KUNCI BERTUMBUH & BERBUAH
(Yohanes
15:1-8)
Minggu yang lalu kita sudah mendengar tentang buah-buah
Kristiani. Ada tiga buah-buah Kristiani yaitu buah pertobatan, buah jiwa-jiwa,
dan buah pelayanan. Kita belajar bahwa bila kita tidak berbuah maka kita bukanlah
pengikut Kristus yang sejati. Dan bagi yang tidak berbuah telah tersedia kapak
untuk menebang untuk akhirnya dicampakkan keperapian yang menyala-nyala. “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan
setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang
ke dalam api.” (Matius 3:10)
Lantas
bagaimana supaya kita dapat bertumbuh dan akhirnya menghasilkan buah? Kita akan
belajar hari ini dari Yohanes 15:1-8. Paling tidak saya mempelajari ada tiga
kunci yang kita peroleh untuk dapat bertumbuh dan berbuah.
1. Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya
Saya lahir dan besar
di desa. Ayah saya saya adalah seorang petani. Keluarga kami mempunyai beberapa
tempat kebun kopi. Secara rutin ayah dan ibu
mengajak kami anak-anaknya untuk menyiangi pohon-pohon kopi dari
tunas-tunas yang tumbuh di antara dahan-dahan. Ayah saya selalu berkata bahwa
jikalau terlalu banyak tunas akan membuat pohon kopi tidak berbuah lebat. Jadi
tunas-tunas yang diperkirakan tidak akan produktif harus segera di potong agar
ranting yang lain dapat berbuah. Pelajaran ini akhirnya membuka pikiran saya
ketika belajar arti dipotongNya.
Allah sebagai pemilik dari kebun anggur tentu akan
bertindak bijak agar kebunnya dapat bertumbuh dan berbuah banyak. Salah satunya
adalah dengan cara memotong ranting-ranting yang tidak produktif. Kalau kita
mau bertumbuh dan berbuah banyak, kita harus mengijinkan Tuhan memotong apa
saja dari dalam diri kita yang tidak produktif. Saya pernah membaca sebuah buku
tentang seseorang yang membuang semua ijazah sarjananya ke laut ketika dia akan
pulang kekampungnya. Dia memilih untuk membuang semua hal yang dpat membuat dia
sombong dan tinggi hati sehingga menghalangi dia bertumbuh dalam pelayanan. Dia
sadar bahwa karena kesombongan, Allah akan sulit memakainya dalam pelayanan.
Rasul Paulus mengatakan: “Malahan segala
sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih
mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu
dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,” (Filifi 3:8) Banyak ranting dalam hidup kita
yang seharusnya di potong agar kita berbuah banyak. Apakah itu status, suku,
adat, harta, dan lain sebagainya. Jikalau itu menghambat kita berbuah, ijinkan
Allah memotongnya.
2.
dan
setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak
berbuah.
ada kalanya ranting yang sudah
berbuahpun digelayuti oleh berbagai-bagai parasit. Suatu saat, saya diajari
oleh ayah saya untuk memotong benalu yang melekat pada dahan pohon kopi. Saya
bertanya mengapa? Ayah saya menjelaskan bahwa benalu itu akan merampas zat-zat
yang dibutuhkan oleh ranting sehingga dia tidak dapat berbuah banyak. Memeng
ketika saya perhatikan, pohon-pohon kopi yang ditumbuhi benalu berwarna lain,
tidak segar dan buahnya relatif sedikit jika dibanding pohon lain yang tidak
ditempeli benalu.
Kadang-kadang
kita tidak sadar bahwa ada benalu rohani yang melekat dalam diri kita sehingga
kita tidak dapat berbuah lebih banyak lagi. Seharusnya kita dapat lebih produktif
dalam kehidupoan kita, tetapi kita menjadi heran mengapa kita seolah-olah tidak
bisa bergerak maju danberkembang. Sepangjang tahun pelayanan atau karir kita
seolah-olah mentok. Kita tidak dapat maju lebih kedepan. Inilah saat yang tepat
kita untuk mengoreksi diri kita. dan jikalau kita telah sadar ada benalu dalam
diri kita, ijinkan Tuhan membersihkannya. Dalam terjemahan Raja Yakobus,
disebutkan: “…and
every branch that beareth fruit, he purgeth it, that it may bring
forth more fruit,” (John 15:2b). Ijinkanlah Allah menyingkirkan
parasit yang menggerogoti moral, mental, dan bahkan roh kita, sehingga kita
dapat lebih banyak lagi menghasilkan buah.
Dengan apakah kita dapat dibersihkanNya? Dengan apakah Allah dapat
menyingkirkan benalu yang menggerogoti kebidupan kita? yaitu dengan firmanNya
yang hidup dan berkuasa. Jadi hendaklahkita sekalian memberikan waktu untuk
membaca Alkitab, mendengarkan khotbah pengajaran, dan memberi diri untuk menjadi pelaku firman.
“Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.”
(Yohanes 15:3)
3.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama
seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak
tinggal di dalam Aku.
Kita mengerti
bahwa kita adalah ranting liar. Kita adalah umat yang seharusnya binasa karena dari garis
keturunan jasmaniah tidak ditemukan alasan untuk diselamatkan. Hanya karena
anugerah Tuhan Yesus Kristuslah, kita akhirnya beroleh tempat dalam kerajaan
Allah. Kita yang secara garis keturunan bukan umat pilihan, tetapi tunas liar
telah dicangkokkan kepada Pokok Anggur yang sejati yaitu Tuhan Yesus. “Karena itu
apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah
dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun
yang penuh getah,” (Roma 11:17)
Agar kita
tetap bertumbuh dan berbuah di dalam kehidupan Kristiani, kita haruslah tetap
tinggal di dalam Dia dan Dia didalam kita. ini menjadi penting karena ada
banyak orang merasa bahwa dia tinggal di dalam Tuhan tetapi tidak sadar bahwa
Allah tidak tinggal di dalam dia. Kita baca sebuah terjemahan: “Stay joined to
me, and I will stay joined to you.”
(CEV). Jadi Allah haruslah tetap ikut
serta dalam hidup kita senantiasa dalam segala hal. Baik dalam bisnis dan
kehidupan sehari-hari, ataupun dalam kehidupan rohaniah. Kita harus tetap menjadi bagianNya dan Dia
menjadi bagian hidup kita. memenuhi hidup kita senantiasa sehingga ketika orang
dunia melihat, mereka tahu bahwa kita adalah manusia rohani yang didiami oleh
Allah. Puji Tuhan, haleluyah.
(Intisari
Khotbah, Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th pada Ibadah Raya Minggu, 22-10-06
Hati Nurani Ministries Chapter Induk SEMPER Jakarta Utara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar