Jemaat Sejati Siap
Menuju Maranatha
Wahyu 3:7-13
Sering kita memiliki pemahaman yang kurang tepat tentang
tipikal jemaat yang sejati: “supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” (Efesus 5:27) Pikiran manusia kita sering kali
tergoda untuk memikirkan hal-hal yang begitu tinggi dan tak terjangkau jika
berbicara tentang ciri-ciri jemaat yang tanpa cacat dan cela. Namun saya mau mengajak
kita semua mengerti bahwa jemaat sejati yang siap masuk sorga itu ada dan itu adalah
kita sendiri.
Yohanes membagi 7 ciri-ciri
jemaat dan hanya satu yang benar-benar ditulis tanpa teguran (tanpa cacat dan
cela) yaitu Jemaat Filadelfia. Marilah
kita melihat ciri-ciri jemaat tanpa cacat dan cela itu:
1. Jemaat yang di buka atau didirikan oleh Tuhan bukan
oleh ambisi manusiawi. Ada
banyak jemaat didirikan bukan karena visi dan misi yang jelas. Bahkan banyak
yang didirikan karena ambisi manusiawi yang penuh dengan kejahatan. Bila sebuah
gereja di bangun oleh karena alasan manusiawi, maka gereja tersebut hanya akan bertahan sekuat
manusia pendirinya. Biasanya gereja ini akan terkenal nuansa manusiawinya
dibanding dengan suasana surgawi. Yohanes menulis: “Dan tuliskanlah kepada
malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila
Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.” (7)
2.
Penyertaan Tuhan yang nyata dalam jemaat: “Aku tahu
segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat
ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun
engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.” (8) Perhatikanlah,
jika sebuah jemaat sudah seperti organisasi duniawi yang kering mukjizat, maka
kita harus bertanya seribu kali apakah kita masih harus bertahan di gereja
tersebut. Ciri jemaat yang sejati adalah jika dalam dinamika jemaat tersebut
nyata penyertaaan Allah yang dapat kita rasakan damai sejahtera, sukacita, mukjizat, dan
manifestasi karunia Roh.
3.
Tidak memberi tempat bagi ajaran sesat dalam tubuh
gereja Tuhan. Penting sekali kita mengerti bahwa banyak gereja yang sudah
menjadi demikian modern sehingga mengadopsi ajaran sesat. Ajaran sesat itu
ditoleransi dengan berbagai bentuk misalnya kehadiran ajaran New Age (Zaman
Baru) yang benar-benar hendak menyekutukan Tuhan dengan ilah zaman ini. Jemaat
yang sejati justru mengalahkan ajaran sesat dan bahkan membawa mereka kepada
pertobatan sehingga mengakui bahwa Yesus Kristus lah satu-satu Tuhan dan
Juruselamat seluruh umat manusia: “Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis,
yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan
menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku
mengasihi engkau.” (9)
4. Berpegang teguh kepada Firman Tuhan dalam ketekunan.
Firman Tuhan adalah satu-satunya sumber pengajaran yang tertinggi yang harus
menjadi pegangan. Bila satu jemaat sudah beralih dari firmanNya kepada
ajaran-ajaran yang menenangkan telinga jasmaniah, itu adalah tanda awal
keruntuhan iman sejati. Memang diakhir zaman ini kita akan melihat
kecenderungan orang kristen untuk beralih dari Alkitab kepada ajaran-ajaran
manusia untuk menyenangkan daging semata: ““Karena akan datang waktunya, orang
tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan
guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” (II
Timotius 4:3). Jadi ciri Jemaat yang tak
bercacat cela adalah jemaat yang tidak mencemarkan ajaran dalam komunitasnya.
Meraka hanya berpegang kepada Firman Tuhan yaitu Alkitab sebgai satu-satunya
sumber pengajaran yang tertinggi.
5. Setia sampai akhir. Langkah pertama memang sangat
perlu, namun langkah awal akan menjadi tanpa makna jika seseorang tidak setia
sampai akhir. Kekristenan adalah harga mati. Iman kristiani adalah perjuangan
sampai mati. Jikalau seseorang berubah menjadi tidak setia dan meninggalkan
Tuhan pada pertengahan langkah imannya, maka semuanya akan menjadi sia-sia.
Ciri jemaat yang sejati adalah jemaat yang tekun dalam menurut firmannya hingga
garis finish. Kekuatan kita memang tidak akan mampu untuk membendung arus dunia
yang demikian deras, namun jika kita tekun maka Tuhan akan menggandakan
kekuatan kita sehingga kita mampu menyelesaikan pertandingan iman hingga garis
akhir seperti Rasul Paulus: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku
telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (II Timotius 4:7) jadi marilah kita berpegang tegus pada
iman dan keselamatan yang telah kita peroleh. Jangan sampai kita tergoda untuk
menukar keselamatan kita dengan apapun. Yohanes menulis: “Aku datang segera.
Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.
Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan
ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku,
nama kota
Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan
nama-Ku yang baru. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (11-13)
Nah, saudaraku! Adakah kelima
ciri ini dalam komunitas gerejamu? Jika ya bertahan dan setialah karena Tuhan
akan meneguhkan janji-janjinya. Jikalau sebaliknya, dalam komunitas gerejamu
ciri-ciri ini sudah tidak ada, segera keluar dari sna dan bergabunglah dengan
jemaat yang anda ketahui adalah jemaat yang sejati. Tuhan Yesus memberkati.
Intisari Khotbah Pdt. Joshua
Mangiring Sinaga, S.Th dalam Ibadah Raya Hati Nurani Ministries Jakarta,
Minggu, 11 Mei 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar