Kamu adalah Surat
Terbuka
1 Korintus 3:1-6
Surat ini ditujukan oleh Paulus kepada jemaat-jemaat
yang tersebar di kota
Korintus, sebuah kota
pelabuhan yang berada di Semenanjung Makedonia. Paulus mengunjungi Korintus
pada perjalanan misi ke 2 dengan melewati medan
perjalanan yang sangat berat baik melalui darat dan laut. Kalau kita mencermati
surat yang
pertama dan yang kedua, telah terjadi masalah yang sangat serius dalam dinamiki
jemaat karena banyaknya penyusup yang menyamar sebagai pelayan untuk mendapatkan
keuntungan diri sendiri. Paulus banyak menulis dengan tegas untuk menjelaskan
siapa dia dan pelayanannya melalui surat-suratnya.
Kita baca: “Adakah kami mulai
lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain
menunjukkan surat
pujian kepada kamu atau dari kamu? Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati
kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.” (1-2). Ketika
Paulus meninggalkan Kota Korintus, ada banyak pergunjingan yang timbul
menyangkut kredibilitasnya. Ada
beberapa yang meragukan jawatan kerasulannya. Tentu ini adalah ulah oknum-oknum
tertentu yang tidak menginginkan Injil berkembang.
Surat adalah media informasi yang paling
mutakhir pada abad pertama masehi. Tulisan menjadi sarana informasi walau hanya
dapat di mengerti oleh kalangan terpelajar. Surat di tulis dalam berbagai media mulai
dari kulit kayu yang dikeringkan (papirus) hingga gulungan kertas yang biasanya
dimeterai sehingga hanya dapat dibaca oleh yang berhak. Namun sungguh heran,
Paulus mengatakan bahwa jemaat-jemaat Korintus adalah surat pujiannya. Surat pujian yang disampaikan Paulus ini
terkait dengan posisinya sebagai Rasul. Jemaat-jemaat di Korintus adalah buah
dari pelayanan Paulus dan rekan seperjalanannya. Dan ini menjadi dasar Paulus
mengatakan bahwa mereka yaitu jemaat-jemaat di Korintus adalah bukti dari
kerasulannya. Ini menjadi bukti bahwa Allah telah mengutus dia menjadi salah
seorang rasul dari sekian banyak rasul yang lain.
Paulus mengatakan bahwa jemaat Korintus
adalah surat
pujian yang tertulis Di DALAM HATI. Bukan di media alamiah. Hati berbicara tentang bagian
atau pusat dari pribadi manusia. Hati diambil dari kata leb, lebab (Ibrani)
yang berarti pusat kepribadian. Palus sedang menyampaikan bahwa tidak ada lagi
media yang dapat menghapus surat
pujian itu karena telah tertulis dalam loh hatinya. “Karena telah ternyata,
bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis
bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh
batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” (3)
Jemaat-jemaat Korintus adalah
Surat Kristus yang ditulis dalam pelayanan Paulus dan rekan, dan merupakan
sebuah pujian yang telah tertulis dalam hati. Surat ini DIKENAL. Tidak tersebunyi atau
termeterai. Artinya semua sudah mengenal kepribadian Paulus dalam pelayanan
yang murni tanpa noda dan cela. Walau memang beberapa rasul termasuk Petrus
pernah mengritik Paulus sebagai seorang penulis yang sulit dipahami jalan
pikirannya ( 2 Petrus 3:15-16),
namun demikian, Paulus adalah seorang yang dikenal baik sebelum atau sesudah
pertobatannya. Paulus mengatakan bahwa lewat jemaat yang memang sudah dikenal
luas itu, semua dapat mengerti bahwa itu buah dari pelayanan Rasul Paulus.
DAPAT DIBACA berarti tidak
dimeterai. Surat
ini menjadi surat
terbuka yang dapat dimengerti atau dipahami oleh siapapun. Jemaat-jemaat di Korintus
telah berkembang lebih dari jemaat-jemaat di tempat lain khususnya dalam hal
karunia. Kita menemukan di Korintus semua kelengkapan dari karunia Allah yang
melekat pada mereka. Jemaat-jemaat ini bahkan begitu menyita perhatian hampir
seluruh umat Kristen diseluruh dunia karena karunia yang ada ditengah-tengah
mereka. Jadi jelaslah bahwa jemaat-jemaat di Koritus itu adalah Surat Kristus
yang berisi pujian bagi pelayanan Rasul Paulus dan rekan-rekannya sehingga
dengan demikian setiap suara-suara sumbang yang mencela kerasulannya
terbungkam.
Karakter ilahi yang melekat pada
Paulus sehingga menjadi surat
pujian Kristus tadi mungkin jadi kenyataan adalah karena dikerjakan oleh Roh
Kudus. Media yang dipakai oleh Roh Kudus menjadi teladan adalah para Rasul yang
bicara tentang hamba-hamba Tuhan yang sejati: “Demikianlah besarnya keyakinan
kami kepada Allah oleh Kristus. Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup
untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak,
kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup
menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum
yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh
menghidupkan.” (4-6)
Namun demikian para Hamba Tuhan
tidak akan mampu berbuat apa-apa bila terpaku pada hukum-hukum liturgis yang
kaku dan mengekang kebebasan Roh Allah berkarya. Pelayanan seorang hamba Allah
yang berhasil selalu terkait dengan sikap yang memberikan kebebasan punuh Roh
Allah bekerja dengan seluas-luasnya. Palus menyadari, bahwa tanpa Roh Allah
yang mengubahnya, maka mustahil dapat bekerja demikian spektakuler. Kita tahu bahwa Palus telah bekerja dan melayani
Tuhan lebih dari siapapun sepanjang zaman. Dia adalah contoh pelayan yang
ideal. Dalam hal ketulusan, kasih, ketegasan, Paulus terbukti telah menjadi surat terbuka yang
dikenal, dan dapat dibaca. Tak ada yang dapat membantah kerasulannya lewat
karya Allah yang nyata dalam pelayanannya.
Saudara-saudara jemaat yang
terkasih, bukankah sepatutnya kita juga harus menjadi surat-surat terbuka yang
dikenal dan dapat dibaca sehingga INJIL akhirnya sampai kepada orang lain?
Amin. Semua umat Tuhan yang percaya kepada Kristus terpanggil untuk menjadi
saksi. Kesaksian pertama yang langsung bisa dibaca adalah perilaku dan
perbuatan. Teladan hidup ini berbicara lebih kuat dari pada jutaan kata-kata. Janganlah
menjadi marah apabila dunia akan menghujat dan mepertanyakan iman Anda. Itu memang
sudah seharusnya. Karena kita, umat Allah atau gerejaNya, adalah surat terbuka
yang dibaca oleh dunia. Denganmembaca hidup kita, maka seharusnya dunia boleh
melihat Kristus didalam kita. Amin
Intisari Khotbah Pdt. Joshua MS
dalam Ibadah Raya Hati Nurani Ministries Jakarta, Minggu 17 February 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar