RAHASIA KELUARGA SHAKINAH
( Kejadian 18:9-15 )
Keluarga Abraham adalah keluarga yang
sangat kaya namun ada yang kurang karena ternyata Sara adalah seorang perempuan
mandul: “Sarai itu mandul, tidak mempunyai anak.” Kejadian 11:30
Namun, ALLAH berjanji akan mengaruniakan seorang anak bagi Abraham melalui SARA
istrinya walaupun di samping mandul, SARA sudah mati haid (79 tahun) dan
Abraham sudah sangat tua (99 tahun): “Ketika Abram berumur sembilan puluh
sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman
kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan
tidak bercela.” (Kejadian 17:1) Secara
logika memang sangat wajar jika Abraham dan Sara tertawa mendengar firman yang
memang tidak masuk akal itu: “Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta
berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun
dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh
tahun itu melahirkan seorang anak?" (Kejadian 17:17) Namun sungguh luar biasa karen justru
dari kemustahilan itulah lahir mukjizat. Saya sering mengatakan bahwa mukjizat
hanya terjadi ketika semua pintu logika telah tertutup rapat. Dalam keadaan
yang sangat tidak mungkin itulah, Allah memberkati rahim Sara seningga ia
mengandung dan melahirkan seorang anak yang sehat dan kemudian dinamainya
Tertawa (Ishak-Ibrani).
Berikut marilah
kita belajar ada apa sebenarnya yang terjadi dalam rumah tangga Abraham dan
Sara sehingga mukjizat dahsyat itu terjadi? Ayat emasnya adalah I Korintus 7:3: “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya
terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.” Jadi ada kewajiban
yang harus dipenuhi oleh suami dan isteri dalam rumah tangga mereka agar
mukjizat Allah terjadi.
Mari kita
melihat sosok Abraham yang memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami yang
benar di mata Tuhan. Abraham mengasihi SARA: “Lalu kata mereka kepadanya:
"Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah." (9) Abraham
memberikan rasa nyaman dan aman di dalam tenda (in the tent). SARA tidak
berkeliaran ke mana-mana seperti Hawa sehingga dia terjerat si Ular. Intinya
Sara senang
berdiam di rumah karena ada kasih sayang dari Abraham. Abraham memberikan home sweet home sehingga Sara
betah disana. Adalah sebuah kewajiaban seorang kepala keluarga untuk mendirikan
rumah yang menjadi tempat berteduh yang nyaman bagi semua anggota keluarga. Ini
bukan berbicara tentang bangunan fisik rumah yang mewah, tetapi atmosfer yang
menyenangkan. Rumah mewah dengan fasilitas sempurna, tidak akan otomatis
menjadikannya kediaman yang nyaman. Idealnya memang rumah bagus menjadi rumah nyaman,
namun rumah sederhana dengan atmosfer kasih yang melimpah jauh lebih baik dari
gedung mewah namun hambar kasih sayang.
Tugas-Tugas
Seorang Suami yang dikerjakan Abraham dengan sangat baik adalah:
·
Menjaga nama baik isteri: Abraham sangat menjaga
kehormatan isterinya dengan berusaha melindungi dia dari semua serangan dari
luar. Hal ini pula yang dilakukan oleh seorang keturunan Abraham selanjutnya yaitu Yusuf: “Karena Yusuf
suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di
muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.” (Matius 1:19) Nama baik itu lebih berharga dari emas dan perak. Nama baik mengharumkan
seseorang melebih harta dan jabatan. Saat menjadi suami yang terus memproteksi
istri dari berbagai serangan dari luar, maka istri akan menjadi pribadi yang
nyaman di rumah bersama suami dan anggota keluarga lain. Ini sangat penting
bahwa rahasia suami istri harus tetap menjadi rahasia mereka berdua.
·
Mengasihi Isteri (loving
wive): Dalam Efesus
5:25 kita baca: “Hai
suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah
menyerahkan diri-Nya baginya. (Husbands, love your wives, even as Christ
also loved the church, and gave himself for it; - KJV) pada ayat 28 lebih
ditegaskan lagi: “Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti
tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.”
Kata harus berarti hal yang tak bisa di tawar. Seorang suami memang harus
mengasihi isteri seperti tubuhnya sendiri. Apakah pengertian mengasihi yang paling sederhana. Saya menjelaskannya
dengan menggali arti katanya dari akar kata bahasa Indonesia. Mengasihi dari
akar kata kasih yang berarti memberi. Jadi secara sederhana, suami yang mengasihi
istri adalh suami yang memberikan apa pun kepada istrinya.
Suatu cerita yang menarik dari tentang kasih suami
dari Komoro. Alkisah seorang raja menjadi sangat marah karena merasa harta
kekayaannya disaingi oleh seorang pembuat emas. “Kamu menghinaku! Kamu
berpura-pura miskin sementara orang
melihatmu bekerja siang dan malam dengan emas!”
“Sayang sekali paduka, hamba bekerja tiga kali
lebih berat dari orang kebanyakan tetapi hamba gunakan untuk tiga hal
keperluan!” jawab Orfevre, si tukang emas.
“Apa itu?” Tanya raja
“Satu untuk membayr hutang-hutang hamba, yang kedua
untuk dipinjamkan kepada orang lain, dan yang ketiga.....” Tiba-tiba
kata-katanya terputus.
“dan yang ketiga?” Tanya raja dengan tidak sabar
“Hamba buang ke laut!” Raja terbelalak dengan
mulut melongo.
“Jelaskan kepadaku, apa maksudmu?”
“Begini. Terlebih dahulu, dipagi hari, hamba
memenuhi bagian pertama pekerjaan hamba. Hasilnya hamba gunakan untuk memberi
makan orang tua hamba yang sudah tua. Kepada merekalah hamba memiliki hutang
besar untuk dibayar. Kemudian, siang hari, hamba mengerjakan bagian kedua
pekerjaan hamba. Hasilnya hamba gunakan untuk memberi makan anak-anak hamba. Itu
seperti sebuah pinjaman yang akan mereka bayar kelak ketika hamba menjadi tua,
dengan mengurusi hamba seperti yang hamba lakukan kepda kedua orang tua hamba.”
Jawab Orfevre jujur.
“Dan bagian untuk laut?” Tanya raja penasaran
“Bagian ketiga daripekerjaan hamba yang hamba
kerjakan di malam hari adalah hamba persembahkan untuk istri hamba. Paduka
pasti mengerti bahwa para wanita tidak pernah merasa senang dan puas. Jadi,
jika kita memberikan sesuatu kepada istri, kita sama hanlnya seperti
membuangnya ke laut semua yang kita berikan kepada mereka.”
Raja pun tertawa mendengar penjelasan itu dan
sejak saat itu, Orfevre dan raja berteman.
·
Bijaksana terhadap Isteri: Bijaksana mungkin adalah satu hal yang paling sulit dilakukan oleh
seorang suami. Menjadi seorang suami yang bijak bukan hanya mengasihi dan
menjaga nama baik isteri, tetapi lebih dalam lagi, seorang suami harus mengerti
atau memahami keberadaan isterinya secara menyeluruh. Suami yang bijak harus
mengenal kebiasaan, hobby, kesukaan, dan bahkan keinginan hati isterinya. Hal
ini sering kali begitu sulit sehingga doa-doa suami sering kali tidak terjawab:
“Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari
kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” (I Petrus 3:7)
Sekarang marilah
kita belajar tantang Sara. Kewajiban apa yang telah dikerjakannya sehingga
mukjizat yang dahsyat terjadi dalam rumah tangganya?
SARA bukan hanya
sekedar menghormati Abraham tetapi lebih dari itu ia bahkan begitu memuliakan
suaminya. Petrus menulis bahwa Sara memanggil Abraham dengan kata TUANKU (my
lord – KJV): “sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan
kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.”
(1 Petrus 3:6). Dalam pasal yang ktia baca tadi tertulis: “Jadi tertawalah Sara
dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu,
sedangkan tuanku sudah tua?" (12) “Therefore Sarah laughed within herself,
saying, After I am waxed old shall I have pleasure, my lord being old also?”
(KJV 12). Jadi jelaslah bahwa Sara tak hanya sekedar menghormati, tetapi
benar-benar menghormati suami dengan segenap hati dan jiwanya.
Berikut marilah
kita mengamati Tugas-Tugas Seorang Isteri yang ditunaikan Sara dengan sangat
baik dalam rumah tangganya:
·
TUNDUK bukan dan bukan MENANDUK
Suami. Sara memanggil suaminya dengan sebutan tuan (adonai – Ibrani; merupakan
panggilan pada pribadi yang sangat dihormati). Dalam tradisi kerajaan, seorang
raja selalu dipanggil dengan sebutan my lord! Jadi Sara bahkan tunduk kepada
Abraham sebagaimana layaknya seorang hamba terhadap tuannya. Rasul Petrus
menulis: “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena
suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah
yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus,
demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.” (Efesus 5:22-24)
·
HIDUP SALEH. Seorang istri
harus tekun dalam kehidupan rohaninya. Perhatikan bahwa keadaan rumah selalu
sangat terkait dengan keadaan rohani seorang ibu. Rasul Petrus menyebutkan
bahwa isteri-isteri laki-laki kristen haruslah hidup saleh sehingga menjadi
teladan bagi isteri-isteri yang belum mengenal Kristus: “jika mereka melihat,
bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.” (I Petrus 3:2)
Intisari Khotbah Pdt Joshua MS, dalam Ibadah Keluarga Besar Pakpahan Cibubur. 27 April 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar