PANGGILAN PELAYANAN
KASIH
(2
Korintus 8:1-7)
Zaman ini memang sudah egosentris. Orang-orang sudah berorientasi pada diri
sendiri. Ciri-cirinya adalah orang-orang menjadi profitable oriented
(berorientasi pada untung), dimana orang-orang hanya akan mau bekerja apabila
diperhitungkan mendatangkan keuntungan. Dunia dan manusia yang menguasainya
memang telah menjadi demikian miskin sosial, padahal sejatinya manusia ini
diciptakan untuk menjadi tergantung satu sama lainnya.
Pelayanan Kasih adalah satu pelayanan mulia yang diajarkan oleh Alkitab. Orang-orang
dipanggil untuk perduli akan sesamanya dengan cara menjadi saluran berkat atas
mereka. Gereja adalah lembaga yang didalamnya didominasi pelayanan kasih walau
pada prakteknya, gereja semakin lama semakin menghindari panggilan ini. Sejatinya,
gereja harus menjadi pelopor utama pelayanan kasih kepada sesamanya.
Ada satu kisah yang luar biasa dari sebuah jemaat di Makedonia terkait
dengan panggilan pelayanan kasih. Jemaat Makedonia adalah suatu jemaat yang
menjadi contoh bagaimana menjalankan fungsi pelayanan kasih di zaman ini. Kita terlalu
sering mendengar kata-kata yang menjadi alasan untuk orang enggan
berpartisipasi dalam pelayanan kasih. Orang-orang berkata bahwa ekonomi sedang
lesu, bisnis sedang mangkrak, inflasi sedang menggila, harga BBM sedang naik,
dan masih banyak alasan lainnya. Namun kalau memandang kepada Jemaat Makedonia
yang sangat miskin, maka seharusnya gereja kini harusnya malu. Gejera Makdonia
yang miskin dan melarat, namun menjadi pelopor pelayanan kasih kepada sesamanya
yang menderita ditempat lain.
Dalam ayat 1, Paulus membuka kesaksiannya: “Saudara-saudara,
kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan
kepada jemaat-jemaat di Makedonia.”
Paulus menjelaskan suatu hal yang luar biasa terjadi di antara Jemaat
Makedonia. Paulus sampai meyamakannya sebagai kasih karunia yang bermakna suatu
hal yang tidak dapat dilakukan namun telah terjadi. Apa gerangan sehingga
Paulus mengatakannya sebagai sebuah kasih karunia? Makedonia
adalah sebuah daratan yang luas di mana beberapa kota penting ada di sana. Diantaranya adalah Kota Filipi dan Tesalonika.
Sebagai sebuah wilayah besar, kekristenan berkembang disana mulai dari kalangan
bawah. Mereka adalah orang-orang miskin yang hidup sebagai upahan dan bahkan
budak belian. Mereka tidak memiliki apapun selain hidup dan tubuh mereka
sendiri.
Rasul Paulus menjelaskannya dalam ayat 2, “Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita
mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam
kemurahan.” Selain hidup miskin,
keberadaan mereka sebagai orang percaya juga mengalami aniaya dari antara
orang-orang kafir. Namun sungguh luar biasa, semangat mereka untuk turut serta
dalam pelayanan kasih menggelora seperti ombak besar yang tiada terhentikan. Inilah
yang menjadikan Paulus sampai menyamakannya dengan kasih karunia, karena memang
orang-orang percaya di Makedinoa ini tidak mampu untuk memberi, karena mereka
tidak punya, namun dimampukan oleh Tuhan untuk memberi bagi kebutuhan sesama
orang percaya di wilayan lain yang berbeda jauh. Mungkin saja mereka tidak
mengenal Jemaat Di Yerusalem yang mereka dengar beritanya mengalami aniaya dan
kelaparan. Namun demikian, mereka juga yang hidup penuh aniaya dan sengsara,
mengulurkan tangannya. Tahukah Anda bahwa membantu orang lain saat kita sama
sekali tidak mampu, adalah suatu mukjizat? Jemaat Makedonia tidak
dibatasi kelemahan dan hal-hal lahiriah, untuk melayani Tuhan melalau urulan tangan bagi saudara-saudaranya
seiman yang menderita.
Kembali rasul ini menjelaskan dalam ayat 3, bahwa orang-orang percaya di Makedonia telah
melakukan sesuatu yang melampaui kemampuan mereka. “Aku bersaksi, bahwa
mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan
mereka.” Banyak orang kaya di zaman
ini, namun mereka begitu miskin mukzijat. Mereka menumpuk harta sampai
sedemikian banyak, namun mereka tetap miskin kasih karunia. Mereka diperbudak
hartanya dan menjadi buta akan kesengsaraan sesamanya. Bahkan mereka yang
berani menyebut dirinya orang Kristen, menggenggam tangannya dengan kuat-kuat
agar tidak sepeser pun uangnya dideerma bagi kemanusiaan. Sesungguhnya,
mereka-mereka yang berpikir kaya karena menumpuk harta sedemikikan banyak,
adalah orang-orang paling miskin dan menyedihkan di mata Tuhan. Sebaliknya,
walau miskin harta, namun tetap menyalurkan apa yang dimilikinya, mereka
orang-orang mulia yang dijuluki pelayan kasih karunia. Memberi
dari ketidakmampuan
adalah tindakan yang hanya dapat dilakukan seseorang oleh karena kasih karunia
Persoalannya sebenarnya bukan pada uang atau harta. Karena uang itu amoral
(tidak bermoral) jadi sifatnya netral, tetapi sikap hati terhadap uang itu yang
menjadikan uang menjadi immoral (bermoral jahat). Saat orang-orang diperbudak
oleh cinta akan uang, maka itu menjadi akar segala kejahatan. Orang-orang
menjadikan uang sebagai sarana untuk berbuat kejahatan. Menindas orang lain,
dan bahkan merampas hak hidup sesamnay. Paulus menjelaskan suatu hal yang
berbeda pada Jemaat Makedonia. Jemaat ini justru meminta untuk disertakann
dalam pelayan kasih karunia, yaitu ikut serta membantu sesama yang kelaparan,
walau mereka juga mengalami kelaparan: “Dengan kerelaan
sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh
kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.” (Ayat 4). Inilah keagungan hati orang-orang
percaya yang telah menerima jamahan Allah. Saat orang-orang kaya makan kenyang
dan menambah terus lapisan lemak didalam tubuhnya, orang-orang percaya yang miskin
dan sengsasra di Makedonia justru membiarkan dirinya tetap lapar agar sesamanya
yang kelaparan di tempat lain memperoleh makanan. Salah satunya yang menjadi
ciri jemaat kasih karunia adalah peranan aktip dalam
pelayanan kasih kepada para pelayan-pelayan Tuhan yang kudus.
Pengabdian yang luar biasa dari Jemaat Makedonia adalah ketika mereka tidak
hanya memberi uang mereka yang serba terbatas, namun lebih dari itu, mereka
memberi diri mereka. Jadi, tidak ada lagi yang tersisa pada mereka. Semua mereka
persembahkan: “Mereka memberikan lebih banyak dari pada
yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah,
kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.” Kekristenan adalah penyerahan total. Dalam Roma
12:1, Rasul Paulus menuliskan pesan agar orang-oran gpercaya mempersembahkan
tubuhnya kepada Kristus. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati.” Jadi, pelayanan kasih itu
adalah bentuk Penundukan secara total kepada Allah dan
kepada hamba-hambaNya! Jemaat mendengarkan
para hamba-hamba Allah dan memberikan diri mereka sepenuhnya kepada Tuhan
melalui para hamba-hambanya.
Di zaman ini, begitu sulitnya orang-orang tunduk kepada para pemimpin. Egosentris
mendorong orang tidak submit, tetapi memberontak. Para istri memberontak pada
suami dengan alasan kesamaan hak atau emansipasi (feminisme), dan para suami
juga membalasnya dengan perselingkuhan karena alasan istri yang menyebalkan. Jemaat
di zaman modern ini begitu skeptis terhadap para pendeta dengan alasan melihat
berbagai kejadian kejahatan yang melibatkan para pendeta. Para pendeta pun
menjadi gerah dan menjadi hamba uang. Sungguh, zaman ini menjadi demikian
kacau.
Seorang pelayan yang luar biasa bernama Titus di utus ke Makedonia untuk
menuntaskan pelayanan kasih: “Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan
menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya.” (Ayat 6) memang dialah yang merintisnya dan
Paulus berkenan agar dia jugalah yang menyelesaikannya. Jadi, pelayanan kasih
itu adalah suatu hal yang harus dituntaskan. Saat orang-orang di jamah oleh Roh
Kudus, maka mereka-mereka tidak akan merasa tenag sebelum mendengar orang-orang
percaya di tempat lain mendapatkan kelegaan. Mereka akan terus menyelesaikannya
walau itu ada diluar kemampuan mereka. Inilah yang disebut dengan kekayaan
orang-orang percaya. Mereka tidak diukur Allah dari berapa jumlah deposito
mereka di bank, tetapi dinilai dari seberapa perduli mereka kepada
saudara-saudaranya seiman yang sedang sengsara. Anda boleh saya memperoleh
seluruh isi bumi ini dan disebut sebagai orang paling kaya, namun bila hati Anda
tidak terlibat dalam pelayanan Kasih, anda tetapi miskin di mata Tuhan: “Maka sekarang, sama
seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman, dalam perkataan, dalam
pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami
-- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.” (Ayat 7)
Maka dari itu,
marilah kita, jemaat Tuhan yang ada
dimanapun, memperkaya pelayanan kita dengan mengambil
bagian secara nyata dalam pelayan kasih bagi orang-orang kudus. Mulailah mengulurkan tangan untuk membantu
sesama yang kekurangan. Masih sangat banyak anak-anak terlantar, janda-janda
saleh yang hidup dikolong jembatan, para mahasiswa teologi yang hidup
kekurangan di asarama-asrama mereka yang kumuh, atau hamba-hamba Tuhan
dipedalaman yang hiudup serba berkekurangan. Inilah saatnya kita memperkaya
diri kita melalui pelayanan kasih.
Bagi saudara yang rindu melayani dalam pelayanan kasih, bergabunglah dengan
saya di dalam Yayasan Hati Nurani. Mari kita membantu para mahasiswa beasiswa
di STT Victory Cijantung yang telah mempersembahkan hidup mereka bagi Kristus.
Mereka yang akan segera diutus keseluruh penjuru negeri untuk memenangkan jiwa,
dan itu hanya akan terjadi jika mereka menyelesaikan pendidikan mereka. Tuhan
memberkati.
Ps Joshua Mangiring Sinaga, S.Th., M.Th
Founder of Conscience Foundation, Pastor of Bethany Pulomas Church
Email : pastor.joshuams@hotmail.com
Portal : joshuams.blogspot.com
Facebook : www.facebook.com/psjoshua.mangiringsinaga
Follow on Twitter : https://twitter.com/PastorJoshuaMS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar