Memasuki Tanah
Perjanjian
Oleh: Ps Joshua Mangiring
Sinaga
Perjalanan panjang umat Israel
sebagaimana dikisahkan para nabi merupakan sebuah perjalanan yang sangat
fenomental dan spektakuler. Fenomental karena seolah-olah Israel sudah
dipastikan secara periodik terbuang keluar dari negeri mereka dan akan pulang
kembali ke negerinya. Spektakuler karena kita dapat menyaksikan bagaimana
bangsa ini membuat seluruh dinia tercengang-cengang atas sejarah penyertaan
Allah atas mereka.
Israel yang tertindas hanpir 400
tahun di Mesir akhirnya dalam satu hari yang sangat bersejarah keluar dari
tanah perbudakan itu. Mesir yang sangat menistakan martabat mereka sebagai umat
kesayangan Allah, mendapatkan hajaran dari Allah setelah sekian lama
mengeraskan hati untuk menentang firman Allah yang berkali-kali diserukan Nabi
Musa. Bangsa yang sekian lama memperbudak dan mengeksploitasi Israel secara
membabibuta, akhirnya harus menggigit jari ketika tangan Allah memaksa mereka
harus melepaskan Israel pulang ke Tanah Perjanjian.
Israel yang berhati hamba dan
terbiasa hidup dari upah dan belas kasihan memang belum siap untuk masuk Tanah
Perjanjian. Dari 12 orang yang diutus Nabi Musa untuk mengintai Tanah
Perjanjian yang ternyata telah lama didhuni oleh orang-orang asing, hanya dua
orang saja yang siap berperang untuk merebut Tanah Perjanjian. Allahpun
akhirnya mengijinkan Israel berkemah di Padang Gurun selama 40 tahun untuk
membentuk ulang karakter mereka menjadi prajurit. Prajurit yang siap berperang
bagi Allah.
Allah yang Maha Kasih menuntun
Israel yang bebal dan keras kepala. Berkali-kali Allah hendak memusnahkan
Israel sama sekali oleh karena kedegilan hati mereka, namun Allah tetaplah
Allah yang panjang sabar sehingga kekerasan hati Israel tidak membuat Dia
kehilangan akal untuk menggenapkan rencanaNya. Setelah genap 40 tahun
berkeliling mengitari Padang Gurun, Allah telah menyiapkan sebuah generasi yang
siap untuk memasuki Tanah Perjanjian. Generasi baru yang dipimpin Yosua ini
kemudian dengan hati yang teguh merangsek Tanah Kanaan. Memukul pendudk asli
dan menguasai dan menundukkannya. Israel pun akhirnya kembali menajdi tuan
ditanahnya setelah ratusan tahun menjadi budak di negeri orang.
Perjalanan Israel keluar
dari Mesir menuju Tanah Perjanjian merupakan gambaran kehidupan kerohanian
kita. Tahukan saudara bahwa Allah tidak menghendaki kita tetap tinggal di Mesir
dan menjadi budak dosa. Allah telah mengikhtiarkan untuk membawa kita keluar
dari tanah perbudakan untuk tinggal di Tanah Perjanjian yang berlimpah susu dan
madunya. Allah telah mengutus Putra TunggalNya untuk menjadi tumbal dari segala
hutang dosa kita sehingga Iblis tidak lagi berhak untuk mengklaim kita
miliknya.
Memang Yesus telah pergi ke
Sorga untuk sementara mempersiapkan tempat bagi kita kelak dan seolah-olah
meninggalkan kita di padang gurun dengan berbagai-bagai penderitaan yang pedih.
Namun percayalah, bahwa Tuhan Yesus mengenal kita dan tahu bahwa kita tidak
kerasan tinggal di padang gurun dunia ini sehingga Dia telah berjanji: “Aku
tidak akan meninggalkan sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.”
Yohanes 14:18.
Tanah Perjanjian yang
melambangkan Sorga memang secara sempurna akan kita masuki nanti ketika Yesus
datang menjemput kita. Namun saat ini kita dapat merasakan Tanah Perjanjian
sementara kita dalam penantian di dunia yang gersang ini. Yesus berjanji bahwa
kita tidaklah menajdi seperti yatim piatu, Dia telah mengutus ROH KUDUS untuk
menghiburkan dan meneguhkan hati kita untuk menantikan saat-saat nanti kita
akan bersama-sama memasuki Tanah Perjanjian yaitu Yerusalem yang Baru. Yerusalaem
yang MULIA yang tidak dibuat oleh tangan manusia tetapi di bangun dan
dipersiapkan Tuhan Yesus Kristus, Gembala kita yang Agung. Sementara itu, para hamba-hamba Allah,
walaupun selama dalam penantian yang panjang ini, marilah kita terus menanti-nantikan kedatanganNya untuk membawa kita memasuki
Surga yang mulia. Tetaplah bertekun dalam iman dan pengharapan sementara kita
menunggu-nunggu hari kedatanganNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar