MENYIASAT SAUDARA PALSU
(Mazmur 52; 1 Samuel 21-22)
Dalam pelarian
yang melelahkan dari kejaran Raja Saul, Daud suatu saat akhirnya tiba di Kota
NOB. Sebuah kota imam. Ahimelek menjadi Imam Kepala di kota itu. Dalam kepatuhan kepada
tugas pelayanan, Ahimelek menjamu Daud dan pengikutnya dengan Roti Sajian.
Sesunguhnya Ahimelek kurang mengerti pergolakan politik yang sedang melanda pusat kekuasaan.
Dia tidak mengerti bahwa Daud telah menjadi orang yang paling di cari oleh Raja Saul untuk segera dieksekusi.
Di antara
rombongan para imam yang melayani bersama Ahimelekh, ada seorang Edom bernama
Doeg. Dia adalah pegawai dan
sekaligus mata-mata Saul yang ditempatkan di antara
rombongan para imam. Tepatnya dia adalah spionase yang sewaktu-waktu dapat melaporkan setiap
perkembangan untuk melindungi tahta Raja Saul. Begitulah kisahnya, ketika Daud
dan para pengikutnya tiba di hadapan Imam Ahimelekh, Doeg memperhatikannya
dengan saksama dan menantikan waktu yang tepat untuk melaporkannya kepada Raja
Saul. Selanjutnya, dapat kita membaca bahwa semua keluarga Ahimelekh, kecuali
anak bungsunya, di bunuh karena dituduh bersekongkol melawan raja. Yang paling mengharukan adalah, seluruh kota
pun akhirnya dihancurkan oleh amarah seorang Raja Saul
yang telah menjadi lalim.
Tidaklah heran
bahwa pengkianat yang suka menjilat sudah ada sejak permulaan zaman. Di tengah
dunia yang tidak setia ini, kita selalu akan bertemu dengan orang-orang yang
seolah-olah adalah saudara padahal musuh dalam selimut. Bahkan Tuhan Yesus pun
tidak terluput dari pengkhianatan seorang Yudas Iskariot. Kita juga telah
bertemu dengan orang-orang yang kita berharap setia dan menjadi teman sekerja
kita membangun Rumah Allah, namun mereka akan menjadi begitu cepat berlalu dan
meninggalkan kita pada zaman akhir ini.
Apa yang dapat
kita pelajari dari kisah ini? Paling tidak ada 3 ciri-ciri khas dari kelompok “Doeg”, yaitu kelompok saudara
palsu!
- Raja Daud menulis dalam salah satu mazmur: “Mengapa engkau memegahkan diri dengan kejahatan, hai pahlawan, terhadap orang yang dikasihi Allah sepanjang hari? (Mazmur 52:3). Kita akan segera dapat mengenali ciri-ciri saudara palsu dari ayat ini. Mereka adalah orang yang tidak suka mendengar tetapi senang mengumbar kata-kata dan pemikirannya sendiri. Mereka adalah kelompok orang yang merasa lebih benar, lebih baik, lebih bijak. Mereka adalah orang-orang sombong yang tidak segan-segan mencela dan menentang bahkan para pemimpin yang di urapi Allah.
Perhatikanlah, Doeg awalnya tinggal
di rumah Ahimelek. Makan dari perbendaharaan Ahimelek. Namun dengan segera dia
dapat menjadi pengkhianat bagi keluarga Ahimelek. Tidak sampai di situ saja,
Doeg bahkan mengangkat parangnya dan membunuh Ahimilekh dan anak-anaknya.
Perhatikanlah, bahwa seorang saudara yang palsu sesungguhnya tidak pernah tulus
dalam pelayanan. Mereka adalah kelompok opurtunis yang menunggu waktu dan
peluang untuk berbuat kejahatan untuk memenuhi rencananya .
- Selanjutnya, Daud kembali menulis: “Engkau merancangkan penghancuran, lidahmu seperti pisau cukur yang diasah, hai engkau, penipu! (Mazmur 52:4). Ciri saudara palsu yang selanjutnya ini paling sulit untuk kita amati. Karena mereka adalah aktor-aktor yang pintar bersandiwara. Mereka dapat saja menjadi begitu manis dan setia dalam tampilan sehari-hari. Pada mereka bahkan hampir tidak kita temukan kesalahan yang mencolok. Namun bagaimana pun juga saudara palsu memang tidak pernah tulus. Saudara yang satu ini memang benar pribadi yang munafik yang penuh dengan sandiwara. Mereka adalah kelompok oprang yang merancang kejahatan di dalam hati sehingga mereka menunggu waktu yang tepat untuk bertindak.
Nabi Yeremia menulis: “Betapa
liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu:
siapakah yang dapat mengetahuinya? (Yeremia 17:9). Saudara palsu itu pintar
bersilat kata, namun dalam hatinya penuh dengan rancangan penghancuran. Mereka
sesungguhnya adalah orang-orang licik yang hati nuraninya telah membatu.
Satu-satunya yang mereka nantikan adalah kapan saatnya untuk menghancurkan.
Dapatkah anda bayangkan, bagaimana Doeg tersenyum puas ketika seluruh kota Nob
di bakar hangus dan penduduknya habis di bantai?
- Yang ketiga, Daud menjelaskan: “Engkau mencintai yang jahat lebih dari pada yang baik, dan dusta lebih dari pada perkataan yang benar.” (Mazmur 52:5). Ciri yang paling dapat kita ketahui dari Saudara tipe Doeg adalah karakternya yang minus. Dia benar-benar minus dalam hal yang baik. Kecenderungan hatinya semata-mata hanyalah menuju kejahatan. Pernahkah anda menemui orang yang kecenderungannya selalu negatif. Orang seperti ini selalu menjadi pembawa masalah dalam setiap situasi.
Sesungguhnya kalau ada saudara palsu,
pasti ada saudara yang sejati. Memang
zaman ini sudah tidak lagi menyukai yang asli. Orang-orang lebih suka
bertopeng untuk menyembunyikan jati dirinya yang sesungguhnya. Orang-orang
akhir zaman ini suka berpura-pura dan bersandiwara. Dan anehnya, manusia pun
sekarang ini lebih menyukai orang-orang tipe munafik. Tidak terluputkan dari
orang-orang yang pergi ke gereja. Kita bertemu dengan saudara-sudara yang
pandai bersandiwara dan bermuka dua. Namun entah bagaimana hati nuraninya,
mereka dengan begitu gampang berlalu. Sama seperti asap mereka ada dan dalam
tempo yang singkat sudah hilang tak bersisa.
Daud
mengatakan bahwa saudara-saudara palsu ini akan dirobohkan bahkan di cabut dari
akarnya. Sama seperti Doeg yang akhirnya binasa oleh karena kejahatan lidahnya
dan kelicikan hatinya, demikianlah kelompok yang sombong, tidak tulus, dan
cinta kejahatan akan binasa. Oleh sebab itu jagalah hatimu saudaraku, janganlah
engkau menjdi sama seperti Doeg. Jangan pernah menjadi seorang yang palsu.
Jadilah saudara yang sejati sampai maranatha. Halleluyah. Amen
Intisari Khotbah Ps Joshua MS dalam Ibadah Raya Hati Nurani Ministries,
Minggu, 16 Juli
2006)