IJINKAN ALLAH yang MENUNTUN
Keluaran 3:1-14
Musa adalah tokoh Perjanjian Lama paling fenomenal. Dia
begitu berpengaruh dalam perkembangan sejarah Israel. Sampai hari ini pun kita
mempunyai banyak hal yang tak dapat dipisahkan dari pribadi Musa. Musa adalah
pribadi yang sarat dengan kisah dan kasih Tuhan. Musa tidak sempurna. Dia juga
berbuat kesalahan. Dia juga berkali-kali jatuh dalam dosa. Namun satu yang
istimewa yang kita pelajari dari Musa adalah KELEMBUTAN HATInya yang amat
sangat: “Adapun Musa ialah seorang yang sangat
lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.” (Bilangan
12:3)
Musa adalah anak seorang
budak Ibrani yang karena iman orng tuanya berhasil disusupkan ke Istana Firaun.
Selama 40 tahun Musa dididik ala bangsawan Mesir. Setelah selesai di ISTANA,
Tuhan menarik Musa dengan keras dan membuangnya ke padang gurun. Dari seorang bangsawan yang
terhormat, Musa berubah menjadi seorang gembala kambing domba di padang gurun. Namun
disinilah pelajaran kehidupan yang sesungguhnya. Allahmendidik Musa selam 40
tahun lagi di padang gurun sampai tiba waktu
untuk memakainya menjadi alatNya: “Adapun
Musa, ia biasa
menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika
ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah,
yakni gunung Horeb.” (1)
Musa, putra yang besar di Istana
Firaun terdampar di padang
gurun. Seringkali dalam hidup ini, Tuhan “mencampakkan” kita ke padang gurun. Ingat, ini
bukan akhir dari segalanya. Tetapi ini adalah awal dari satu yang lebih
besar/hebat dari yang pernah kita alami. Pelajaran hidup yang sejati hanya kita
dapat lewat sakitnya hidup dipadang gurun. Ingatlah, persoalandan masalahlah
yang dpat mengangkat saudara menjadi lebih tangkas dan kuat menghadapi hidup
ini.
Di padang gurun, istilah Alkitab untuk masalah
dan persoalan, Tuhan dapat menampakkan diri dan kuasaNya kepada kita dengan
lebih nyata. Ketika Musa tengah sibuk dengan pelajaran padang gurun, Allah justru datang kepadanya
melalui media yang membingunkan. Ada
semak duri yang berapi namun tidak
terbakar. Aneh sekali bukan? Jangankan di padang
gurun yang panas terik, di daerah lembabpun kita akan saksikan bahwa api akan
melahap semak duri: “Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam
nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak
duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.” (2)
Musa yang masih polos dalam hal
penampakan Ilahi, menjadi kedagingan. Ia hendak beranjak dari tempatnya dan
memeriksa kejadian janggal itu: “ Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke
sana untuk
memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri
itu?" (3) Namun Allah mencengah Musa mendekat. Ini dapat berarti bahwa
Tuhan tidak dapat dihampiri bila kita najis: “Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa
menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri
itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah." Lalu Ia
berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari
kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang
kudus." (4-5)
Kita tidak akan pernah dapat
mendekat atau melayaniNya dalam keadaan yang kotor. Kasut melambangkan kotoran
yaitu segala dosa dan kenajisan kita. Allah meminta kita menanggalkan dulu noda
itu baru mendekat kepadaNya. Bahasa sederhananya adalah kita harus bertobat
dari segala dosa kita. Menerima Yesus Kristus sebgai Tuhan dan Juruselmat dan
meminta Dia menuntun hidup kita kepda rencanaNya: "Berbicaralah
kepada segenap jemaah Israel
dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.”
(Imamat 19:2)
Allah adlah pibadi yang
MAHAKUDUS. Tidak ada kenajisan setitikpun pada diri ALLAH. Oleh itu Musa
menjadi ciut sehingga menutupi mukanya: “Lagi
Ia berfirman: "Akulah Allah
ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi
mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Dan TUHAN berfirman: "Aku telah
memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah
mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku
mengetahui penderitaan mereka.” (6-7) Namun demikian, walau Allah MahaSuci,
tidak berati Dia tidak mempedulikan kita yang berdosa. Ia berkali-kali dan
terus menjangkau kita. Tuhan mendengarkan teriakan minta tolong dari Israel yang di
tindah pengerah-pengarahnya di tanah perbudakan Mesir.
Allah mendengar dan PERDULI
terhadap segala hal yang kita alami. Jika anda mengalami tekanan. Atau anda
merasa diperbudak oleh berbagai dosa. Berserulah kepada Tuhan. Sadari dirimu
berdoa, bertobat, dan panggil namaNya, maka Dia pasti datang menolongmu.
Sepasti matahari ayng tak pernah terlambat, Dia pasti datang menolong kita yang berseru kepadaNya. Bahkan yang sangat
istimewa adalah, Dia sudah datang menolong kita sebelum kita menyadarinya: “Sebab
itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan
menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas,
suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan,
orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.” (8)
Perhatikan kata Aku telah turun.
Itu berarti bahwa sebelum kita menyadari pun, Allah sedang bekerja untuk
kebaikan kita. Kuncinya adalah kita tidak berhenti dan atau menjadi lemah dalam
berdoa. Kita harus terus berseru danmemanggil namaNya yang MahaMurahHati. Dia
pasti datang karena Dia tidak tuli atau menulikan telingaNya. Seperti Allah
melihat sengsara Israel yang
di tindas di Mesir, demikian juga Allah yang sama melihat penderitaanmu: “Sekarang
seruan orang Israel
telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir
menindas mereka.” (9)
Hari ini kita belajar tentang
Allahyang peduli. Hanya seringkali kita tidak percaya atau kurang bernai
mempercayakan hidup kita dalam tuntunanNya. Sekarang mari kita belajar,
walaupun kita ditarik paksa dari hidup nayaman namun bergelimang dosa, masuk
dalam hidup yang sulit namun penuh kesucian, marilah kita belajar percaya.
Bahwa Tuhan membiarkan kita mengembara di padang
gurun, itu semata mempersiapkan kita memasuki kehidupan yang lebih baik dari
hari kemarin. Percayalah bahw aseberat apapun dukacita kita hari ini tak
sebanding dengan sukacita kita kelak. Jadi percayakankalah hidupmu dalam
tuntunanNya. Ikutlah dengan hati yang lembut jika dia menuntun anda. Percayalah
dan tekunlah dalam doia ketika mengembara di padang gurun. Suatu hari kelak kita akan
sampai di padang
rumput hijau yang penuh kelimpahan. Sama seperti Israel akhirnya meninggalkan
Mesir dengan mukjizat yang dahsyat dan memasuki Kanaan yang berlimpah susu dan
madu, demikian juga kita akan melewati padang gurung persoalan, dan memasuki
hidup berkemenangan di dalam Yesus Kristus. Amin.
Intisari khotbah Ibadah Raya Bulan
Baru, Ps Joshua Mangiring Sinaga, S.Th. Hati Nurani Ministries Jakarta, minggu
07-09-08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar