Kunci
Kehidupan Berkemenangan
(Nast: 2 Korintus
4:16-18, 5:1-10)
Pada zaman akhir ini, manusia
berlomba-lomba untuk mendapatkan kenikmatan duniawi. Bukan hanya orang dunia,
sebagian orang kristen pun seolah telah terseret untuk mengikuti pola hidup
modern yang duniawi. Beberapa gereja bahkan telah dengan secara terang-terangan
mengajarkan paham dogma kemakmuran (propherity dogtrine) secara tidak seimbang.
Inti pengajarannya adalah kaya atau kelimpahan secara materi bagi setiap orang
yang percaya.
Sejatinya, Alkitab tidak hanya menulis tentang kemakmuran,
tetapi juga kesukaran dan penderitaan bila orang menjadi pengikut Kristus. “Kata-Nya kepada mereka semua:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. (Lukas 9:23) Rasul Paulus sebagai rasul yang paling banyak
mengalami deraan pisik selama dalam pelayanannya mengatakan: “Memang setiap
orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,” (2 Timotius 3:12). Kita menemukan paling
tidak ada 48 ayat yang menunjuk pada penderitaan bagi setiap pengikut Kristus
dalam Perjanjian Baru. Jadi jelaslah, bahwa menderita karena nama Kristus
adalah pesan yang nyata dan alkitabiah.
Jikalau demikian
adanya, mengapa kita harus menderita? Rasul Paulus menekankan bahwa kita
tinggal dalam kemah yang fana. “Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh,
karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman
kita yang sekarang ini,” (ayat
2). Alasannya adalah karena kita tinggal di dalam kemah yang fana. Dalam bahasa
Ibrani, adamah berarti tanah, debu tanah. Dari kata adamah,
lahirlah kata Adam yang berarti manusia. Jadi jelas manusia itu
memang terbuat dari tanah. Manusia tinggal di dalam tubuh yang fana yang
akan binasa. Habitat manusia adalah dunia (kosmos) ini. Maka tidak
heran, manusia selalu cenderung untuk mengikuti dan menyukai hal yang bersifat
kosmik (kebiasaan duniawi) yang justru bertentangan dengan hukum Allah.
Inilah
yang disebut dengan penderitaan. Sementara kita telah menjadi exklesian
(orang kristen) yang harus hidup sesuai hukum Allah, kita justru tinggal di
dalam adam yang menyukai habitatnya yaitu adamah. Kita tinggal
dalam tubuh jasmaniah yang cenderung memberontak kepada Allah, tetapi di dalam
kita berdiam Roh Allah yang terus menerus menegur hati nurani kita untuk
melakukan hukum Allah. Inilah yang membuat Rasul Paulus berkata: “Aku, manusia celaka! Siapakah yang
akan melepaskan aku dari tubuh maut ini.” (Roma 7:24).
Kemelut inilah yang membuat dia berkata: “tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari
tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.” (ayat 8).
Yang
kita pelajari adalah bahwa ada penderitaan manusia batiniah kita yang
selalu merindukan hal yang rohani karena masih terbungkus oleh manusia
lahiriah. Manusia batiniah kita lebih merindukan untuk segera menanggalkan
kemah yang fana dan menempati kemah surgawi yang tidak dibuat oleh tangan
manusia. Tetapi Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan justru membiarkan kita untuk
sementara didalam kemelut ini untuk menguji kemurnian kita: “Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal
itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang
telah disediakan bagi kita.” (Ayat 5)
Ada beberapa kunci yang
dipesankan Rasul Paulus agar manusia batiniah kita menang:
- Jangan tawar hati. (Ayat 16). Dalam KJV kita baca: “For which cause we faint not; but though our outward man perish, yet the inward man is renewed day by day”. Jadi kita jangan menjadi redupa atau pudar hanya karena berbagai-bagai tekanan dan penderitaan yang berlaku dalam hidup kita. kita harus rela dibaharui hari demi hari untuk menjadi lebih baik di hari esok.
- Kenakanlah mata rohani (Ayat 18). Banyak kali kita lupa bahwa kita memiliki mata yang lain selain mata jasmaniah. Itulah mata rohani kita. Mata rohani inilah yang dapat melihat di balik penderitaan selalu ada berkat yang disediakan Tuhan bagi kita. Mata Rohani inilah yang dapat menghidupkan iman dalam hati kita walaupun mata jasmaniah kita melihat ada segunung masalah menghadang didepan. Alkitab berpesan bahwa kita adalah: “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (Ayat 7) Dengan mengenakan mata rohani, kita akan menjadi orang yang dapat kuat menahan segala penderitaan sementara yang diijinkan Allah berlaku atas kita. “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (ayat 17)
- Tabah (Ayat 6). Kata tabah ternyata bukanlah kata yang asing dalam Alkitab. Kita harus tabah dalam berbagai-bagai kesukaran, karena dengan ketabahan itulah kita nantinya akan menerima upah yang pantas bagi kita. “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” Kata tabah dalam KJV adalah always confident yang berarti yakin atau pasti. Dalam kekristenan kita haruslah menjadi orang yang pasti dan yakin bahwa segalnya berlaku demi kebaikan kita. Tuhan tidak pernah merencanakan malapetaka untuk menghancurkan umatNya.
- Berusaha (Ayat 9). Kita adalah pekerja (wherefore we labour – KJV) yang harus tetap bekerja dan berusaha. Memang kita tidak memiliki kekuatan yang hebat, tetapi bila kita bekerja didalam namaNya, maka Dialah yang akan memeberikan kekuatan kepada kita untuk meraih kemenangan. Jangan menjadi lelah karena yang menerima upah adalah mereka yang tetap bekerja sampai hari kedatanganNya. Marilah kita tetap bergiat bekerja dan jangan menjadi lelah dihari-hari yang akhir ini. Kerjakan lebih banayak dan lebih giat. Degnan bekerja lebih giat kita dapat mempercepat hari kedatanganNya.
Saudara
yang kekasih dalam Tuhan Yesus, seorang Rasul berpesan: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan,
apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan”. (Yakobus 1:2).
Jadi tenangkanlah jiwamu dan jadilah pemenang.
INTISARI Khotbah Pdt Joshua mangiring
Sinaga pada Ibadah Raya Bulan Baru 3
September 2006 di GKBI Jemaat Hati Nurani Induk Semper.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar