Selasa, 23 April 2013

KUNCI MENUJU KEMENANGAN DAN TETAP BERTAHAN DISANA


KUNCI MENUJU KEMENANGAN DAN TETAP BERTAHAN DI SANA
(Nast: KEJADIAN 26:1-5; 12-14; 24-25)

Dunia yang kita tempati ini adalah gudang masalah. Siapapun anda, tidak terkecuali, masalah pasti akan datang. Dimanapun kita berada, masalah akan mengejar. Miskin, kaya, tampan, jelek, tua muda, semuanya bermasalah. Semua hanya menunggu waktu saja. Namun yang membuat berbeda adalah bagaimana respon dan sikap anda jika masalah itu datang. Apakah anda berhasil menguasainya atau malah anda dikuasai? Ribuan tahun di Timur Tengah sana terjadi masalah besar. Kelaparan. Kita baca: “Maka timbullah kelaparan di negeri itu. -- Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.” (1) Kelaparan ini  bagitu hebat sehingga melanda hampir seluruh wilayah. Ishak pun terkena dampak dan memilih untuk mengungsi ke negeri Filistin. Anda tahu bukan bahwa negeri Kanaan adalah negeri pilihan Tuhan yang berlimpah susu dan madu? Di negeri itu ternyata tetap dikunjungi kelaparan. Maslah besar yang berkaitan langsung dengan hidup mati seseorang.


Ishak adalah seorang yang berbeda. Dia merespon masalah dengan sikap yang benar. Itu yang membuat dia berhasil melalui kemelut itu dan bahkan memperoleh berkat yang berkelimpahan. Sungguh di luar dugaan akal pikiran manusia bukan? Bagaimana Ishak dapat mencapai kemenangan dan bahkan tetap bertahan dalam kemenangan sementara banyak orang yang lain menjadi pecundang? Kita mempelajari paling tidak ada 5 teladan hidup yang dapat kita pelajari dari Ishak:

1. Pribadi Tuhan dan firmanNya

Dalam ayat 2 kita baca: “Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.” Penampakan PribadiNya adalah konfirmasi yang paling seirng kita temuai dalam perjanjian lama. Penampakan Pribadi itu selalu disertai dengan penyampaian firman. Jadi Pribadi Allah dan firmanNya selalu datang bersama. Zaman ini tentu kita masih dapat menikmati kehadiran atau penampakan diriNya namun tidak lagi harus demikian karena kita sudah memiliki firmanNya (LOGOS) yang jikalau kita mendpatkan pencarahan oleh Roh Kudus akan menjadi rhema (firman yang hidup). Jadi sama seperti Ishak yang bertemu pribadi dan firmanNya, kita semua pun memerlukan hal yang sama. Tanpa pernah bertemu dengan pribadiNya, melalui kelahiran baru, dan dituntun oleh firmanNya setiap hari, kita tidak akan pernah manang!

2.      Pesan Spesifik

Kegagalan kita seringkali bukan karena kita kurang persiapan, tetapi karena kita tidak memiliki pesan khusus. Pesan khusus itu yang membuat kita memiliki visi dan misi yang jelas. Visi karena kita mendengar pesan khusus sehingga menggerakkan kita melalui misi yang kuat. Dalam ayat 3dan 4 kita baca: “Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,” Ishak menerima pesan yang spesifik. Pesan khusus itu terinci dan tidak bersifat umum. Perhatikan bahwa Allah berfirman dengan jelas dan tidak kabur. Ishak diminta tinggal di negeri Filistin sebagai orang asing. Garansinya adalah Allah akan menyertainya. Saudara, jika Allah memerintahkan sesuatu, Dia akan selalu menjamin firrmanNya. Jadi jangan takut atau bimbang, jika anda mendengar pesan khusus, jadikan itu sebagai visi untuk mencapai misi yang besar yang telah Tuhan siapkan dalam hidupmu.

3.      Mentoring

Tak ada yang berhasil tanpa kontribusi dari pihak lain. Ishak mendapatkan kasih karunia yang berlimpah tidak lepas dari keteladanan rohani ayahnya. Jadi sekarang, jika kita hendak mencapai kemenangan, kita perlu penasehat atau seorang mentor. Memang berat karena kita sering terjebak dalam dilema karena mentoring rohani tidak dapat disusun seperti mentoring duniawi. Mentoring rohani bersifat penundukan diri secara total. Jadi berdoalah kepada Tuhan agar Tuhan memberikan hikmat sat kita memilih mentor rohani yang tepat. Mentor itu harus kita percayai spenuhnya sebagai wakil Tuhan yang dapat menegur dan meluruskan jalankita. Mentor yang paling ideal adalah gembala tetapi sering kali gembala menjadi kurang menarik karena kesibukan perannya yang sangat vital dalam jemaat, jadi saya lebih menyarankan anda berdoa dan mencari sendiri figur lain jika gembala saudara tidak memungkinkan menajdi mentor. Ishak mendapatkan mentoring yang lauar biasa hebat sepanjang hidup ayahnya sampai Allah begitu “memuji” Abraham: “karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." (5)

4.      Iman

Iman mengharuskan kita bekerja walau logika berkata tidak mungkin. Walau negeri dimana Ishak diminta Tuhan tetap tinggal sedang dilanda musim kering, tetapi karena Tuhan yang menyuruh, Ishak memilih percaya karena bila Tuhan ada semuanya bisa berubah. Iman bekerja mengatasi akal dan logika. Seharusnya logika memaksa Ishak pergi ke Mesir dimana ada sungan Nil yang tetap mengalir, tetapi Ishak memakai imannya dan tetap tinggal. Nah saudara, iman itu berkerja terbalik. Iman tidak selalu mengikuti akal manusiawi kita bahkan sangat sering di luar logika. Ishak memilih memakai imannya dan mulai menabur benih ditengah musim kering yang melanda hebat. Perhatikan saudara, karena Tuhan menyuruh dan Ishak percaya maka Ishak dapat menuai 100 kali lipat dari hasil yang biasa: “Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya.” (12-14)

5.      Keintiman

Keintiman dengan Tuhan adalah kunci pamungkas rahasia mencapa kemenangan dan akan teap bertahan di sana walau pun waktu dan badai menghempas. Ketika Ishak mendapatkan kunjunganNya, Dia mendirikan mezbah. Mezbah adalah lambang keintiman seseorang dengan Tuhannya. Bila anda seorang percaya namun tidak memiliki hubungan yang baik dalam doa dan ibadah kepadaNya, maka anda tak lebih dari seorang pecundang. Namun bila anda selalu memiliki waktu untuk datang menghampiriNya dalam doa, pujian, penyembahan maka anda sedang mengalirkan kuasa yang mahadahyat yang akan menopang anda sehingga tetap mampun bertahan menghadapi setiap ujian dan godaaan. “Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu." Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.” (24-25)

Ps. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th., M.Th
Gembala Jemaat Bethany Pulomas Jakarta, Pendiri Yayasan Hati Nurani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar