Minggu, 16 Juni 2013

PRIBADI YANG DIURAPI



Pribadi yang DiurapiNya
Zakaria 4:1-14



Perikop ini merupakan penglihatan Nabi Zakaria pada zaman Raja Darius memerintah di Babel. Diperkirakan Zakaria melayani umat Israel di pembuangan pada masa tua nabi Daniel. Nabi Zakaria satu angkatan dengan nabi Hagai yang menyorot peranan dua tokoh Israel yaitu Zerubabel Bin Sealtiel Bupati Yehuda dan Yosua Bin Yozadak Imam Besar Bait Allah. Pokok pikiran kedua nabi ini adalah PEMBANGUNAN KEMBALI RERUNTUHAN BAIT SUCI di Yerusalem. Seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya tentang aplikasi pembangunan Bait Suci hari ini adalah mengacu pada pembangunan gereja yang sejati yaitu membangun manusia kristiani yang berkenan di mata Tuhan.

Mengapa Allah begitu tertarik dengan seorang Zerubabel dan Yosua? Bahkan Zerubabel termasuk garis keturunan Daud yang menjadi nenek moyang Yusuf istri Maria Bunda Kristus. Marilah kita mempelajari ada 4 hal yang tersirat dari penglihatan nabi Zakaria tentang pribadi yang dipakaiNya. Bagaimana agar Allah melihat bahwa seeorang pantas untuk dipakai menjadi alat di dalam ladangNya.

Kita mempelajari ayat-ayat penting berikut: “Maka berkatalah ia kepadaku: "Apa yang engkau lihat?" Jawabku: "Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu. Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya.” (4:2-3)

1.      KEMURNIAN

Kandil dalam penglihatan Zakaria adalah murni dari emas. Ini bicara tentang kwalitas dan kemurnian. Ada saatnya Israel menggantikan perlengkapan ibadah dalam Bait Suci dari perunggu atau logam campuran lainya. Ini terjadi ketika mereka jatuh miskin dan perabotan Bait Suci di jarah oleh bangsa penjajah. Istilahnya adalah dari pada tidak ada. Seperti kata orang, tidak ada rotan akarpun jadi.

Dalam kehidupan rohani, ketidakmurnian adalah penyakit serius yang mematikan. Urapan hanya akan mengalir jika hidup kita tidak tercampur dengan sampah duniawi. “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (Galatia 5:19-21) Allah hanya bisa memakai seseorang yang memiliki ketulusan. Seorang yang tidak membiarkan hatinya terkontaminasi dengan hal-hal duniawi yang menajiskan. Karena hati kita memang harus benar-benar terbuat dari emas yaitu kemurnian. “Dari satu talenta emas murni haruslah dibuat kandil itu dengan segala perkakasnya itu.” (Keluaran 25:39)

2.  URAPAN

Minyak di bagian atas bicara tentang Aliran Kuasa Urapan. Apa arti urapan? Saya menyebutnya ketergantungan pada Allah secara total. Ada banyak pelayan Tuhan merasa dengan management yang baik, dana yang melimpah, strata pendidikan tinggi, koneksitas yang luas, gedung gereja yang strategis, dan nama yang terkenal, akan menjadi jaminan Tuhan memakainya. Zakaria menulis dengan tegas bahwa semua itu hanya menjadi barang rongsokan yang tidak bermakna apa-apa tanpa Roh Allah: “Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.” (4:6) Terjemahan KJV menyebutkan: Not by might, nor by power, but by my spirit, saith the LORD of hosts. Maka jelaslah bahwa seorang pengkhotbah yang mengandalkan buku reverensi, labtop, LCD ketika berbicara di mimbar tanpa Roh Allah dia tak lebih dari tong kosong yang berbunyi nyaring. Hanya dengan Roh Allahlah semua fasilitas tadi akan berfungsi efektif. Seseorang hanya akan dipakainya jika ia penuh dengan pengurapan Roh Allah, tidak peduli apakah dia seorang doktor theologia. Karena Roh Allah ada pada Zarubabel, maka dia dapat menyelesaikan pembangunan Bait Suci walaupun mereka menghadapi rintangan yang sangat berat: “Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya. Maka kamu akan mengetahui, bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu.” (4:9)

3.      KEINTIMAN

Keintiman atau persekutuan pribadi dengan Tuhan adalah kunci ketiga. Tujuh Pelita bicara tentang kemahahadiran Tuhan. Allah hadir senantiasa karena itu Dia bernama Jehovah Syamah! Maka dari itulah, seorang yang akan dipakaiNya pun harus menghadirkan dirinya senantiasa bagi Dia. Jangan pernah bermimpin anda akan dipakai Tuhan dalam palayanan jika persekutuan pribadi anda dengannya tidak karuan. Jika anda hanya berdoa kalau ada waktu maka catatlah baik-baik, anda hanya akan menjadi palayan biasa-biasa saja yang tidak diperhitungkan sebagai perabotan bait Allah yang penting. Mengapa ada banyak orang yang begitu spektakuler dipakai Tuhan dalam pelayanan? Jawabannya adalah mereka semua telah membayarnya dengan sangat mahal melalui ketaatan dan kesetian yang total dalam persekutuan lewat doa, pujian, penyembahan, dan pengorbanan bagi Dia. Karen: “…Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi. (4:10b) Maka seharunyalah semua pelayan memberikan sepanjang hidupnya bagi Dia.

4.      IMPARTASI

Dua pohon zaitun di antara kandil itu  bicara tentang pelayan yang dipakai-Nya. Zerubabel dan Yosua adalah pelayan yang luar biasa karena mereka adalah pribadi yang mengimpartasikan kemurnian dalam kepemimpinannya. Mengapa banyak pelayan Tuhan mandeg? Jawabannya adalah karena mereka menjadi tidak murni dan akhirnya mengimpartasi ketidakmurnian. Dapat kita bayangkan apa jadinya jika seorang yang munafik menjadi pelayan Tuhan! Apa jadinya nasip komunitas dalam komunitasnya? Nabi Zakaria menulis: “Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?” (4:12) Seorang yang akan dipakainya adalah seorang yang mengalirkan emas, bukan logam campuran dari hatinya. Apa artinya? Artinya adalah seorang pelayan yang hatinya murni. Dengan demikian juga maka kita pun harus bijak dan mengenal secara dalam pemimpin kita. Karena kwalitas pemimpin akan mempengaruhi apa yang dapat di impartasikannya kedalam kehidupan anda.
Intisari Khotbah: Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th. Ibadah Raya Minggu, 2 September 2007 HatiNurani Ministries Chapter Induk Semper

Tidak ada komentar:

Posting Komentar