa sudah ditolak oleh orang itu. Allah tidak menyediakan
pengampunan bagi dosa semacam itu.
Jadi sekarang
kita mengerti bahwa orang murtad itu haruslah orang yang telah terlebih dahulu
ada didalam keluarga Allah, namun yang kemudian secara sadar memberontak,
berkhianat, dan dan kemudian menjadi musuh (oposisi) Injil. Ini berarti tidak
berhubungan dengan agama. Tidak juga berhubungan dengan pindah agama. Karena orang
pindah agama, tidak pernah dikatakan sebagai orang yang murtad dalam INJIL.
Sekalai lagi, murtad tidak identik dengan pindah agama sehingga orang yang
pindah agama bukan selalu oran murtad.
Mari kita pertajam pengertiannya dengan menganalisa Ibrani 10:26. Dalam
terjemahan KJV;
“For if we sin willfully after we have received the knowledge of the truth,
there no longer remains a sacrifice for sins.” (εκουσιως γαρ αμαρτανοντων ημων
μετα το λαβειν την επιγνωσιν της αληθειας ουκετι περι αμαρτιων απολειπεται
θυσια. Kita melihatnya dalam iterjemahan nterlinear: ekousiôs {dengan
sengaja} gar {sebab} hamartanontôn {jika terus berdosa} hêmôn {kita} meta
{sesudah} to labein {menerima} tên epignôsin {pengetahuan} tês alêtheias
{tentang kebenaran} ouketi {tidak lagi} peri {menghapus} hamartiôn {dosa-dosa}
apoleipetai {tertinggal} thusia {kurban}.
Pengertian dosa
diatas adalah "kemurtadan", bukan dosa biasa (bandingkan dengan
Yesaya 1:2, 19-20; Ibrani 3:12, 13:2; 2 Petrus 2:21). ‘Berbuat dosa’
diterjemahkan dari "hamartanontôn" dari kata hamartano. Dalam
NIV sering kata ini diartikan ‘commit
sin’ (yang disengaja).
Maka orang yang ‘sengaja murtad’ padahal ia sudah tahu kebenaran bahwa Yesus hanya sekali saja menebus dosa manusia dengan kematianNya. “Maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu”. Jadi semakin jelas bagi kita bahwa orang murtad itu adalah orang secara sadar, sengaja, menunjukkan sikap serta perbuatan (roh, jiwa, dan tubuh), berkhianat, memberontak, mengundurkan diri, (dan kemudian menjadi oposisi/melawan) INJIL Yesus Kristus.
Maka orang yang ‘sengaja murtad’ padahal ia sudah tahu kebenaran bahwa Yesus hanya sekali saja menebus dosa manusia dengan kematianNya. “Maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu”. Jadi semakin jelas bagi kita bahwa orang murtad itu adalah orang secara sadar, sengaja, menunjukkan sikap serta perbuatan (roh, jiwa, dan tubuh), berkhianat, memberontak, mengundurkan diri, (dan kemudian menjadi oposisi/melawan) INJIL Yesus Kristus.
Ibrani 10: 30-31 memberi penegasan : Adakah akibat apapun yang lebih mengerikan daripada cara demikian (murtad)? sebab mereka yang murtad itu akan menghadapi Allah sebagai lawannya dalam penghakiman (ayat 31).
Pertanyaan Ibu
Lisna adalah: Tetangga saya yang sudah percaya kembali ke jalan yang lama yaitu
menyembah berhala. Kalau ia sadar dan mau bertobat dan mengakui Yesus
Juruselamat, apakah sudah tidak ada kesempatan lagi?
Jawaban saya: Tetangga ibu itu sudah percaya Yesus, dan
tentunya menjadi Kristen. Hanya saja pertanyaan ibu tidak menjelaskan sejauh
mana iman kepercayaan dia. Apakah waktu dia percaya, ia telah mengalami
perjumpaan pribadi dengan Yesus (lahir baru), apakah dia telah mengalami perjumpaan
pribadi dengan Tuhan dan mengecap karunia Surgawi dengan kata lain dia sudah
mendapatkan karunia-karunia Roh Kudus (lihat 1 Korintus 12:8-11). Apakah ia
sudah mengenal Firman Allah dan mengerti
akan kehidupan kekal yang akan datang di Dunia yang Baru. Artinya, apakah
kekristenan tetangga ibu sudah dewasa?
Jadi ada dua
jawabab saya. Yang pertama adalah jika ia sudah mengalami hal-hal yang saya
jelaskan tadi, maka benar dia adalah orang murtad karena ia telah menjadi musuh
Injil.
Yang kedua, dan
ini yang saya lebih percaya. Bahwa tetangga ibu itu belum mengalami kedewasaan
iman maka dia berbalik dari jalan kebenaran dan kembalai lagi kepada
penyembahan berhala. Sesungguhnya, dulu ia hanya ikut-ikutan menjadi orang
Kristen, sehingga akar kekristenannya tidak kuat. Ini juga dijelaskan karena
ibu tidak mengatakan bahwa ia menjadi musuh atau seteru Injil. Jadi baiklah ibu
berdoa lagi danminta tuntutan Tuhan agar diberikan hikmat oleh Roh Kudus
bagaimana cara menyelidiki tetangga tersebut dan kemudian memutuskan untuk
tetap mendoakannya atau berhenti sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar