Kamis, 13 Juni 2013

MEMAHAMI MAKNA PERBUATAN BAIK



PERBUATAN BAIK  (Well Doing)
(Galatia 6:1-10)



Hampir semua umat kristiani mengerti bahwa keselamatan bukan karena perbuatan baik, tetapi mungkin banyak diantaranya yang lupa bahwa perbuatan baik itu berdampak luar biasa dalam keselamatan. Orang bukan Kristen pun dapat menceritakan dampak ini karena perbuatan baik  memang sifatnya universal. Perbuatan baik itu bahkan dimegerti oleh semua manusia termasuk mereka yang masih hidup primitif.

Dalam Alkitab kita belajar bahwa ada saatnya atau katakanlah kadang-kadang, kebaikan itu adalah sebuah celah keselamatan menjangkau seseorang.  Dalam Kisah Para Rasul 10:1-48 yang memuat tentang seorang Kornelius yang murah hati. Lukas menulis bahwa kebaikan dan segala perbuatan amalnya telah terdengar sampai ke sorga. Allah pun akhirnya mengutus Simon yang sering di sebut Petrus, seorang Rasul Kristus untuk menyampaikan Kabar Baik itu kepada Kornelius. Akhirnya kita mengerti Kornelius dan keluarganya diselamatkan.

Sekali lagi saya sampaikan, sedekah Kornelius tidak menyelamatkannya kelak dari penghakiman karena kebaikan manusia memang tak sempurna dan tak layak untuk membayar sebuah keselamatan. Dalam terjemahan lama LAI dikatakan bahwa segala kebenaran umat manusia tak lebih dari kain larah (kain lap) yang kotor dan usang. Yesaya  64:6 “Tetapi kami sekalian seperti seorang najis jua dan segala kebenaran kami seperti sehelai kain yang larah, sebab itu kami sekalianpun luruh seperti daun dan kami dibawa oleh kejahatan kami seperti diterbangkan oleh angin.” Namun, perbuatan baik yang dengan tulus dikerjakan oleh seseorang sering kali menjadi jalan dan atau alasan Allah untuk menyelamatkan seseorang.

Rasul Paulus memahami ini dengan baik sehingga dia menulis kepada Jemat di Galatia: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (9) dalam Terjemahan KJV kita baca:  “And let us not be weary in well doing: for in due season we shall reap, if we faint not.” Terjemahan bebas: “Dan janganlah kita menjadi bosan, jemu, capek, letih berbuat baik; karena pada masanya kita akan mendapat (reap) hak (due), apabila kita redup (faint).” Persoalan yang mengemuka adalah, kita sering menjadi kewalahan dan berhenti berbuat baik.

WUJUD NYATA PERBUATAN BAIK
1.      Pengampunan. “Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” (1)

Pengampunan adalah jalan yang paling mudah untuk  membuat kita mampu menerima seseorang dan sekaligus menuntun seseorang tadi kembali kepada jalan yang benar. Rasul Paulus menekankan agar dalam kehidupan rohani, kita bertindak dalam kelembutan untuk menuntun seseorang yang berdossa kembali kejalan yang benar. Ingatlah bahwa penghakiman tidak akan pernah membuat orang lebih baik. Bahkan kita semua tahu, penjara tidak pernah membaut orang jahat menjadi lebih baik bukan? Kekerasan pun tidak membua orang jera berbuat jahat. Perang tidak pernah menyelesaikan masalah. Pengampunan adalah kebaikan yang berdampak sangat luas pada pemulihan hubungan sosial umat manusia.


2.      Saling Menolong. “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. 6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.” (2)


Kita perlu tahu bahwa gotong royong itu prinsif Alkitab. Kita tahu bahwa kita perlu orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Kita adalah mahluk sosial yang perlu orang lain. Persoalan pelik yang dihadapi manusia di zaman maju ini adalah meningkatnya egoisme. Manusia berkembang denan menutup diri dari komunitasnya. Mereka sebagian hanya berhubungan dengan komunitas tertentu. Ini sangat berbeda dengan yang diajarkan oleh Alkitab agar kita saling menolong. Bagaimana kita bisa saling menolong jika pintu pagar rumah kita berpagar tinggi dengan gembok besar? Dalam Terjemahan CEV kita baca: “You obey the law of Christ when you offer each other a helping hand. (2) (Ketaatanmu pada hukum Kristus adalah ketika engkau bergandengan tangan dengan yang lain.)

3.      Berbagi. “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.” (6)

Kita sering lupa untuk membagikan apa yang kita miliki kepada orang lain, termasuk keselamatan kita. Kita sudah mendapatnya, maka seharusnya kita siap untuk sheering kepada orang lain. Ingat bahwa setiap kita yang telah diselamatkan telah menjadi penginjil yang wajib membagi kesaksian keselamatan kita kepada sesama. Hal lain yang perlu kita bagi tentu adalah berkat materi yang kita miliki. Kita tidak boleh menggenggam erat berkat dan menutup hati untuk saudara kita yang kekurangan. Kita harus murah hati dan rela berbagi dengan sesama yang berkekurangan.


PRINSIP-PRINSIP PERBUATAN BAIK

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (9)

1.      Jangan menjadi bosan, jemu, letih berbuat baik. Tantangannya adalah ketika perbuatan baik itu tidak direspon atau diapresiasi (dihargai) oleh orang, kita sering merasa telah menjadi sia-sia segala perbuatan baik kita. Ingat, sekalipun kabaikan kita tak direspon atau diapresiasi orang, ada Allah yangg mengingatnya dana akan menagganjar kelak denga pantas kepada kita.
2.      Ada masanya. Persoalannya adalah kita sering tidak sabar menunggu saat menuai dari benih kebaikan yang telah kita tabur, padahal waktuNya bakanlah waktu kita. Sering kali allah telah siap dengan berkat, namun keburu kita telah menjadi jemu dan berhenti berbuat baik. Akhirny abenih kebaikan yang telah kita tabur harus mati di tengah jalan.
3.      Jika tidak menjadi lemah, redup, kita berhak mendapat upah. Kalau saja kita tetap tekun seperti Kornelius, maka kita berhak menerima upah dari kebaikan itu. Janji Tuhan adalah ya dan amen. Tidak ada kebohongan atau manipulasi dari Allah bagi yang setia dalam kebaikan.“Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.” (II Korintus  1:20)

MENGAPA KITA TIDAK BOLEH JEMU BERBUAT BAIK?

1.      Karena ada saatnya kelak kita tidak lagi punya kesempatan untuk berbuat itu. Contoh paling nyata adalah kisah antara anak dan orang tua. Seringkali orang tua sadar dan ingin menyelamatkan anak ketika sudah terlanjur jatuh dalam lingkaran setan narkoba. Dulu ketika semua masih berjalan normal, orang tua tidak punya waktu untuk anak-anak, akhirnya anak-anak mencari perhatian dari dunia luar. Mereka terjerumus dalam pergaulan yang sesat. Mereka menjadi pecandu narkoba, pelaku kriminal, bahkan hidup dalam perilaku sek bebas. Orang tua kemudia menangis dan menjerit namun sayang sudah terlambat. Rasul paulus menulis: “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (10) Sekarang kita balajar bahwa ada skala prioritas dalam menerapkan perbuatan baik yaitu kawan-kawan seiman. Saya menterjemahkan kata kawan-kawan seiman menjadi orang-orang terdekat. Jadi selalu di mulai dari dalam bukan dari luar. Mulailah dari anggota keluarga kemudian dalam komunitas gereja, masyarakat dan selanjutnya.

2.      Buah yang kita tuai selalu berasal dari apa yang kita tabur. Paulus menulis: “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (7). Kita tidak akan mendapatkan buah apel dari pohon bambu? Pohon bambu hanya menghasilkan sayur rebung dan selama-lamanya tak akan berbuah apel. Jadi jika kita tidak pernah menabur kebaikan, jangan bermimpin menuai kebaikan. Jika anda hanya menanam pohon bambu jangan bermimpi memanen buah apel. “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (8)

Ps Joshua Mangiring Sinaga, S.Th., M.Th
Gembala Jemaat Bethany Pulomas; Pendiri Yayasan Hati Nurani
Email               : pastor.joshuams@hotmail.com;
Portal               : http://joshuams.blogspot.com
Twitter              : https://twitter.com/PastorJoshuaMS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar