Jumat, 22 Maret 2013

KELUAR DARI PERBUDAKAN


Keluar dari Mesir
(Keluaran 3:10; Ibrani: 24-27)

Ketika terjadi bencana kelaparan yang sangat menyiksa di tanah Kanaan, Yakub dan seluruh keluarganya akhirnya hijrah ke tanah Mesir. Tentu lewat campur tangan Tuhan dengan terlebih dahulu mempersiapkan salah seorang anaknya, Yusuf, sebagai penunjuk jalan. Yusuf yang di jual saudaranya, tenyata begitu sangat mulia hati dan jabatannya di Mesir. Lewat posisinya sebagai mangkubumi, ayah dan semua anggota keluarganya dapat menetap di Mesir. Mereka bahkan mendapatkan tanah Gosen sebagai wilayah yang subur dan cocok untuk beternak.



Pertanyaannya adalah, apakah Allah merencanakan Israel menetap di Mesir? Jawabannya tentu dan pasti adalah tidak. Tuhan tidak pernah merencanakan Israel untuk menetap selamanya di Mesir. Itulah makanya ketika telah hampir 400 tahun Israel berdiam di Mesir, Tuhan mengutus hambaNya, Musa, untuk membawa mereka pulang ke Tanah Perjanjian Kanaan. “Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” (Keluaran 3:10)

Israel hanya beberapa saat saja mengalami kesenangan di Mesir. Boleh di kata mereka lebih banyak menderita di sana. Hanya sesaat saja mereka merasa nyaman dan tercukupkan kebutuhannya karena saudara mereka, Yusuf, yang menjadi mangkubumi. Tetapi Alkitab menceritakan, sesaat setelah Yusuf meninggal, Israel di tindas oleh Mesir dan dijadikan budak belian.

Kejadian di atas merupakan gambaran bagi kita hari ini. Mesir melambangkan dunia dengan segala sistem yang berjalan atasnya. Kosmos yang berarti dunia dalam arti yang lebih luas dapat berarti sebuah sistem. Jadi kita sedang tinggal di dunia yang secara sistematis sangat menentang Kebenaran. Kita sedang hidup di dalam dunia yang jahat, durhaka, dan tidak menyukai kebenaran. (2 Timotius 4:3-4). Mesir yang dikatakan oleh Alkitab sebagai tempat bermukim sementara, ternyata telah mengharu-biru tatanan hidup umat manusia.

Allah hendak menata kembali kehidupan umatNya, dan itu bukan di Mesir tetapi di Kanaan. Allah hendak memulihkan kehidupan umatNya, tetapi mereka harus keluar dulu dari Mesir. Demikian juga Allah hendak menata hidup kita tetapi syaratnya kita harus keluar dari sistem kosmos yang gelap dan jahat ini dan memasuki tanah penjanjian yang baru. Kekristenan adalah  kanaan yang dipersiapkan Tuhan untuk kita menikmati kebaikan dan segala hal yang baik dari Allah. Firman Tuhan: Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” Yeremia  29:11. dalam terjemahan  TEV disebutkan: “ plans to bring you prosperity and not disaste”. Apakah itu?

1.      Pemulihan Citra Allah. Sesungguhnya mesir “Sistem Kosmos” telah mengubah citra ilahi dalam diri manusia samar-samar, bahkan hilang. Sejatinya manusia hidup dan mencerminkan kasih dan kebaikan, namun yang kita temukan adalah pemberontakan, kedurhakaan, pembunuhan, dan kejahatan-kejahatan yang untuk menyebutkannya saja kita sudah jijik. Kejaliman dan angkara murka. Sungguh sulit hari-hari ini menemukan gambaran Allah dalam diri manusia yang mendiami planet ini. Namun Allah ingin membawa kita keluar dari sistem kosmos ini dan memasuki tanah perjanjian yaitu Kerajaan Allah. Gereja tentu adalah komunitas pilihan Allah dimana umatNya berkumpul dan memulihkan citraNya.

2.      Pemulihan Keluarga. Kita menemukan keluarga yang berantakan setiap saat. Kita mendengar kabar kehancuran keluarga setiap menit. Keluarga sebagai lembaga pertama yang di cipta dengan serius telah tercabik-cabik oleh sistem dunia yang gelap. Hari ini tidak lagi jarang kita mendengar praktek prostitusi, percabulan, perjinahan dalam lingkup keluarga. Bahkan budaya sodom, yaitu kehidupan homosex mewabah seperti penyakit menular. Kita menemukan anak-anak yang memberontak. Kita menemukan kejahatan yang paling menjijikkan dan terjadi dalam keluarga, ayah menghamili anak kandung. Sungguh, keluarga yang seharusnya menjadi tempat yang paling aman, sekarang telah hancur lebur tak berbentuk. Tetapi jika kita keluar dari sistem kosmos ini dan memasuki tanah perjanjian yaitu hidup dalam FirmanNya, maka kita akan menemukan kembali keluarga shekinah. Keluarga di mana damai sejahtera berlimpah-limpah.

3.      Kelimpahan. Kita melihat dunia ini sedang berlomba untuk memperindah diri. Namun di balik kemegahan dan kemajuan yang digembar-gemborkan, kita melihat kemiskinan membelenggu hampir separuh penduduk palanet ini. Di Indonesia, Bank Dunia memperkirakan hampir 50 % penduduknya tergolong miskin karena berpendapatan di bawah $2 per hari. Sungguh ironis, bahkan komunitas kristianipun ternyata tak luput dari belenggu kemiskinan. Jika kita hidup sesuai dengan firmanNya dan meninggalkan kekafiran dunia ini, maka kita akan menemukan berkat kelimpahan seperti janjiNya dalam Yohanes 10:10b.

4.      Kekerdekaan yang Sejati. Bila anda mau menikmati rahmat Allah dan mencoba untuk tetap tinggal di Mesir maka anda tak lebih dari budak yang sedang bermimpi merdeka, tetapi setelah bangun tidur anda tetap menemukan dirimu jadi budak. Atau anda sedang bermimpin makan dampai kenyang, ketika bangun anda masih tetap lapar. Jadi bila kita ingin merdeka, maka tinggalkanlah mesir. Terimalah Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang menuntun kita sampai di tanah perjanjian. Dan jika kita telah menerimaNya, maka kita sungguh-sungguh merdeka. Merdeka tanpa perbudakan apapun. “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Galatia 5:1

(Intisari Khotbah Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th pada Ibadah Raya HN Ministries Chapter Induk Semper, Minggu 13-01- 2006)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar