PERNIKAHAN SEBAGAI PENCARIAN DAN PERTEMUAN OLEH JIWA
(Kejadian
2:18-15)
Pernikahan adalah kreasi dari sorga.
Pernikahan bukan produk dari peradaban manusia.
Pernikahan juga bukan rekayasa atau dorongan lahiriah. Alkitab mencatat
bahwa Allah memulai debut sejarah manusia lewat peristiwa pernikahan paling
spektakuler di Taman Eden. Perjanjian Baru juga mengisahkan pelayanan Yesus di
awali dari pernikahan penuh mukzijat di Kana. Kita belajar dari Alkitab bahwa
kelak saat Yesus kembali menjemput mempelainya yaitu gereja, akan ada pesta pernikahan
paling dahsyat. Jadi jelaslah bagi kita bahwa pernikahan itu merupakan hal yang
rohani dan kudus. Pernikahan bukan sesuatu yang menakutkan jikalau kita
mengikuti alur yang telah dikreasi oleh
Sang Penciptanya.
Ada banyak alasan mengapa orang menikah
dengan dasar yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Berikut kita mempelajarinya
secara singkat:
- Kompromi Iman. Ada banyak orang yang merasa bahwa menikah dengan orang yang tak seiman itu bukan masalah besar. Mereka berpendapat bahwa ada banyak yang menikah dengan lain iman tetapi kelihatan baik-baik saja. Ada juga yang beralasan bahwa menikah dengan lain iman dapat menarik pasangannya kelak setelah menikah menjadi teman satu iman. Ini semua salah. Alkitab jelas menulis: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Korintus 6:14). Ketika seseorang mengikatkan diri dalam pernikahan dengan seseorang, maka seterang apapun cahayanya akan segera meredup ditelan kegelapan pasangannya yang tidak seiman.
- Dorongan Kebutuhan Seksual. Memang Alkitab menulis: “Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu.” (1 Korintus 7:9) Namun ayat ini konteksnya bersifat situasional. Anda jangan pernah menikah hanya karena ingin memuaskan hawa nafsu libido. Jikalau seseorang menikah hnaya untuk memuaskan hasrat libido, maka seseorang tidak akan pernah puas. Karena libido tidak akan pernah puas. Inilah yang menjadi cikal bakal perselingkuhan dan perjinahan dalam keluarga karena orientasi melulu adalah sex.
- Menghindari Masalah. Ada demikian banyak masalah di dalam hidup ini tetapi jangan pernah berharap dengan menikah maka masalah akan selesai. Ketika anda melangkah memasuki pernikahan justru segudang masalah akan segera menghadang. Bagi pernikahan yang tidak dalam jalur yang benar, maka pernikahan itu adalah gudang dari masalah. Ingatlah, pernikahan dapat menjadi seindah surga jika anda menikah dengan orang pilihan Tuhan, tetapi ingat juga bahwa pernikahan anda akan menjadi seperti neraka jika anda menikah dengan orang yang tidak tepat. Pernikahan dapat menjadi tempat perteduhan dan kelegaaan, tetapi sekaligus juga dapat menjadi sarang masalah yang menjerat. Jadi yang benar adalah, Tuhanlah tempat kita temukan jalan keluar dari masalah (Ibrani 4:16).
- Demi Status. Ini yang sering kali mendorong orang menikah. Mereka berharap dengan menikah akan memperbaiki status mereka. Apalagi di dunia timur, perempuan akan dicemooh jika belum menikah pada umur 30an ke atas. Saudara, pernikahan memang sepintas mengangkat status tetapi sejatinya pernikahan tidak akan bermanfaat lebih baik jika pernikahan itu sendiri tidak sesuai kehendakNya.
- Demi Harta. Yang paling sering di kejar orang di dunia mungkin adalah harta. Tapi jangan jadikan harta sebagai alasan anda menikah. Perhatikanlah bahwa demi mencari harta orang jatuh ke dalam dosa. Paulus menulis: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:10). Ingatlah baik-baik bahwa hanya berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya (Amsal 10:22). Jika anda menikahi seseorang karena melihat harta, maka anda akan segera memasuki lingkungan yang penuh dengan rupa-tupa kejahatan. Bagi anda yang kaya, hati-hatilah jika seseorang mau menikah dengan anda oleh karena kekayaaan anda.
Dasar-Dasar Pernikahan
Kristiani
1.
Inisiatif dari Sorga. Kita
membaca: “TUHAN
Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (2:18). Perhatikanlah bunyi ayat ini. Tuhan yang memikirkannya.
Jelas sekali bahwa pernikahan merupakan pemikiran agung dan kudus dari Tuhan.
Pernikahan yang sejati juga harus melibatkan Tuhan. Jikalau anda menikah tanpa
pernah bertanya atau minimal mendapatkan konfirmasi dari saudara seiman, maka
anda sedang menggeser inisiator agung pernikahan. Ingatlah baik, anda sedang
memasuki sebuah pernikahan yang bermasalah.
2.
Sepadan. Konteks kata sepadan
dalam perikop yang kita pelajari ini adalah harkat dan derajat individu: “Manusia itu memberi nama
kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang
hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan
dia.” (20) Kontesnya jelas, Adam tidak menemukan
individu yang sederajat dengan dia di antara semua binatang ciptaan Tuhan di
Taman Eden. Nah, arti sepadan yang sejati tidak berkaitan dengan status, harta,
atau strata seseorang. Tetapi sepadan itu berarti sesama jenis spesies. Atau
dengan kata lain sesama manusia yang lain jenis yang sederajat. Perhatikan,
pernikahan pertama tidak pernah terhubung atau terkait dengan strata manusia.
3.
Jodoh di Tangan Tuhan. Mungkin
inilah kata-kata klasik yang paling sering kita dengan. Namun tahukan anda
bahwa statement ini adalah alkitabiah? “Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu
tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari
padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil
TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu
dibawa-Nya kepada manusia itu.” (21-22) Adam tertidur
dan Tuhan yang mengatur segala sesuatu mengenai jodohnya. Tangan Tuhan yang
membentuk rusuknya menjadi seorang hawa. Memang ada orang yang menikah oleh
kemauan sendiri karena manusia memiliki hak bebas (free will) tetapi
orang yang beriman tentu akan memilih taat kepada jodoh yang disediakan Tuhan.
Arti dari tidur nyenyak tidak berarti seseorang vacum. Tidur nyenyak
berarti tubuh diam dan membiarkan jiwa yang mencari. Kebanyakan kita
menikah karena mata kita menyukai seseorang dan hampir pasti itu semua
berhubungan dengan hal yang bersifat fisik atau material yang kelihatan. Salomo dalam pernikahan paling spektakuler
sepanjang sejarah dalam hal jumlah (700 istri dan 300 selir) mengalami
kehampaan jiwa dalam pernikahannya. Ia menulis: “Lihatlah, ini yang kudapati, kata
Pengkhotbah: Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat
kesimpulan, yang masih kucari tetapi tidak kudapati, kudapati seorang laki-laki
di antara seribu, tetapi tidak kudapati seorang perempuan di antara mereka.” (Pengkhotbah 7:”27-28) Kita membaca dalam KJV, “Which yet my
soul seeketh, but I find not.” (apa yang di cari oleh jiwaku, tidak
kutemukan). Jadi pernikahan dan jodoh yang sejati adalah pernikahan seseorang
yang telah ditemukan oleh jiwa bukan oleh mata jasmaniah. Kita sering lupa dan
membiarkan mata jiwa kita buta dan hanya memakai mata di kepala kita untuk
memilih?
4.
Pengakuan. Adam berkata: “Lalu berkatalah manusia itu:
"Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan
dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."(23) Sebuah pernikahan harus melalui tahap pengakuan dari hati dan
keluar dari mulut. Jangan pernah menikah dengan seseorang yang tidak pernah
mengatakan cinta pada anda. Lantas, jika seseorang yang begitu ngotot untuk
mendengarkan seseorang mengatakan cinta,
itu adalah tindakan yang tepat. Sama seperti hari ini, kita akan mendengarkan
janji nikah yang di ucapkan oleh kedua mempelai. Ini semua menggenapkan apa
yang Tuhan kehendaki. Kiranya Tuhan memberkati pernikahan yang kudus ini.
INTISARI khotbah Pdt. Joshua M. Sinaga,
S.Th dalam Ibadah Pernikahan Kudus Hati Nurani Ministries Chapter Induk
Semper, Sabtu, 16 Juni 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar