Kamis, 09 Mei 2013

MEMBANGUN KEMBALI RERUNTUHAN BAIT SUCI


MEMBANGUN KEMBALI RERUNTUHAN BAIT SUCI
(Hagai 1-2)

Hagai adalah Nabi pada zaman pembuangan Bangsa Israel di Babel. Pembuangan yang lebih pahit dari pada perbudakan 400 tahun di Mesir. Mengapa? Ada dua jawabannya. Karena mereka di buang ke Babel justru ketika Israel sudah menjadi sebuah bangsa yang makmur dan masyur bahkan pernah menjadi bangsa yang merajai hampir seluruh negeri. Kita tahu bahwa kejatuhan ketika berada di puncak itu sangat sakit. Yang kedua adalah karena pusat dan lambang tertinggi budaya dan spiritual mereka yaitu Baitu Suci dihancurkan oleh Nebukadnezar. Bait Suci sebagai pusat kehidupan Israel rata dengan tanah dan seluruh perangkat bait Suci diangkut ketanah pembuangan. Dapat kita bayangkan betapa Israel sama sekali telah “habis”.


Pesan utama dari Nabi Hagai adalah Membangun kembali reruntuhan Bait Suci sebagai akibat dari sikap Israel yang membelakangi Tuhan. Tentu Allah mengijinkan Nebukadnezar  meruntuhkan tembok Yerusalem dan merobohkan Bait Suci adalah karena perilaku Israel yang tidak setia dan bahklan memberontak kepada hukum-hukumNya.

Dalam kontek akhir zaman, pembangunan reruntuhan Bait Suci berarti Kebangunan Rohani. Pembangunan Bait Suci adalah yang kita pelajari hari ini tentu bukan bersifat material yaitu gedung gereja tetapi pembangunan gereja pada hakekatnya yaitu pembangunan manusia kristen yang sejati. Dalam 1 Korintus  3:16 ditulis: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu.” Ayat ini bahkan di tulis sampai dua kali oleh Rasul Paulus (1 Korintus  6:19) “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” Ini bermakna betapa paulus menekannya dengan sangat. Gereja atau Bait Suci yang sesungguhnya adalah manusia itu sendiri: “Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (2 Korintus 6:16). Baca juga Imamat 26:12, Yehezkiel 37:27.

MEMAHAMI JALAN MENUJU  KEBANGUNAN ROHANI

1.   Menetapkan prioritas. Menempatkan hal-hal utama pada tempat yang utama. Alkitab mengajarkan: "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!" Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan.” (Hagai 1:2,4). Dunia yang kita tempati ini berlomba menuju prioritas yang salah. Generasi ini sibuk mengurus hal-hal yang jasmaniah danmengabaikan hal-hal rohaniah. Prioritas orang percaya adalah membangun Bait Suci, yaitu pembangunan kehidupan rohani bukan membangun rumah tinggal atau hal yang berhubungan dengan daging. Hagai mengatakan: “Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.” (Hagai 1:8)


·         Kesalahan menetapkan prioritas adalah langkah pemborosan yang justru merugikan kita sendiri. Kita baca: “Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!” (Hagai 1:5-7) Lihat bahwa Hagai menuliskan dua kali kata perhatikanlah keadaanmu. Ini mengingatkan kita bagaimana Israel yang masyur itu kini terjual sebagai bangsa yang ditaklukkan bahkan digiring sebagai tawanan. Di tanah pembuanganpun mereka mengalami sengsara yang pahit karena semua usaha mereka untuk bangkit tidak pernah berbuah manis. Hidup mereka sepertinya tidak pernah lepas dari kesialan. Mengapa? Karena mereka gagal menetapkan prioritas.
·
·         Kesalahan Prioritas sama dengan pencapaian minimum. Ada sebuah rumus dalam skala satu sampai sepuluh. Bila kita mengerjakan dua maka kita akan mencapai delapan, tetapi jika kita mengerjakan delapan, kita hanya akan mendapatkan dua. Hagai mengatakan: “Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.” (Hagai 1:9)

·         Kesalahan dalam menetapkan prioritas mengundang tamu yang tak pernah diharapkan yaitu masalah. Bangsa kita ini selalu menjadi langganan masalah bukan? Apa penyebabnya? Karena bangasa ini gagal menetapkan prioritas. Demikian juga Israel, mereka menjadi langganan masalah karena salah menetapkan prioriotas. “Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha." (Hagai 1:10-11)
2.    Pembangunan Reruntuhan Bait Suci (Kebangunan Rohani) memerlukan banyak Pekerja. Kita belajar satu hal dari Nabi Hagai bahwa untuk menuju kebangkitan gereja, dibutuhkan banyak pengerja. Yesus berkata agar kita berdoa minta pengerja karena ladang sudah menguning tetapi pengerja sadikit. (Yohanes 4:35; Matius 9:37-38). Nabi Hagai menyorot secara khusus bahwa peran pemimpin dalam peristiwa kebangunan rohani sangat menentukan: “Lalu Zerubabel bin Sealtiel dan Yosua bin Yozadak, imam besar, dan selebihnya dari bangsa itu mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan juga perkataan nabi Hagai, sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN, Allah mereka; lalu takutlah bangsa itu kepada TUHAN.  Maka berkatalah Hagai, utusan TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangsa itu, demikian: "Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN." TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka,” (Hagai 1:12-14)

3.   Pelaku utama Pembangunan Bait Suci bukan manusia tetapi TUHAN. Ada satu fenomena yang sakit belakangan ini yaitu perburuan hamba Tuhan. Banyak orang kristen memburu seorang pengkhotbah tetapi melupakan Tuhan. Ini juga kesalahan prioritas yang merusak pembangunan Bait Suci. Fenomenan ini seperti rayap rohani yang akan segera menggerogoti dan meruntuhkan kembali bangunan Bait Suci. “Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.” (Hagai 2:7-9)

4. Pembangunan Bait Suci (Kebangunan Rohani) membawa dua dampak utama dalam kehidupan kristianitas. Yang pertama adalah membawa  Damai Sejahtera. Damai sejahtera ini luas cakupannya termasuk persatuan bukan perpecahan. Mengapa isu perpecahan merupakan menu sehari-hari gereja? Karena gereja dewasa ini salah menetapkan prioritas mereka. Kita baca apa yang disampaikan Hagai: “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam." (Hagai 2:10). Yang kedua adalah Kelimpahan/Kemakmuran. Kunci kita menerima pemulihan dan kebangkitan finasial adalah dengan mengutamakan pembangunan Bait Suci. Banyak orang yang memfokuskan dirinya pada bisnis dan menganggap kehidupan rohani adalah sambilan. Itulah sebabnya mereka mendapatkan uang yang justru membuat mereka tidak damai sejahtera. Berbagai konflik dan masalah justru bermunculan ketika seseorang mengejar uang dan membelakangi Tuhan. Tetapi sejak detik pertama kita meletakkan batu pertama pembangunan Bait Suci, maka sejak itu Allah akan memerintahkan berkatNya memenuhi kita. “Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya -- mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!” (Hagai 2:19-20)

(INTISARI Khotbah Pdt Joshua M. Sinaga, S.Th dalam Ibadah Raya Hati Nurani Ministries Chapter Induk Semper, Minggu 19 Agustus 2007)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar