Rabu, 03 April 2013

KUASA KASIH MULA-MULA


KEMBALI PADA KASIH MULA-MULA
Yohanes 21:1-19

Setelah Yesus disalipkan, keadaan para murid terguncang hebat. Ketika Yesus bangkit pada hari ke-3 berkali-kali Dia menampakkan diriNya. Pertama-tama kepada Maria Magdalena, kemudian kepada para murid lainnya. Namun sunguh benar, para murid-murid masih terguncang. Salah satu yang paling terpukul adalah Simon yang sering disebut Petrus. Petrus adalah tokoh yang mungkin paling merasa berdosa karena harus menyangkal kenal Yesus. Dalam kemelut yang demikian berat, Petrus kembali ke kampung halaman.

Dalam sebuah perbincangan dengan murid-murid lain, Petrus mengutarakan keinginannya untuk kembali melaut. Kembali menjadi nelayan. “Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.” (3)

Kita melihat bahwa Petrus memiliki pengaruh yang kuat dalam kelompoknya. Ketika dia mengatakan keinginannya untuk kembali mencari ikan, teman-temannya juga mengatakan keinginannya untuk ikut. Namun sungguh kesal, karena sepanjang malam mereka menjala, tak seekorpun ikan yang nyangkut di jala. Hingga fajar menyingsing dan mereka sudah hampir merapat kembali ke pantai, tak seekorpun ikan yang di jala. Ini tentu mengesalkan karena sebagai nelayan yang berpengalaman, mereka pasti mengerti tempat-tempat strategis untuk medapatkan ikan.

Ketika matahari semakin tinggi Yesus berdiri di pantai tetapi murid-murid tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kemudian Yesus bertanya: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk? Jawab mereka: “Tidak Ada.” (4). Kemudian Yesus berkata kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Dan sungguh mukzijat terjadi, jala mereka dipenuhi ikan hingga hampir koyak.

Saudara, Yesus mengetahui keputusasaan dari Petrus dan teman-temannya. Yesus mengerti betapa mereka sangat berduka sehingga tidak dapat berpikir selain kembali kepada dunia lama mereka sebagai nelayan. Namun Yesus tentu tidak mau mereka gagal dan berhenti. Maka Yesus pada pagi hari datang ke pantai dan mukjizat pun terjadi.

Lebih 3 tahun silam, pada tempat yang sama dan dengan kasus yang sama, Yesus telah melakukan mukjizat ini di depan mata Petrus. Pada waktu itu Petrus telah menjala sepanjang malam dan merapat ke pantai pagi hari tanpa mendapatkan tangkapan. “Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” (Lukas 5:4) . Yesus menyuruh Petrus untuk menebarkan jalanya dan Petrus melakukannya setelah terlebih dulu berargumen: “Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Lukas 5:5) dan sungguh ajaib, jala Petrus dipenuhi ikan hingga jala hampir koyak: “Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.” (Lukas 5:6). Mereka tak mampu menghela jala itu hingga harus memanggil perahu lain untuk membantu menghela jala penuh ikan itu: “Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.” (Lukas 5:7). Sungguh ajaib, dua perahu penuh dan hampir tenggelam. Sejak itu Yesus berfirman: “Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." (Lukas 5:10b). Petrus dipanggil untuk melayani manusia sebagai rasul. Ini terjadi 3 tahun yang silam.

Mukjizat ini terjadi lagi 3 tahun kemudian di pantai yang sama. Setelah Petrus dan teman-teman meninggalkan pekerjaannya sebagai penjala manusia. Sepanjang malam mereka menjala namun tak seekorpun ikan yang nyangkut di jala mereka. Hingga pagi hari, Yesus kembali datang untuk yang kedua kalinya setelah 3 tahun berlalu. Dan mukjizatpun terjadi untuk kedua kalinya.

Suadara, Tuhan ingin Petrus kembali mengingat kasihnya yang semula ketika waktu pertama kali melihat dan merasakan mukjizat, dengan cara mengulang kembali mukjizat yang sebelumnya. Kita mengerti kekuatan kasih mula-mula yang membuat Petrus dapat dan rela mengorbankan nyawanya.  Namun pergumulan berat kerena peristiwa penyaliban Kristus mengguncang iman hingga Petrus berniat untuk kembali kedunia lamanya. Bukankah seringkali kitapun mengalami  peristiwa yang berat sehingga kita kembali ke dunia lama kita dan meninggalkan Tuhan? Ada kabar baik bagi kita, Allah tidak akan membiarkan kita. Dia justu datang untuk memulihkan dan mengingatkan kita pada kasih mula-mula bahkan mungkin dengan mengulang kembali mukjizat yang sama yang kita alamai ketika pertama kali mengenal Tuhan.

Yesus memberikan mereka sarapan: “Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.” (13) Dan yang luar biasa adalah Yesus tidak membeda-bedakan. Yesus tidak menuding dan menghakimi Petrus sebagai dalang dari semua masalah. Yesus tidak mencari kambing hitam seperti kebiasaan dari pendeta-pendeta saat melakukan konseling? Teladan yang baik dalam pelayanan pemulihan adalah merangkul semua tanpa membeda-bedakan apalagi mengkambinghitamkan.

Tentu Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita. Dan oleh karena proses pemulihan kasih mula-mula, Yesus tidak sulit memulihkan Petrus kembali. (15-19) Petrus mengakui kelemahannya dan bertekad bulat untuk kembali melayaniNya. Dan luar biasa, Petrus menjadi Rasul yang berkarya sangat besar. Dan bahkan oleh cintanya, dalam sejarah gereja di catat, Petrus disalipkan di Roma dengan cara terbalik. Kepala ke bawah dan kaki ke atas. Oleh karena cintanya kepada Kristus. Dan semuanya di mulai karena Petrus telah mengetahui betapa cintanya Yesus pada dirinya.  Ketika dia telah menemukan kasihnya yang semula.
                                               

INTISARI Khotbah Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th dalam Ibadah Raya HN Ministries JAKARTA, Minggu 27 Mei 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar