KUASA MEMBERI (2
Korintus 8:1-6)
Oleh: Ps Joshua Mangiring Sinaga, M.Th
Mungkin ajaran Alkitab yang
kurang diminati adalah perihal memberi. Namun sesungguhnya ini merupakan
kesalahan yang merugikan orang percaya. Karena memberi merupakan cara untuk
dapat menerima. Tanpa pernah memberi kita tidak akan pernah dapat menerima.
Sejatinya apa yang ada pada kita tanpa terlebih dulu memberi merupakan hasil
dari mengemis dan atau mencuri dari yang sejatinya bukan milik kita. Alkitab
mengatakan: “Lemparkanlah
rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.”
(Pengkhotbah 11:1). Ayat ini merupakan kiasan, bahkan setiap hal yang pernah
kita berikan pasti akan kita terima kembali kelak suatu waktu.
Ada dua fenomena alam yang mengantar kita mengerti sebuah
kebenaran tentang memberi:
1.
Penguapan
menghasilkan awan yang berujung pada hujan. Hujan tidak berasal dari atmosfher
tetapi penguapan dari permukaan bumi. Tanpa penguapan tidak akan ada hujan
contohnya padang
gurun, karena kadar penguapan air rendah bahkan hampir tidak ada maka hampir tidak
perna hujan sapanjang tahun. Berbeda dengan daerah lembab seperti daerah
tropis, kita mendapatkan hujan hampir sepanjang tahun. Itu karena penguapan
sangat tinggi. Kebenarannya adalah tanpa penguapan tidak ada hujan. Alkitab
mengajarkan: “Bila
awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi…”
(Pengkhotbah 11:3a)
2. Danau Galilea menerima begitu besat debit air dari banyak
anak sungai. Dari danau ini kemudian mengalirkannya kembali melalui sungai
Yordan (lebih dari 50 KM) menuju laut mati. Yang menarik adalah Danau Galilea
begitu kaya akan ikan sedangkan laut mati hanya dipenuhi garam. Laut mati
begitu gersang dan hanya ditinggali beberapa jenis spesies ikan yang tahan
hidup dengan kadar garam tinggi. Laut mati begitu miskin karena tidak pernah
menyalurkan kembali air yang diterimanya. Kebenarannya adalah jika kita hanya
menerima dan tak pernah menyalurkannya, maka kita akan menjadi miskin. Alkitab
menulis: “Ada
orang menghemat tetapi selalu berkekurangan sebaliknya orang menyebar harta
tetapi makin kaya.” (Amsal 11:24). Raja Salomo menulis bahwa orang kikir karena
ingin mengejar harta, akan mengalami kekurangan. “Orang yang kikir tergesa-gesa
mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan.”
(Amsal 28:22)
Sekarang
marilah kita belajar satu hal tentang apa yang saya sebutkan Kuasa Memberi.
Mengapa ada orang yang dapat memberi tanpa merasa “sakit” dan sebagian lagi
memberi dengan hati yang berat? Rahasianya adalah Kasih Karunia atau anugerah
dari Tuhan.
1.
RAHASIANYA adalah
KASIH KARUNIA yang mengalirkan KUASA MEMBERI.
Kita membaca:
“Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia
yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.” (8:1) Jadi kuasa memberi
itu ternyat aadalah sebuah Kasih Karunia. Artinya anugerah yang diberikan
kepada orang untuk memberi. Contohnya adalah Kornelius yang saleh dan setia
memberi sedekah. (Kisah Para Rasul 10)
Jadi
rahasia dari kuasa memberi adalah KASIH KARUNIA. Kepada gereja di
Makedonia diberikan diberikan kasih
karunia sehingga gereja ini sanggup memberi bahkan ketika mereka miskin dan
sejatinya tidak mampu. Kuasa inilah yang memampukan mereka untuk memberi walau
pun keadaan mereka sesungguhnya menderita dan SANGAT MISKIN: 8:2 “Selagi dicobai
dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun
mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.” Yang sangat
mencengangkan adalah mereka dapat memberi bahkan melebihi kemampuan mereka.
Inilah yang disebut dengan kasih karunia. “Aku bersaksi, bahwa mereka telah
memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.” (8:3)
2.
Prinsip untuk
menerima adalah MEMBERI terlebih dahulu.
Kebenran
ini haru kita pahami dengan benar sebab inilah yang menjadi dasarnya. Alkitab
mengatakan dalam 2 Korintus 9:6 “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit,
akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak
juga.” Jadi mustahil kita mengharapkan Allah memberkati kita sementara kita
tidak pernah menabur sesuatu diladangNya. Apa yang kita tuai akan selalu
berkaitan erat dengan apa yang kita tabur. Ada
beberapa oran
ingin kaya dengan bersusah payah tetapi melupakan Tuhan. Mereka enggan untuk
memberi dan mengembalikan persembahannya kepada Tuhan. Hasilnya mereka tidak
diberkati. Bisa saja mereka memiliki banyak materi tetapi jika tidak diberkati
Tuhan maka kepada mereka tidak diberikan kuasa untuk menikmati materi itu. Jadi
sia-sia saja mereka mengumpulkan harta tetapi tidak dapat menikmatinya. Kitab Amsal
10:22 “Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan
menambahinya.”
Larry Lea seorang gembala di Texas USA, menyumbangkan semua perabotan rumahnya
untuk dana missi ke India.
Istri dan mertuanya menganggap Larry sudah gila karena semua isi rumahnya telah
dijual dan dia memilih tidur di lantai. Namun Tuhan tidak pernah berhutang dan
menggantikannya berlipat ganda kepada Larry. Jadi tunggu apa lagi, marilah kita
berdoa agar Allah memberikan kita Kasih Karunia agar kita memiliki kuasa untuk memberi.
Karena dengan memberi sejatinya kita sedang mengalirkan berkat kedalam
pundi-pundi kita. jadilah seperti Danau Galilea yang mengalirkan kembali debit
airnya dan akhirnya dia menerima kekayaan luar biasa. Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar