MENGALIRKAN BERKAT
DENGAN DERAS
2 SAMUEL 24:18-25
Daud mengalami masa keemasan
dalam kekuasaannya sebagai raja Israel.
Ia berniat untuk mengadakan sensus penduduk untuk mengukur keberhasilannya
melalui kekuatan militer. Hasilnya adalah 1.300.000 tentara yang siap bertempur
(2 Samuel 24:9). Satu bala tentara yang sangat dahsyat pada zamannya. Namun
Tuhan melihat hasrat ini adalah sebuah kejahatan yang terselubung yaitu
kesombongan. Daud menjadi mabuk dalam tidak waspada dalam kemegahan dan
kesuksesan. Ini adalah peringatan yang sangat jelas bagi kita hari ini, setan
sedang berusaha untuk “membunuh” melalui kesuksesan kita. Kesuksesan itu tidak
salah, tetapi akan menjadi dosa jika kesuksesan itu mengubah perangai kita
menjadi seorang yang angkuh dan sombong. Nabi Samuel menulis: “Bangsa yang tertindas Engkau selamatkan, tetapi mata-Mu
melawan orang-orang yang tinggi hati, supaya mereka Kaurendahkan.” (II
Samuel 22:28). Raja Salomo, penerus Raja
Daud pun memahami bahwa orang yang tinggi hati akan mendapat hukuman: “Setiap orang yang
tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari
hukuman.” (Amsal 16:5)
Nah sekarang, marilah kita
belajar hal-hal yang sangat penting tentang Berkat yang mengalir deras dari
nast kita hari ini:
“Pada hari itu datanglah Gad kepada Daud dan
berkata kepadanya: "Pergilah, dirikanlah mezbah bagi TUHAN di tempat
pengirikan Arauna, orang Yebus itu." Lalu pergilah Daud, sesuai dengan
perkataan Gad, seperti yang diperintahkan TUHAN.” (18-19)
Akibat dari hasrat Daud yang
salah, Israel
menderita hukuman. Allah mendatangkan penyakit sampar sehingga dalam sehari
mati 70.000 orang: “Jadi
TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dari pagi hari sampai waktu
yang ditetapkan, maka matilah dari antara bangsa itu, dari Dan sampai Bersyeba,
tujuh puluh ribu orang. Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem
untuk memusnahkannya, maka menyesallah TUHAN karena malapetaka itu, lalu Ia
berfirman kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu: "Cukup!
Turunkanlah sekarang tanganmu itu." Pada waktu itu malaikat TUHAN itu ada
dekat tempat pengirikan Arauna, orang Yebus.” (15-16) Kita melihat bahwa
kesombongan harus dibayar mahal. Tuhan begitu murka akan keangkuhan karena
sejatinya memang tidak ada yang dapat kita sombongkan sebab semua yang telah
kita raih itu asalnya dari Tuhan. Aneh memang, manusia sering kali lupa diri
dan menjadi tinggi hati untuk sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya. Bukankah
sebenarnya semua yang kita miliki bahkan diri kita ini adalah milik Tuhan?
Namun Allah adalah Mahakasih sehingga tidak pernah berniat untuk membinasakan
sama sekali. Dia menginginkan dan merancang hari depan yang labih baik bagi Israel.
Daud mendengarkan suara Tuhan
melalui nabiNya dan melakukan perintah Allah untuk membangun mezbah bagi TUHAN.
Itu adalah satu-satunya bukti dari pertobatan yang menghasilkan pemulihan.
Pertobatan selalu disertai tindakan perubahan. Daud menyesal dan bertekad
mengikut firmanNya dengan sepenuh hati dengan mendirikan mezbah bagi Tuhan di
tempat pengirikan Arauna. Kita mengerti bahwa mendirikan mezbah itu bermakna
rohani bagi kita. Mezbah berarti Pujian dan Penyembahan bagi Allah. Jadi membangun
mezbah berarti membangun Bait Allah yang didalamnya terdapat Pujian dan
Penyembahan yang benar.
Membangun Bait ALLAH ditulis oleh
Nabi Hagai dalam pasal 1:5-8: “Oleh sebab itu,
beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur
banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai
kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu
tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah
yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Beginilah firman TUHAN semesta
alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan
bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan
kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.”
Membangun bait Allah hari ini
tentu bukanlah bermakna bangunan secara fisik, tetapi bermakna tubuh kita
sebagai bait Allah (1 Korintus 3:16)
Tubuh kita harus dibangun dan didirikan diatas dasar yang teguh yaitu Batu
Karang yang Tuguh Tuhan Yesus Kristus. Dan dalam pembangun bait Allah yaitu
tubuh kita harus disertai dengan mengisinya dengan Pujian dan Penyembahan
(Yohanes 4:23-24): “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan
kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh
dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran."
Muatan dari bait suci yang
terutama adalah Tabut Allah dan Pujian Penyembahan. Tabut Allah melambangkan
hadiratNya dan pujian penyembahan yang benar adalah pujian seperti yang terjadi
di Pondok Daud. Pondok Daud adalah tempat tabut Allah bersemayam dan
pujian-penyembahan seperti tertulis dalam kitab Mazmur diselenggarakan secera
terus menerus tanpa henti. “Kemudian
Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan
reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan,” (Kis 15:15) "Pada
hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan
menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan
membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala,.” (Amos 9:11)
Kita kembali ke nast kita: dalam
ayat 20-25 tertulis: “Ketika Arauna
menjenguk dan melihat raja dengan pegawai-pegawainya mendapatkannya, pergilah
Arauna ke luar, lalu sujud kepada raja dengan mukanya ke tanah. Bertanyalah
Arauna: "Mengapa tuanku raja datang kepada hambanya ini?" Jawab Daud:
"Untuk membeli tempat pengirikan ini dari padamu dengan maksud mendirikan
mezbah bagi TUHAN, supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat." Lalu
berkatalah Arauna kepada Daud: "Baiklah tuanku raja mengambilnya dan
mempersembahkan apa yang dipandangnya baik; lihatlah, itu ada lembu-lembu untuk
korban bakaran, dan eretan-eretan pengirik dan alat perkakas lembu untuk kayu
bakar. Semuanya ini, ya raja, diberikan Arauna kepada raja." Arauna
berkata pula kepada raja: "Kiranya TUHAN, Allahmu, berkenan
kepadamu." Tetapi berkatalah raja kepada Arauna: "Bukan begitu,
melainkan aku mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku
tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban bakaran dengan tidak
membayar apa-apa." Sesudah itu Daud membeli tempat pengirikan dan
lembu-lembu itu dengan harga lima
puluh syikal perak. Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan
korban bakaran dan korban keselamatan. Maka TUHAN mengabulkan doa untuk negeri
itu, dan tulah itu berhenti menimpa orang Israel.”
Nilai yang kita pelajari dari 5
ayat tadi adalah bahwasanya DAUD TIDAK MAU YANG GRATISAN. Satu-satunya yang
kita peroleh melalui anugerah Keselamatan karena kita tidak dapat membelinya,
tetapi masalah berkat dan pemulihan, anda harus membayar penuh untuk
mendapatkannya. Artinya, untuk mendapatkan berkat dan pemulihan dari Tuhan kita
harus membayarnya terlebih dahulu. Daud adalah seorang pribadi yang mengerti
arti membayar harga. Sebenarnya dia berkuasa penuh atas seluruh eilayah
kerajaannya termasuk ladang dan tempat pengirikan milik Arauna. Namun Daud
berkata:
"Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dari padamu dengan membayar
harganya, sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban
bakaran dengan tidak membayar apa-apa." Sesudah itu Daud membeli tempat
pengirikan dan lembu-lembu itu dengan harga lima puluh syikal perak..”
Jadi PRINSIP UTAMA untuk
mengalirkan berkat dengan deras ADALAH MEMBERI. Memberi adalah harga mati untuk
dapat menerima. Tanpa anda belajar memberi, anda tidak akan pernah menerima
apa-apa. Lukas menulis: “Berilah dan kamu akan
diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang
tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai
untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (6:38)
Dalam kitab Matius kita melihat beberapa hal yang raus
kita bayar (beri) agar kita mendapat berkat yang mengalir deras kedalam
perbendaharaan kita:
- Pengampunan terhadap sesama yangbersalah kepada kita: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” (Matius 5:39)
- BANTUAN terhadap sesama yang memerlukan pertolongan kita: “Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.” (Matius 5:42)
- RESPEK (penghormatan) kepada orang lain disekita kita: “Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.” (Matius 10:12)
Raja Salomo adalah raja yang terkayua sepanjang sejarah
manusia. Tidak ada seorangpun yang lebih kaya dari dia sebelum dan seudah
zamanyan. Dia mengerti bahwa KIKIR TAK AKAN MEMBUAT seseorang menjadi LEBIH
KAYA: “Orang yang kikir
tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami
kekurangan.” (Amsal 28:22); “Ada yang menyebar harta,
tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu
berkekurangan.” (Amsal 11:24)
Jadi saudara, mengapa kita tidak belajar dari semua ini dan mulai
bertindak untuk memberi. Karena memberi adalah satu-satunya jalan untuk kita
dapat melihat saluran berkat bagi kita mengalir dengan deras. Hanya dengan
memberi, kita akan melihat bagaimana Tuhan memberkati perbendaharaan dan pundi-pundi
kita penuh melimpah. Amen.
||||| intisari khotbah gembala
sidang , Pdt Joshua MS, pada Ibadah Raya Bulan Baru hati Nurani Ministries 6
April 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar