Kamis, 23 Mei 2013

MENUJU KESEJAHTERAAN YANG MELIMPAH-LIMPAH


MENUJU KESEJAHTERAAN YANG MELIMPAH-LIMPAH
(MAZMUR 37:1-7)

Banyak sikap positif yang mengantar Daud pada puncak sukses. Sikap itu juga yang memastikan ia tetap berada dipuncak kepemimpinan bahkan ketika tekanan berart melanda. Ada dua sikap Daud dalam perikop yang kita pelajari ini yang telah menuntun dia menemukan kesejahteraan yang lemimpah-limpah. Keduanya adalah:


1.      Daud Bukan Pemarah.  Kata marah (charah) berarti: to be hot (emosi yang memanas), to furious (sangat marah), to burn (terbakas  emosi), to be kindled (tersulut emosi). Seorang pemarah dikendalikan amarah sedangkan seorang yang sehat selalu dapat mengendalikan amarahnya. (37:1a). Amarah yang tidak terkendali adalah jalan tol menuju kejahatan (37:8)
2.      Daud menjaga Hati. Daud bukan tipe orang yang iri (dengki) dengan kesuksesan orang. Daud menjaga hatinya agar tidak terganggu dengan kemilau pencapaian orang lain sekalipun untuk itu ada alasannya. (37:b). kata iri hati dari kata qana’(Hiphil): berarti To Provoke, (Merangsang, Memancing.) Perhatikan dengan pasti bahwa iri hati adalah semacam rangsangan (stimulus) menuju kejahatan.

Lantas teladan apa yang diajarkan oleh Daud agar kita sampai kepada pencapaian hidup sejahtera yang melimpah-limpah (sukses)? Berikut ini kita mempelajari 5 (hal) yang menjadi teladan hidup sukses dari Daud yangmasih relevan untuk kita pada zaman ini:
1.      Daud adalah Pribadi yang “pede”. (37:3a)  Kata percayalah (batach) berarti: to be confident (pede), make secure (nyaman).  Daud merasa nyaman dalam menjalani kehidupannya. Ia percaya apda apa yang dijalankannya. Itu telihat dari keseriusannya menapaki karirnya dari nol hingga puncak. Ia adalah Raja Israel terbesar sepanjang sejarah yang memulai karir kepemimpinannya dari titik nol.
2.      Daud adalah hamba yang setia (37:3b). kata setia (shakan) berarti: to settle down: duduk manis, to abide: tinggal, to dwell: tinggal, to tabernacle: menjadi bait, to reside: berada. Setia berarti menetap. Apapun persoalannya, ia tetap tinggal disana.
3.      Sukacita mengisi hati Daud. (37:4) dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Sukacita menjadi energi yang memastikan Daud dapat melewati masa-masa sulit. Sukacitaitu juga mengerjakan kesembuhan bagi tubuh yang sakit. Dengan sukacita, kita juga dapat mengerjakan proses pencapaian menuju sukses.
4.      Daud seorang yang Commit. (37:5). Kata serahkanlah (galal) berarti: to roll down (meleleh) yang dapat diartikan sebagai, Apapun yang terjadi,  Sekali ikut Tuhan, selamanya mengikut Dia, atau Sekali melayaniNya, sampai mati melayani. Komitmen adalah keputusan untuk melakukan apa yang telah disepakati apapun perseoalan yang terjadi selam proses itu terjadi.

Ringkasan Khotbah Pdt Joshua Mangiring Sinaga, M.Th pada Ibadah Raya Bulan Baru Bethany Pulomas, Minggu, 07 Oktober 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar