Minggu, 19 Mei 2013

MENDENGAR SUARA TUHAN


MENDENGAR SUARA TUHAN
(Amos 3:1-7)

Banyak orang berpikir bahwa Tuhan hanya bicara pada zaman dahulu yaitu zaman para nabi dan rasul. Ada beberapa alasan yang mendasari pemikiran itu. Yang pertama adalah perbedaan arti dari mendengar suara Tuhan. Pemikiran banyak orang bahwa mendengar suara Tuhan berhubungan dengan peristiwa spektakuler di mana Allah memperdengarkan suara dahsyat menggelegar yang dapat ditangkap secara lingual. Kenyataannya pada zaman ini kita tidak lagi mendengarkan peristiwa seperti di padang gurung sewaktu Allah berbicara kepada umat Israel (Bacalah Keluaran 19). Yang kedua, ada pemikiran sempit bahwa mendengar itu selalu berhubungan dengan telinga atau audibel. Padahal Allah tidak selalu berbicara secara audibel dimana telinga manusia dapat menangkapnya. Nah sekarang kita akan melihat bagaimana cara Tuhan berbicara kepada umatnya. Secara garis besar pada zaman ini, Tuhan berbicara dengan dua cara, yaitu:


A.    Secara Umum melalui Fenomena Alam yang tidak lagi ramah. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa kejadian-kejadian alam yang terjadi hari-hari terakhir ini bukanlah sebuah fenomena alamiah semata. Penulis Alkitab memberikan kepada kita informasi yang lebih dari cukup tentang peran Allah dibalik kejadian-kejadian alam. “dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.” (Lukas 21:11). Gempa bumi, kelaparan karena kekeringan, banjir bandang, tanah longsor dan lain sebagainya. Kita juga mengerti bahwa semburan lumpur dari perut bumi di Sidoarjo bukanlah fenomena alam semata. Pasti Allah sedang ingin berbicara kepada manusia agar bertobat dari ketamakan dan memburu harta duniawi. Secara khusus, fenomena alam yang tidak wajar ini memang berhubungan erat dengan hari-hari terakhir bumi sebelum memasuki masa penghakiman. Peristiwa alam yang dahsyat belakangan ini di seluruh dunia merupakan suara Tuhan yang mengingatkan semua manusia untuk mengingat hari kedatangan  Tuhan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. “Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” (Wahyu 6:12)

Secara Khusus melalui para nabi atau hamba-hamba Tuhan yang memiliki karunia nubuat. Kalau yang pertama Allah berbicara secara global, universal, kali ini Tuhan berbicara secara spesifik. Tuhan berbicara lewat personal. Rasul Paulus mengatakan: “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.” (1 Korintus 12:10). Jadi ada pelayanan kenabian (propetik ministry) yang memang tidak semua orang memilikinya. “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,” (Efesus 4:11). Perhatikanlah bahwa hingga hari ini, Tuhan masih mengutus nabi untuk berbicara kepada kita. Jadi janganlah kita meremehkan nubuat atau firman yang disampaikan oleh para nabiNya. Dengarlah, sebab itu adalah suata Tuhan yang ingin diperdengarkan Allah kepada umatNya diakhir zaman ini. Memang kita harus tetap waspada, karena ada oknum yang mengaku dirinya nabi padalah bukan. Alkitab mengatakan bahwa nabi-nabi palsu akan datang pada akhir zaman ini untuk sebisa mungkin dipake setan menyesatkan orang-orang percaya: “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (Matius 7:15)  Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (Matius 24:11)

APA YANG KITA PELAJARI HARI INI?

1.      Tidak ada satu hal yang terjadi secara kebetulan. Semua terjadi seijin dan sepengetahuan Tuhan. Mari kita menyimak tulisan Nabi Amos ini: “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Mengaumkah seekor singa di hutan, apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa? Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di tanah, apabila tidak ada jerat terhadapnya? Membingkaskah perangkap dari tanah, jika tidak ditangkapnya sesuatu? Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya?” (AMOS 3:3-6). Sekarang kita mengerti bahwa tidak ada satu hal pun yang terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan. Kita membaca: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28) Semua yang bergerak dipermukaan planet ini, tak satu pun yang luput dari peranan Tuhan. Jadi apakah yang dapat kita lakukan? Percayakan hidup kita sepenuhnya kepadaNya dan jangan mencoba untuk berbantah dengan Dia.

2.      Tuhan masih berbicara sampai detik ini jadi bukalah hatimu. Sekali lagi saya sampaikan bahwa Tuhan masih berbicara. Dia bukan Tuhan yang bisu. Jadi siapkanlah telinga rohani kita untuk mendengarkan suaraNya. Satu yang sangat indah dalam pelayanan kenabian adalah: “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.” (Amos 3:7) Kita patut bersyukur karena Allah bukan Pribadi yang bekerja serampangan. Dia bahkan melibatkan gerejaNya dalam rencana kerjaNya. Bukan seperti kebanyakan kita yang bekerja dan berkarya sendiri dan melupakan Allah. Seringkali kita melakukan tugas kita dengan berikir kita tidak perlu Tuhan karena kita cukup cerdas. Suatu hari saya mengendarai motor dan membonceng istri saya. Saya punya kebiasaan berdoa sepanjang jalan yang saya lalui dan selalu mendengar pesan-pesan khusus dalam perjalanan saya. Namun hari itu saya terburu-buru dan “lupa” berdoa dan mengabaikan suara Tuhan. Di jalur under pass Senen padat merayap dan saya meluncur pelan. Sebuah sedan mengiri dan mempersempit jalur motor yang memang biasanya hanya satu meter dari pembatas trotoar. Beberapa kali saya klakson tapi mobil tetap saja mengiri dan tiba-tiba motor yang melaju di depan mengerem mendadak dan dalam hitungan detik motor saya menabrak spakbord belakang motor sampai penumpangnya terpental ke depan. Motor saya tepat berhenti di sebelah sedan dan puji Tuhan tidak sampai terjatuh. Saya akhirnya tahu bahwa motor di depan saya berhenti setelah terlebih dahulu menabrak motor didepannya. Puji Tuhan dalam insiden kecil ini tidak ada yang cidera. Namun saya tahu bahwa saya harus mendengar suara Tuhan yang sejak berangkat dari awal berkata hat-hati dan pelan-pelan. Rasul Paulus berkata: Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", (Ibrani 3:15) Jika Allah sudah berbicara, maka kita tidak boleh menulikan telinga kita dan berpura-pura tidak dengar. Sebab jika Tuhan bicara pasti ada sesuatu yang akan terjadi. Jika kita tidak tanggap maka sesuatu dapat menciderai kita. yang labih penting adalah bahwa Tuhan tidak terlambat bicara. Allah selalu tepat waktu: “Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7) Jadi, bukalah telinga rohani anda dan dengarkanlah Dia berbicara. Mungkin lewat fenomena alam yang tak lagi ramah, lewat para nabi-nabiNya, atau lewat suaraNya yang berbisik dalam hati nurani saudara. Belajarlah dan pergunakanlah telinga rohani anda.

3.      Inilah kesempatan (KAIROS) terakhir. Saudara, kita hidup di zaman akhir dan akhir zaman. Saudara mengerti kata-kata ini? Kita sudah dipenghujung akhir zaman dan inilah kesempatan terakhir untuk kita memperoleh kasih karuniaNya. Karena Dialah Gembala yang mengenal  kita: “Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir, bunyinya. "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu.” (Amos 3:1-2) Allah yang menuntun kita keluar dari kegelapan mesir yang melambangkan kehidupan manusiwi lama kita. Dia mengenal kita dan merancangkan kebaikan dalam hidup kita jadi janganlah kita merugi karena kita melewatkan suaraNya.

Yang terakhir dari pesan firman hari ini adalah karena Dia sedang memperingatkan dengan keras dosa-dosa generasi terakhir ini, maka kita harus tanggap. Nabi Amos menulis: “Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?" (Amos 3:8) Allah sudah ada pada tahap akhir dari belas kasihanNya. Hari dimana segala kemurahanNya akan berakhir dan berganti dengan murka yang menyala-nyala bila generasi ini tidak kunjung sadar dan meninggalkan kejahatannya. Inilah hari-hari terakhir kita masih dapat memperoleh kemurahan dan belas kasihNya yang begitu besar, namun sadarlah bahwa ada harinya dan hari itu hampir tiba bahwa Allah akan menunjukkan kekudusannya dengan menghukum semua kejahatan dan kedurjanaan dunia ini. Maranatha, datanglah segera ya Tuhan Yesus, halleluyah. Amin.

(INTISARI khotbah Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th,  dalam Ibadah Raya Minggu, 15 Juli 2007 hati Nurani Ministries Chapter Induk Jakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar