MENDENGAR SUARA TUHAN
(Amos 3:1-7)
Banyak orang berpikir bahwa Tuhan hanya bicara pada zaman
dahulu yaitu zaman para nabi dan rasul. Ada beberapa alasan yang mendasari
pemikiran itu. Yang pertama adalah perbedaan arti dari mendengar suara Tuhan.
Pemikiran banyak orang bahwa mendengar suara Tuhan berhubungan dengan peristiwa
spektakuler di mana Allah memperdengarkan suara dahsyat menggelegar yang dapat
ditangkap secara lingual. Kenyataannya pada zaman ini kita tidak lagi
mendengarkan peristiwa seperti di padang gurung sewaktu Allah berbicara kepada
umat Israel (Bacalah Keluaran 19). Yang kedua, ada pemikiran sempit bahwa
mendengar itu selalu berhubungan dengan telinga atau audibel. Padahal Allah
tidak selalu berbicara secara audibel dimana telinga manusia dapat
menangkapnya. Nah sekarang kita akan melihat bagaimana cara Tuhan berbicara
kepada umatnya. Secara garis besar pada zaman ini, Tuhan berbicara dengan dua
cara, yaitu:
A. Secara
Umum melalui Fenomena Alam yang tidak lagi ramah. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa
kejadian-kejadian alam yang terjadi hari-hari terakhir ini bukanlah sebuah
fenomena alamiah semata. Penulis Alkitab memberikan kepada kita informasi yang
lebih dari cukup tentang peran Allah dibalik kejadian-kejadian alam. “dan akan terjadi gempa bumi yang
dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan
terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari
langit.” (Lukas 21:11). Gempa bumi, kelaparan karena kekeringan, banjir
bandang, tanah longsor dan lain sebagainya. Kita juga mengerti bahwa semburan
lumpur dari perut bumi di Sidoarjo bukanlah fenomena alam semata. Pasti Allah
sedang ingin berbicara kepada manusia agar bertobat dari ketamakan dan memburu
harta duniawi. Secara khusus, fenomena alam yang tidak wajar ini memang
berhubungan erat dengan hari-hari terakhir bumi sebelum memasuki masa
penghakiman. Peristiwa alam yang dahsyat belakangan ini di seluruh dunia
merupakan suara Tuhan yang mengingatkan semua manusia untuk mengingat hari
kedatangan Tuhan untuk menghakimi orang
yang hidup dan yang mati. “Maka
aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya
terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung
rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.” (Wahyu 6:12)
Secara Khusus melalui para nabi atau hamba-hamba Tuhan
yang memiliki karunia nubuat. Kalau yang pertama Allah berbicara secara global,
universal, kali ini Tuhan berbicara secara spesifik. Tuhan berbicara lewat
personal. Rasul Paulus mengatakan: “Kepada
yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia
memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain
Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.” (1 Korintus
12:10). Jadi ada pelayanan kenabian (propetik ministry) yang memang tidak semua
orang memilikinya. “Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,” (Efesus 4:11).
Perhatikanlah bahwa hingga hari ini, Tuhan masih mengutus nabi untuk berbicara
kepada kita. Jadi janganlah kita meremehkan nubuat atau firman yang disampaikan
oleh para nabiNya. Dengarlah, sebab itu adalah suata Tuhan yang ingin
diperdengarkan Allah kepada umatNya diakhir zaman ini. Memang kita harus tetap
waspada, karena ada oknum yang mengaku dirinya nabi padalah bukan. Alkitab
mengatakan bahwa nabi-nabi palsu akan datang pada akhir zaman ini untuk sebisa
mungkin dipake setan menyesatkan orang-orang percaya: “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu
dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang
buas. (Matius 7:15) Banyak nabi palsu akan muncul dan
menyesatkan banyak orang. (Matius 24:11)
1.
Tidak ada satu hal yang terjadi secara
kebetulan. Semua terjadi seijin dan sepengetahuan Tuhan. Mari kita menyimak
tulisan Nabi Amos ini: “Berjalankah
dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Mengaumkah seekor singa di
hutan, apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya,
jika belum menangkap apa-apa? Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di
tanah, apabila tidak ada jerat terhadapnya? Membingkaskah perangkap dari tanah,
jika tidak ditangkapnya sesuatu? Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan
orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN
tidak melakukannya?” (AMOS 3:3-6). Sekarang kita mengerti bahwa tidak
ada satu hal pun yang terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan. Kita membaca: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
(Roma 8:28) Semua yang bergerak dipermukaan planet ini, tak satu pun yang luput
dari peranan Tuhan. Jadi apakah yang dapat kita lakukan? Percayakan hidup kita
sepenuhnya kepadaNya dan jangan mencoba untuk berbantah dengan Dia.
2.
Tuhan masih berbicara sampai detik ini jadi
bukalah hatimu. Sekali lagi saya sampaikan bahwa Tuhan masih berbicara. Dia
bukan Tuhan yang bisu. Jadi siapkanlah telinga rohani kita untuk mendengarkan
suaraNya. Satu yang sangat indah dalam pelayanan kenabian adalah: “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat
sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.”
(Amos 3:7) Kita patut bersyukur karena Allah bukan Pribadi yang bekerja serampangan.
Dia bahkan melibatkan gerejaNya dalam rencana kerjaNya. Bukan seperti
kebanyakan kita yang bekerja dan berkarya sendiri dan melupakan Allah.
Seringkali kita melakukan tugas kita dengan berikir kita tidak perlu Tuhan
karena kita cukup cerdas. Suatu hari saya mengendarai motor dan membonceng
istri saya. Saya punya kebiasaan berdoa sepanjang jalan yang saya lalui dan
selalu mendengar pesan-pesan khusus dalam perjalanan saya. Namun hari itu saya
terburu-buru dan “lupa” berdoa dan mengabaikan suara Tuhan. Di jalur under pass
Senen padat merayap dan saya meluncur pelan. Sebuah sedan mengiri dan
mempersempit jalur motor yang memang biasanya hanya satu meter dari pembatas
trotoar. Beberapa kali saya klakson tapi mobil tetap saja mengiri dan tiba-tiba
motor yang melaju di depan mengerem mendadak dan dalam hitungan detik motor
saya menabrak spakbord belakang motor sampai penumpangnya terpental ke depan.
Motor saya tepat berhenti di sebelah sedan dan puji Tuhan tidak sampai
terjatuh. Saya akhirnya tahu bahwa motor di depan saya berhenti setelah
terlebih dahulu menabrak motor didepannya. Puji Tuhan dalam insiden kecil ini
tidak ada yang cidera. Namun saya tahu bahwa saya harus mendengar suara Tuhan
yang sejak berangkat dari awal berkata hat-hati dan pelan-pelan. Rasul Paulus
berkata: Tetapi apabila pernah
dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah
keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", (Ibrani 3:15) Jika Allah
sudah berbicara, maka kita tidak boleh menulikan telinga kita dan berpura-pura
tidak dengar. Sebab jika Tuhan bicara pasti ada sesuatu yang akan terjadi. Jika
kita tidak tanggap maka sesuatu dapat menciderai kita. yang labih penting
adalah bahwa Tuhan tidak terlambat bicara. Allah selalu tepat waktu: “Sebab itu Ia menetapkan pula suatu
hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman
dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika
kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7)
Jadi, bukalah telinga rohani anda dan dengarkanlah Dia berbicara. Mungkin lewat
fenomena alam yang tak lagi ramah, lewat para nabi-nabiNya, atau lewat suaraNya
yang berbisik dalam hati nurani saudara. Belajarlah dan pergunakanlah telinga
rohani anda.
3.
Inilah kesempatan (KAIROS) terakhir. Saudara,
kita hidup di zaman akhir dan akhir zaman. Saudara mengerti kata-kata ini? Kita
sudah dipenghujung akhir zaman dan inilah kesempatan terakhir untuk kita
memperoleh kasih karuniaNya. Karena Dialah Gembala yang mengenal kita: “Dengarlah
firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang
segenap kaum yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir, bunyinya. "Hanya
kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum
kamu karena segala kesalahanmu.” (Amos 3:1-2) Allah yang menuntun kita
keluar dari kegelapan mesir yang melambangkan kehidupan manusiwi lama kita. Dia
mengenal kita dan merancangkan kebaikan dalam hidup kita jadi janganlah kita
merugi karena kita melewatkan suaraNya.
Yang terakhir dari pesan firman hari ini adalah
karena Dia sedang memperingatkan dengan keras dosa-dosa generasi terakhir ini,
maka kita harus tanggap. Nabi Amos menulis: “Singa
telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah
yang tidak bernubuat?" (Amos 3:8) Allah sudah ada pada tahap akhir
dari belas kasihanNya. Hari dimana segala kemurahanNya akan berakhir dan
berganti dengan murka yang menyala-nyala bila generasi ini tidak kunjung sadar
dan meninggalkan kejahatannya. Inilah hari-hari terakhir kita masih dapat memperoleh
kemurahan dan belas kasihNya yang begitu besar, namun sadarlah bahwa ada
harinya dan hari itu hampir tiba bahwa Allah akan menunjukkan kekudusannya
dengan menghukum semua kejahatan dan kedurjanaan dunia ini. Maranatha,
datanglah segera ya Tuhan Yesus, halleluyah. Amin.
(INTISARI khotbah Pdt. Joshua
Mangiring Sinaga, S.Th, dalam Ibadah
Raya Minggu, 15 Juli 2007 hati Nurani Ministries Chapter Induk Jakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar