Selasa, 07 Mei 2013

Memasuki Tanah Perjanjian


Memasuki Tanah Perjanjian
Oleh: Ps Joshua Mangiring Sinaga

Perjalanan panjang umat Israel sebagaimana dikisahkan para nabi merupakan sebuah perjalanan yang sangat fenomental dan spektakuler. Fenomental karena seolah-olah Israel sudah dipastikan secara periodik terbuang keluar dari negeri mereka dan akan pulang kembali ke negerinya. Spektakuler karena kita dapat menyaksikan bagaimana bangsa ini membuat seluruh dinia tercengang-cengang atas sejarah penyertaan Allah atas mereka.


Israel yang tertindas hanpir 400 tahun di Mesir akhirnya dalam satu hari yang sangat bersejarah keluar dari tanah perbudakan itu. Mesir yang sangat menistakan martabat mereka sebagai umat kesayangan Allah, mendapatkan hajaran dari Allah setelah sekian lama mengeraskan hati untuk menentang firman Allah yang berkali-kali diserukan Nabi Musa. Bangsa yang sekian lama memperbudak dan mengeksploitasi Israel secara membabibuta, akhirnya harus menggigit jari ketika tangan Allah memaksa mereka harus melepaskan Israel pulang ke Tanah Perjanjian.

Israel yang berhati hamba dan terbiasa hidup dari upah dan belas kasihan memang belum siap untuk masuk Tanah Perjanjian. Dari 12 orang yang diutus Nabi Musa untuk mengintai Tanah Perjanjian yang ternyata telah lama didhuni oleh orang-orang asing, hanya dua orang saja yang siap berperang untuk merebut Tanah Perjanjian. Allahpun akhirnya mengijinkan Israel berkemah di Padang Gurun selama 40 tahun untuk membentuk ulang karakter mereka menjadi prajurit. Prajurit yang siap berperang bagi Allah.

Allah yang Maha Kasih menuntun Israel yang bebal dan keras kepala. Berkali-kali Allah hendak memusnahkan Israel sama sekali oleh karena kedegilan hati mereka, namun Allah tetaplah Allah yang panjang sabar sehingga kekerasan hati Israel tidak membuat Dia kehilangan akal untuk menggenapkan rencanaNya. Setelah genap 40 tahun berkeliling mengitari Padang Gurun, Allah telah menyiapkan sebuah generasi yang siap untuk memasuki Tanah Perjanjian. Generasi baru yang dipimpin Yosua ini kemudian dengan hati yang teguh merangsek Tanah Kanaan. Memukul pendudk asli dan menguasai dan menundukkannya. Israel pun akhirnya kembali menajdi tuan ditanahnya setelah ratusan tahun menjadi budak di negeri orang.

Perjalanan Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian merupakan gambaran kehidupan kerohanian kita. Tahukan saudara bahwa Allah tidak menghendaki kita tetap tinggal di Mesir dan menjadi budak dosa. Allah telah mengikhtiarkan untuk membawa kita keluar dari tanah perbudakan untuk tinggal di Tanah Perjanjian yang berlimpah susu dan madunya. Allah telah mengutus Putra TunggalNya untuk menjadi tumbal dari segala hutang dosa kita sehingga Iblis tidak lagi berhak untuk mengklaim kita miliknya.

Memang Yesus telah pergi ke Sorga untuk sementara mempersiapkan tempat bagi kita kelak dan seolah-olah meninggalkan kita di padang gurun dengan berbagai-bagai penderitaan yang pedih. Namun percayalah, bahwa Tuhan Yesus mengenal kita dan tahu bahwa kita tidak kerasan tinggal di padang gurun dunia ini sehingga Dia telah berjanji: “Aku tidak akan meninggalkan sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.” Yohanes 14:18.

Tanah Perjanjian yang melambangkan Sorga memang secara sempurna akan kita masuki nanti ketika Yesus datang menjemput kita. Namun saat ini kita dapat merasakan Tanah Perjanjian sementara kita dalam penantian di dunia yang gersang ini. Yesus berjanji bahwa kita tidaklah menajdi seperti yatim piatu, Dia telah mengutus ROH KUDUS untuk menghiburkan dan meneguhkan hati kita untuk menantikan saat-saat nanti kita akan bersama-sama memasuki Tanah Perjanjian yaitu Yerusalem yang Baru. Yerusalaem yang MULIA yang tidak dibuat oleh tangan manusia tetapi di bangun dan dipersiapkan Tuhan Yesus Kristus, Gembala kita yang Agung.  Sementara itu, para hamba-hamba Allah, walaupun selama dalam penantian yang panjang ini, marilah kita terus menanti-nantikan  kedatanganNya untuk membawa kita memasuki Surga yang mulia. Tetaplah bertekun dalam iman dan pengharapan sementara kita menunggu-nunggu hari kedatanganNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar