Pribadi yang DiurapiNya
Zakaria
4:1-14
Perikop ini merupakan penglihatan Nabi
Zakaria pada zaman Raja Darius memerintah di Babel. Diperkirakan Zakaria
melayani umat Israel di pembuangan pada masa tua nabi Daniel. Nabi Zakaria satu
angkatan dengan nabi Hagai yang menyorot peranan dua tokoh Israel yaitu
Zerubabel Bin Sealtiel Bupati Yehuda dan Yosua Bin Yozadak Imam Besar Bait
Allah. Pokok pikiran kedua nabi ini adalah PEMBANGUNAN KEMBALI RERUNTUHAN BAIT
SUCI di Yerusalem. Seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya tentang aplikasi
pembangunan Bait Suci hari ini adalah mengacu pada pembangunan gereja yang
sejati yaitu membangun manusia kristiani yang berkenan di mata Tuhan.
Mengapa Allah begitu tertarik dengan
seorang Zerubabel dan Yosua? Bahkan Zerubabel termasuk garis keturunan Daud
yang menjadi nenek moyang Yusuf istri Maria Bunda Kristus. Marilah kita
mempelajari ada 4 hal yang tersirat dari penglihatan nabi Zakaria tentang
pribadi yang dipakaiNya. Bagaimana agar Allah melihat bahwa seeorang pantas untuk
dipakai menjadi alat di dalam ladangNya.
Kita mempelajari ayat-ayat penting
berikut: “Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?"
Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan
tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada
tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu. Dan pohon
zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di
sebelah kirinya.” (4:2-3)
1.
KEMURNIAN
Kandil dalam penglihatan Zakaria adalah
murni dari emas. Ini bicara tentang kwalitas dan kemurnian. Ada saatnya Israel
menggantikan perlengkapan ibadah dalam Bait Suci dari perunggu atau logam
campuran lainya. Ini terjadi ketika mereka jatuh miskin dan perabotan Bait Suci
di jarah oleh bangsa penjajah. Istilahnya adalah dari pada tidak ada. Seperti
kata orang, tidak ada rotan akarpun jadi.
Dalam kehidupan rohani, ketidakmurnian
adalah penyakit serius yang mematikan. Urapan hanya akan mengalir jika hidup
kita tidak tercampur dengan sampah duniawi. “Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya
itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa
melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah. (Galatia 5:19-21) Allah hanya bisa memakai
seseorang yang memiliki ketulusan. Seorang yang tidak membiarkan hatinya
terkontaminasi dengan hal-hal duniawi yang menajiskan. Karena hati kita memang
harus benar-benar terbuat dari emas yaitu kemurnian. “Dari satu talenta emas murni haruslah
dibuat kandil itu dengan segala perkakasnya itu.” (Keluaran
25:39)
2.
URAPAN
Minyak di bagian atas bicara tentang
Aliran Kuasa Urapan. Apa arti urapan? Saya menyebutnya ketergantungan pada
Allah secara total. Ada banyak pelayan Tuhan merasa dengan management yang
baik, dana yang melimpah, strata pendidikan tinggi, koneksitas yang luas,
gedung gereja yang strategis, dan nama yang terkenal, akan menjadi jaminan
Tuhan memakainya. Zakaria menulis dengan tegas bahwa semua itu hanya menjadi
barang rongsokan yang tidak bermakna apa-apa tanpa Roh Allah: “Maka berbicaralah ia,
katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN
semesta alam.” (4:6) Terjemahan KJV menyebutkan: Not
by might, nor by power, but by my spirit, saith the LORD of hosts. Maka
jelaslah bahwa seorang pengkhotbah yang mengandalkan buku reverensi, labtop,
LCD ketika berbicara di mimbar tanpa Roh Allah dia tak lebih dari tong kosong
yang berbunyi nyaring. Hanya dengan Roh Allahlah semua fasilitas tadi akan
berfungsi efektif. Seseorang hanya akan dipakainya jika ia penuh dengan
pengurapan Roh Allah, tidak peduli apakah dia seorang doktor theologia. Karena
Roh Allah ada pada Zarubabel, maka dia dapat menyelesaikan pembangunan Bait
Suci walaupun mereka menghadapi rintangan yang sangat berat: “Tangan Zerubabel telah
meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu
akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.” (4:9)
3.
KEINTIMAN
Keintiman atau persekutuan pribadi dengan
Tuhan adalah kunci ketiga. Tujuh Pelita bicara tentang kemahahadiran Tuhan.
Allah hadir senantiasa karena itu Dia bernama Jehovah Syamah! Maka dari itulah,
seorang yang akan dipakaiNya pun harus menghadirkan dirinya senantiasa bagi
Dia. Jangan pernah bermimpin anda akan dipakai Tuhan dalam palayanan jika
persekutuan pribadi anda dengannya tidak karuan. Jika anda hanya berdoa kalau
ada waktu maka catatlah baik-baik, anda hanya akan menjadi palayan biasa-biasa
saja yang tidak diperhitungkan sebagai perabotan bait Allah yang penting.
Mengapa ada banyak orang yang begitu spektakuler dipakai Tuhan dalam pelayanan?
Jawabannya adalah mereka semua telah membayarnya dengan sangat mahal melalui
ketaatan dan kesetian yang total dalam persekutuan lewat doa, pujian,
penyembahan, dan pengorbanan bagi Dia. Karen: “…Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang
menjelajah seluruh bumi. (4:10b) Maka seharunyalah
semua pelayan memberikan sepanjang hidupnya bagi Dia.
4.
IMPARTASI
Dua pohon zaitun di antara kandil
itu bicara tentang pelayan yang
dipakai-Nya. Zerubabel dan Yosua adalah pelayan yang luar biasa karena mereka
adalah pribadi yang mengimpartasikan kemurnian dalam kepemimpinannya. Mengapa
banyak pelayan Tuhan mandeg? Jawabannya adalah karena mereka menjadi tidak
murni dan akhirnya mengimpartasi ketidakmurnian. Dapat kita bayangkan apa
jadinya jika seorang yang munafik menjadi pelayan Tuhan! Apa jadinya nasip
komunitas dalam komunitasnya? Nabi Zakaria menulis: “Untuk kedua kalinya berbicaralah aku
kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua
pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?” (4:12) Seorang yang akan dipakainya adalah seorang yang mengalirkan
emas, bukan logam campuran dari hatinya. Apa artinya? Artinya adalah seorang
pelayan yang hatinya murni. Dengan demikian juga maka kita pun harus bijak dan
mengenal secara dalam pemimpin kita. Karena kwalitas pemimpin akan mempengaruhi
apa yang dapat di impartasikannya kedalam kehidupan anda.
Intisari Khotbah:
Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th. Ibadah Raya Minggu, 2 September 2007
HatiNurani Ministries Chapter Induk Semper
Tidak ada komentar:
Posting Komentar