Keluar dari Mesir
(Keluaran 3:10;
Ibrani: 24-27)
Ketika terjadi bencana kelaparan yang sangat menyiksa di
tanah Kanaan, Yakub dan seluruh keluarganya akhirnya hijrah ke tanah Mesir.
Tentu lewat campur tangan Tuhan dengan terlebih dahulu mempersiapkan salah
seorang anaknya, Yusuf, sebagai penunjuk jalan. Yusuf yang di jual saudaranya,
tenyata begitu sangat mulia hati dan jabatannya di Mesir. Lewat posisinya
sebagai mangkubumi, ayah dan semua anggota keluarganya dapat menetap di Mesir.
Mereka bahkan mendapatkan tanah Gosen sebagai wilayah yang subur dan cocok
untuk beternak.
Pertanyaannya adalah, apakah
Allah merencanakan Israel menetap di Mesir? Jawabannya tentu dan pasti adalah
tidak. Tuhan tidak pernah merencanakan Israel untuk menetap selamanya di Mesir.
Itulah makanya ketika telah hampir 400 tahun Israel berdiam di Mesir, Tuhan
mengutus hambaNya, Musa, untuk membawa mereka pulang ke Tanah Perjanjian
Kanaan. “Jadi sekarang, pergilah,
Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar
dari Mesir.” (Keluaran 3:10)
Israel hanya beberapa saat saja
mengalami kesenangan di Mesir. Boleh di kata mereka lebih banyak menderita di
sana. Hanya sesaat saja mereka merasa nyaman dan tercukupkan kebutuhannya
karena saudara mereka, Yusuf, yang menjadi mangkubumi. Tetapi Alkitab
menceritakan, sesaat setelah Yusuf meninggal, Israel di tindas oleh Mesir dan
dijadikan budak belian.
Kejadian di atas merupakan
gambaran bagi kita hari ini. Mesir melambangkan dunia dengan segala sistem yang
berjalan atasnya. Kosmos yang berarti dunia dalam arti yang lebih luas dapat
berarti sebuah sistem. Jadi kita sedang tinggal di dunia yang secara sistematis
sangat menentang Kebenaran. Kita sedang hidup di dalam dunia yang jahat,
durhaka, dan tidak menyukai kebenaran. (2 Timotius 4:3-4). Mesir yang dikatakan
oleh Alkitab sebagai tempat bermukim sementara, ternyata telah mengharu-biru
tatanan hidup umat manusia.
Allah hendak menata kembali kehidupan umatNya, dan itu
bukan di Mesir tetapi di Kanaan. Allah hendak memulihkan kehidupan umatNya,
tetapi mereka harus keluar dulu dari Mesir. Demikian juga Allah hendak menata
hidup kita tetapi syaratnya kita harus keluar dari sistem kosmos yang gelap dan
jahat ini dan memasuki tanah penjanjian yang baru. Kekristenan adalah kanaan yang dipersiapkan Tuhan untuk kita
menikmati kebaikan dan segala hal yang baik dari Allah. Firman Tuhan: “Sebab Aku ini
mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah
firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” Yeremia
29:11. dalam terjemahan TEV
disebutkan: “ plans to bring you prosperity and not disaste”. Apakah
itu?
1.
Pemulihan
Citra Allah. Sesungguhnya
mesir “Sistem Kosmos” telah mengubah citra ilahi dalam diri manusia
samar-samar, bahkan hilang. Sejatinya manusia hidup dan mencerminkan kasih dan
kebaikan, namun yang kita temukan adalah pemberontakan, kedurhakaan,
pembunuhan, dan kejahatan-kejahatan yang untuk menyebutkannya saja kita sudah
jijik. Kejaliman dan angkara murka. Sungguh sulit hari-hari ini menemukan
gambaran Allah dalam diri manusia yang mendiami planet ini. Namun Allah ingin
membawa kita keluar dari sistem kosmos ini dan memasuki tanah perjanjian yaitu
Kerajaan Allah. Gereja tentu adalah komunitas pilihan Allah dimana umatNya
berkumpul dan memulihkan citraNya.
2.
Pemulihan
Keluarga. Kita menemukan
keluarga yang berantakan setiap saat. Kita mendengar kabar kehancuran keluarga
setiap menit. Keluarga sebagai lembaga pertama yang di cipta dengan serius
telah tercabik-cabik oleh sistem dunia yang gelap. Hari ini tidak lagi jarang
kita mendengar praktek prostitusi, percabulan, perjinahan dalam lingkup
keluarga. Bahkan budaya sodom, yaitu kehidupan homosex mewabah seperti penyakit
menular. Kita menemukan anak-anak yang memberontak. Kita menemukan kejahatan
yang paling menjijikkan dan terjadi dalam keluarga, ayah menghamili anak
kandung. Sungguh, keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang paling aman,
sekarang telah hancur lebur tak berbentuk. Tetapi jika kita keluar dari sistem
kosmos ini dan memasuki tanah perjanjian yaitu hidup dalam FirmanNya, maka kita
akan menemukan kembali keluarga shekinah. Keluarga di mana damai sejahtera
berlimpah-limpah.
3.
Kelimpahan.
Kita melihat dunia ini
sedang berlomba untuk memperindah diri. Namun di balik kemegahan dan kemajuan
yang digembar-gemborkan, kita melihat kemiskinan membelenggu hampir separuh
penduduk palanet ini. Di Indonesia, Bank Dunia memperkirakan hampir 50 %
penduduknya tergolong miskin karena berpendapatan di bawah $2 per hari. Sungguh
ironis, bahkan komunitas kristianipun ternyata tak luput dari belenggu
kemiskinan. Jika kita hidup sesuai dengan firmanNya dan meninggalkan kekafiran
dunia ini, maka kita akan menemukan berkat kelimpahan seperti janjiNya dalam
Yohanes 10:10b.
4.
Kekerdekaan
yang Sejati. Bila anda mau
menikmati rahmat Allah dan mencoba untuk tetap tinggal di Mesir maka anda tak
lebih dari budak yang sedang bermimpi merdeka, tetapi setelah bangun tidur anda
tetap menemukan dirimu jadi budak. Atau anda sedang bermimpin makan dampai
kenyang, ketika bangun anda masih tetap lapar. Jadi bila kita ingin merdeka,
maka tinggalkanlah mesir. Terimalah Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang
menuntun kita sampai di tanah perjanjian. Dan jika kita telah menerimaNya, maka
kita sungguh-sungguh merdeka. Merdeka tanpa perbudakan apapun. “Supaya kita
sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah
teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Galatia 5:1
(Intisari
Khotbah Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th pada Ibadah Raya HN
Ministries Chapter Induk Semper, Minggu 13-01- 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar