KUNCI MENUJU KEMENANGAN DAN TETAP BERTAHAN DI SANA
(Nast: KEJADIAN
26:1-5; 12-14; 24-25)
Dunia yang kita tempati ini
adalah gudang masalah. Siapapun anda, tidak terkecuali, masalah pasti akan
datang. Dimanapun kita berada, masalah akan mengejar. Miskin, kaya, tampan,
jelek, tua muda, semuanya bermasalah. Semua hanya menunggu waktu saja. Namun
yang membuat berbeda adalah bagaimana respon dan sikap anda jika masalah itu
datang. Apakah anda berhasil menguasainya atau malah anda dikuasai? Ribuan
tahun di Timur Tengah sana
terjadi masalah besar. Kelaparan. Kita baca: “Maka timbullah kelaparan di
negeri itu. -- Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman
Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin.”
(1) Kelaparan ini bagitu hebat sehingga
melanda hampir seluruh wilayah. Ishak pun terkena dampak dan memilih untuk
mengungsi ke negeri Filistin. Anda tahu bukan bahwa negeri Kanaan adalah negeri
pilihan Tuhan yang berlimpah susu dan madu? Di negeri itu ternyata tetap dikunjungi
kelaparan. Maslah besar yang berkaitan langsung dengan hidup mati seseorang.
Ishak adalah seorang yang
berbeda. Dia merespon masalah dengan sikap yang benar. Itu yang membuat dia
berhasil melalui kemelut itu dan bahkan memperoleh berkat yang berkelimpahan.
Sungguh di luar dugaan akal pikiran manusia bukan? Bagaimana Ishak dapat
mencapai kemenangan dan bahkan tetap bertahan dalam kemenangan sementara banyak
orang yang lain menjadi pecundang? Kita mempelajari paling tidak ada 5 teladan
hidup yang dapat kita pelajari dari Ishak:
1. Pribadi Tuhan dan firmanNya
Dalam ayat 2 kita baca: “Lalu
TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke
Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu.” Penampakan PribadiNya
adalah konfirmasi yang paling seirng kita temuai dalam perjanjian lama.
Penampakan Pribadi itu selalu disertai dengan penyampaian firman. Jadi Pribadi
Allah dan firmanNya selalu datang bersama. Zaman ini tentu kita masih dapat
menikmati kehadiran atau penampakan diriNya namun tidak lagi harus demikian
karena kita sudah memiliki firmanNya (LOGOS) yang jikalau kita mendpatkan
pencarahan oleh Roh Kudus akan menjadi rhema (firman yang hidup). Jadi sama
seperti Ishak yang bertemu pribadi dan firmanNya, kita semua pun memerlukan hal
yang sama. Tanpa pernah bertemu dengan pribadiNya, melalui kelahiran baru, dan
dituntun oleh firmanNya setiap hari, kita tidak akan pernah manang!
2.
Pesan Spesifik
Kegagalan kita seringkali bukan
karena kita kurang persiapan, tetapi karena kita tidak memiliki pesan khusus.
Pesan khusus itu yang membuat kita memiliki visi dan misi yang jelas. Visi
karena kita mendengar pesan khusus sehingga menggerakkan kita melalui misi yang
kuat. Dalam ayat 3dan 4 kita baca: “Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing,
maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan
kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati
sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak
keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu
seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat
berkat,” Ishak menerima pesan yang spesifik. Pesan khusus itu terinci dan tidak
bersifat umum. Perhatikan bahwa Allah berfirman dengan jelas dan tidak kabur.
Ishak diminta tinggal di negeri Filistin sebagai orang asing. Garansinya adalah
Allah akan menyertainya. Saudara, jika Allah memerintahkan sesuatu, Dia akan
selalu menjamin firrmanNya. Jadi jangan takut atau bimbang, jika anda mendengar
pesan khusus, jadikan itu sebagai visi untuk mencapai misi yang besar yang
telah Tuhan siapkan dalam hidupmu.
3.
Mentoring
Tak ada yang berhasil tanpa
kontribusi dari pihak lain. Ishak mendapatkan kasih karunia yang berlimpah
tidak lepas dari keteladanan rohani ayahnya. Jadi sekarang, jika kita hendak
mencapai kemenangan, kita perlu penasehat atau seorang mentor. Memang berat
karena kita sering terjebak dalam dilema karena mentoring rohani tidak dapat
disusun seperti mentoring duniawi. Mentoring rohani bersifat penundukan diri
secara total. Jadi berdoalah kepada Tuhan agar Tuhan memberikan hikmat sat kita
memilih mentor rohani yang tepat. Mentor itu harus kita percayai spenuhnya
sebagai wakil Tuhan yang dapat menegur dan meluruskan jalankita. Mentor yang paling ideal
adalah gembala tetapi sering kali gembala menjadi kurang menarik karena
kesibukan perannya yang sangat vital dalam jemaat, jadi saya lebih menyarankan
anda berdoa dan mencari sendiri figur lain jika gembala saudara tidak
memungkinkan menajdi mentor. Ishak mendapatkan mentoring yang lauar biasa hebat
sepanjang hidup ayahnya sampai Allah begitu “memuji” Abraham: “karena Abraham
telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu
segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." (5)
4.
Iman
Iman mengharuskan kita bekerja
walau logika berkata tidak mungkin. Walau negeri dimana Ishak diminta Tuhan
tetap tinggal sedang dilanda musim kering, tetapi karena Tuhan yang menyuruh, Ishak
memilih percaya karena bila Tuhan ada semuanya bisa berubah. Iman bekerja
mengatasi akal dan logika. Seharusnya logika memaksa Ishak pergi ke Mesir
dimana ada sungan Nil yang tetap mengalir, tetapi Ishak memakai imannya dan
tetap tinggal. Nah saudara, iman itu berkerja terbalik. Iman tidak selalu mengikuti
akal manusiawi kita bahkan sangat sering di luar logika. Ishak memilih memakai
imannya dan mulai menabur benih ditengah musim kering yang melanda hebat.
Perhatikan saudara, karena Tuhan menyuruh dan Ishak percaya maka Ishak dapat
menuai 100 kali lipat dari hasil yang biasa: “Maka menaburlah Ishak di tanah
itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia
diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya,
sehingga ia menjadi sangat kaya. Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu
sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya.”
(12-14)
5.
Keintiman
Keintiman dengan Tuhan adalah
kunci pamungkas rahasia mencapa kemenangan dan akan teap bertahan di sana walau pun waktu dan
badai menghempas. Ketika Ishak mendapatkan kunjunganNya, Dia mendirikan mezbah.
Mezbah adalah lambang keintiman seseorang dengan Tuhannya. Bila anda seorang
percaya namun tidak memiliki hubungan yang baik dalam doa dan ibadah kepadaNya,
maka anda tak lebih dari seorang pecundang. Namun bila anda selalu memiliki
waktu untuk datang menghampiriNya dalam doa, pujian, penyembahan maka anda
sedang mengalirkan kuasa yang mahadahyat yang akan menopang anda sehingga tetap
mampun bertahan menghadapi setiap ujian dan godaaan. “Lalu pada malam itu TUHAN
menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Akulah Allah ayahmu Abraham;
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan
membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu." Sesudah itu
Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang kemahnya
di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ.” (24-25)
Ps. Joshua Mangiring Sinaga,
S.Th., M.Th
Gembala Jemaat Bethany Pulomas
Jakarta, Pendiri Yayasan Hati Nurani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar