ALLAH ADALAH KASIH
( 1 Yohanes
4:7-21)
Pesan
dan thema utama paskah tentu adalah kasih. Kasih yang telah menggerakkan Allah
rela mati untuk menebus manusia dari jerat dosa dan maut. Dalam kitab Keluaran
dijelaskan bahwa Paskah merupakan tindakan terus menerus untuk mengingat
sejarah pembebasan Israel dari tanah perbudakan di Mesir. Paskah merupakan
perayaan terus menerus (Misynah Pesakhim). Dalam bahasa Ibrani Pesakh
(kara kerja) berarti melewatkan yang mengandung makna menyelamatkan. Paskah
dirayakan pada bulan pertama penanggalan Ibrani (Abib/Nisan) setiap
tahunnya.
Dalam
Perjanjian Baru, paskah kita rayakan sebagai hari raya kemenangan karena
Kristus telah melewati maut. Dia telah bangkit dari kematian dan menaklukkan
maut. Kristus telah membayar dengan lunas semua hutang dosa sehingga kita tidak
lagi binasa karenanya. Paskah adalah hari kemenangan yang telah dikerjakan
Kristus melalui pengorbanan yang tak terkira oleh karena kasihNya.
Penulis
kitab 1 Yohanes menjelaskan bagi kita nilai-nilai yang terdalam dari perayaan
Paskah yang merupakan wujud nyata kasih Kristus kepada seluruh isi dunia.
1.
Paskah ternyata telah memperkenalkan pribadi ALLAH.
Kia baca ayat 7 dan 8: “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling
mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi,
lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak
mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Inilah sebuah peryataan yang sangat radikal,
Allah adalah kasih (God is love – KJV). Ada banyak ajaran agama yang
menggambarkan Allah yang mahakasih tetapi hanya Alkitab yang secara khusus
menyatakan bahwa TUHAN adalah adalah kasih. Artinya bahwa penulis kitab ini
sedang menunjuk langsung kepada eksistensi pribadiNya bukan sifatNya. Ini
sungguh menakjubkan karena hanya Tuhan satu-satunya yang di sebut kasih.
Perhatikan penekanannya yaitu pribadiNya bukan sifatnya. Inilah yang membuat
kita bangga dan sekaligus bersyukur karena Allah yang kita sembah adalah kasih
bukan sekedar bersifat mahakasih. Itulah makanya Dia begitu luar biasa dapat
menunjukkan atau memperkenalkan diriNya dengan cara yang ajaib dan tak dapat di
terjemahkan dengan kata-kata yaitu rela mati walau tidak ada alasan untuk
menghukumNya.
Jadi oleh karena Allah adalah kasih maka
jelaslah bahwa kasih bukan produk duniawi atau manusiawi. Artinya kasih itu
tidak berasal dari dunia (kosmos-Yunani) atau manusia (adamah-Ibrani):
“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (10).
Jadi sungguh sangatlah mustahil kita hidup penuh kasih jikalah Sang
Kasih itu tidak berdiam di dalam kita: “Demikianlah
kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia
telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.” (13). Ada
banyak orang yang berusaha untuk hidup dengan baik, hidup dalam pengendalian
diri, cinta kasih, tetapi yang dapat mereka tunjukkan justru kegagalan. Ada
banyak orang yang menikah dan merasa akan hidup bahagia, tetapi justru seperti
hidup di neraka. Mengapa? Karena mereka mencoba untuk mengasihi dengan kekuatan
manusiawi (adamah) mereka, sejatinya jika mereka sadar bahwa hanya
karena Allah berdiam di dalam kitalah maka kita dapat mengasihi sesama atau
Tuhan. Jadi mereka tidak lagi perlu putus asa dengan pernikahan mereka, jikalau
Kristus telah berdiam dalam keluarga mereka.
2.
Paskah ternyata juga telah menggenapkan pribadi
Allah.
Sebuah ayat yang indah: “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah
kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia,
supaya kita hidup oleh-Nya.” (9). Paskah telah mewujudkan kasih Allah bagi umat
manusia. Allah dalam hal ini telah menggenapkan pribadinya dalam hal nyata.
Jadi bukan hanya sekedar Dia mahakasih tetapi Dia telah membuktikan bahwa benar
Dia adalah kasih dengan cara yang begitu luar biasa. Dia membuktikannya dengan
cara memberikan nayawaNya. Bukankah bukti kasih yang sejati adalah pengorbanan?
Tanpa pengorbanan maka kasih itu semu. karenanya Allah telah mendorong kita
untuk selalu rela berkorban: “Dalam segala
sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita
harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan
Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari
pada menerima.”
(Kis 20:35). Karena memang ada satu keindahan yang tak dapat dijelaskan ketika
kita berkorban.
3.
Paskah akhirnya menggerakkan kita untuk meneladani
Kristus.
Ayat yang sungguh indah bagi kita: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu
saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu
harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu
adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes
13:34-35). Dalam hal apakah kristianitas dapat di kenal? Jawabannya tentu bukan
dalam hal apa yang bersifat fisik seperti gedung gereja, tanda salip, atau buku
rohani? Tetapi kristianitas akan di kenal ketika umatNya saling mengasihi.
Paskah mendorong kita untuk saling mengasihi sama seperti Kristus telah
mengasihi kita bukan hanya dalam kata-kata tetapi dalam tindakan nyata. Dunia
yang kita tempati ini haus akan kasih karena kita semua sudah letih dengan
produk duniawi yaitu kekerasan, kebencian, peperangan, dan beragam kejahatan
lainnya. Hendaklah kasih kita juga tidaklah semu yaitu hanya di bibir yang tak
lain adalah dusta: “Jikalau seorang berkata: "Aku
mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin
mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (20) karena hanya anak-anak Iblis yang
menyenangi dusta (Yohanes 8:44) sementara kita ini adalah anak-anak Allah.
Selamat merayakan paskah, biarlah makna yang terdalam dari paskah yaitu kasih
melingkupi kita untuk kita dapat meneladani kasihNya. Maranatha, halleluyah!
Amen
INTISARI Khotbah Pdt. Joshua MS Ibadah Paskah Pemuda GKBI
Hosana 14-04-07 Warakas Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar