Kemana Tuhan
Memerintahkan BerkatNya Mengalir?
Oleh: Ps Joshua Mangiring
Sinaga
Mazmur 133 adalah salah satu yang
terpendek namun mengandung makna yang sangat dalam. Kita membacanya: “Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah
baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke
janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke
atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan
untuk selama-lamanya.” (Mazmur 133:1-3)
Banyak di antara kita berdoa supaya diberkati? Dan selalu
ada kecenderungan yang sedikit aneh dari sebagian orang yang mengunjungi
gereja? Mereka memburu apa yang disebut dengan berkat. Namun kadang-kadang kita
lupa atau bahkan tidak paham bahwa rencana berkat itu sudah ada bahkan sebelum
kita menyadari, memikirkan, dan mendoakannya. Jadi yang benar adalah kehidupan
yang diberkati adalah merupakan rencana Tuhan walaupun kita tidak pernah
memikirkan dan atau mendoakannya. Tuhan berencana untuk memberkati kita
walaupun kita tidak pernah memikirkan dan atau merencanakannya, tetapi banyak
penghalang sehingga berkat itu tidak pernah sampai kepada kita. pertanyaannya
adalah mengapa sebagian menerima kelimpahan berkat, sementara yang lain hanya menjadi
penonton saja?
Daud memberikan rahasia bagaimana
berkat itu mengalir dan memenuhi perbendaharaan orang-orang. Daud menulis: “apabila saudara-saudara diam bersama
dengan rukun!” Dalam terjemahan
KJV: …to dwell together
in unity! Yaitu tinggal bersama dalam kesatuan. Dwell Together
artinya tinggal bersama. Konteks tinggal bersama ini ada dalam pasal 132 yaitu
berhubungan dengan pergumulan Daud untuk membangun sebuah rumah (bayit) bagi
Allah di Yerusalem: "Sesungguhnya
aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, tidak akan berbaring di ranjang
petiduranku, sesungguhnya aku tidak akan membiarkan mataku tidur atau
membiarkan kelopak mataku terlelap, sampai aku mendapat tempat untuk TUHAN,
kediaman untuk Yang Mahakuat dari Yakub."
(Mazmur 132:3-5) Kita tidak menemukan sebuah energi yang begitu
kuat di banding Daud. Harsat untuk mendapatkan sebuah tempat untuk rumah
kediaman Tuhan melebihi apapun yang
pernah diiginkannya.
Kerinduan Daud yang begitu
mendalam untuk membangun Bayit Allah ini
berhubungan dengan janji akan kedatangan Mesias (Juruselamat) yang hadir dari
keturunan Daud “Di sanalah Aku
akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, Aku akan menyediakan sebuah pelita
bagi orang yang Kuurapi” (Mazmur 132:17) yang akan mempersatukan semua
bangsa-bangsa sehingga tinggal dalam satu rumah (bayit) yang kita kenal hari
yaitu GEREJA TUHAN.
Gereja adalah Bait Allah yang sejati. Dalam konteks
ini gereja tidak pernah sekalipun dikaitkan dengan organisasi atau denominasi.
Gereja yang sejati adalah sekumpulan orang yang telah dipanggil keluar dari
kegelapan dunia dan masuk kepada terang Kristus. Alkitab tidak pernah
menghubungkan gereja dengan denominasi yang mana belakangan ini menjadi “berhala”
yang begitu dipuja oleh orang yang mengatakan dirinya Kristen. Konflik sinodal
yang terus menerus tak berkesudahan adalah bukti bahwa sejatinya Tuhan tidak
terlalu tertarik dengan organisasi ataupun sinode gereja. Gereja yang
sesungguhnya adalah sekumpulan orang percvaya dan berbakti dalam ketaatan
kepada Kristus. Daud sejatinya sedang menjelaskan kepada generasi ini bahwa sesungguh,
apabila gereja tinggal bersama dalam kesatuan hati, inilah langkah awal Tuhan
akan mengalirkan berkat berlimpah-limpah.
Tinggal bersama ternyata tidak
cukup. Tinggal bersama harus disertai dengan In Unity yang
berarti tinggal bersama dalam kesatuan. Alkitab KJV menterjemahkan rukun dengan
kata unity. Sesuatu yang berarti bersatu dalam keragaman. Untuk mengerti arti
unity kita dapat mengambil contoh sekumpulan kunang-kunang yang bersatu walau
berbeda warna sehingga menghasilkan harmoni alam yang begitu luar biasa. Konsep
unity ini sangat berbeda dengan prinsif uniform yaitu keseragaman. Unity
berarti bersama namun tetap mempertahankan warna masing-masing. Kalau uniform
artinya seragam seperti pasukan marinir. Tinggal bersama tidak dapat memaksakan
uniform kerena memang itu tidak akan pernah dapat terwujud. Yang
diajarkan oleh Daud adalah biarkan tetap ada perbedaan namun tetaplah bersatu.
Dapat kita membayangkan bahwa konsep ini kemungkinan dimengerti ketika Daud
menyaksikan keindahan warna kunang-kunang
dalam kegelapan malam saat menjaga kawanan domba milik ayahnya.
Konsep unity ini diterangkan
Paulus dalam pelajaran anatomi tubuh manusia dalam 1 Korintus 12:21-27.
“Jadi
mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan
engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak
membutuhkan engkau." Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya
paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang
menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus.
Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota
kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada
anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh,
tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu
jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota
dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan
kamu masing-masing adalah anggotanya.” Paulus mengajarkan bahwa mata akan disebut
tubuh jika ia melekat pada tubuh, namun akan menjadi lain jika ia keluar dari
kesatuan tubuh manusia. Setiap kita yang adalah anggota tubuh Kristus hanya
akan berfungsi jika kita tetap melekat satu dengan yang lain. Iblis akan mengambil
keuntungan jika kita menjadi pecah. Tidak menjadi soal jika kita tinggal dalam
komunitas denominasi yang berbeda, asal kita satu dalam Kristus itu sudah cukup
alasan untuk Allah mengalirkan berkatnya
kepada komunitas kita. namun jika kita menjadi liar dan memisahkan diri,
maka itu menjadi masalah yang besar.
Yang menjadi persoalan pelik
dalam kekristenan pada era modern ini adalah kecenderungan untuk berburu
berkat. Namun alkitab justru mengajarkan bahwa kita tidak perlu memburu berkat dan
justru berkat itu yang akan memburu kita jika kita tinggal bersama dalam
kesatuan: “….Sebab ke sanalah
TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” Daud
menggambarkan keindahan aliran berkat yang tercurah ke dalam komunitas yang ber
dwell together in unity tadi.
o Berkat
itu menyeluruh menjangkau semua anggota komunitas
Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke
janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. (ayat 2) Pertanyaaan kita adalah,
mengapa ada komunitas gereja yang begitu diberkati, sementara komunitas yang
lain begitu kering? Saya dapat memastikan bahwa komunitas yang memisahkan diri
dari tubuh kristus, yaitu mereka yang memilih eksklusif, akan mengalami
hambatan yang serius dalam pertumbuhannya. Sebab gereja dipanggil untuk bersatu
sehingga dapat bertumbuh. Ketika hukum berkat diabaikan, yaitu ketika gereja
memisahkan diri dari tubuh Kristus secara keseluruhan, maka persoalan berkat
akan segera menimpa gereja ini.
o Bahkan
Berkat dari bangsa-bangsa lain dicurahkan kepada komunitas ini.
“Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas
gunung-gunung Sion…”(ayat 3) Gunung Hermon pada zaman Daud ada dalam
otoritas Siria (bangsa Asyur) dan jika di tarik garis lurus berjarak lebih dari
150 km dari Yerusalem (yang menggambarkan gunung Sion). Jadi jelas bagi kita
bawa berkat itu bisa hadir dari manapun termasuk dari bangsa-bangsa lain, jika
Allah telah memerintahkannya. Ini sesuai dengan firman Allah yang disampaikan
nabi Yesaya: “Pada
waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang
dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu,
dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu.” (Yesaya 60:5) Daud menggambarkannya
seperti minyak urapan dan embun Gunung
Hermon yang turun ke gunung-gunung Sion dapat juga berbicara tentang kekayaan
berkat Tuhan yang tidak terbatas untuk memberkati kita.“Aku akan memberikan kepadamu harta
benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu,
bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan namamu.” (Yesaya
45:3)
Jadi intinya adalah: marilah kita menilik hati
kita sendiri. Apakah kita sudah tinggal bersama dalam kesatuan? Jikalau belum,
inilah saatnya kita hidup rukun bersama. Menyatukan hati walau kita tetap
berwarna berbeda. Bukankan fakta dialam semesta ini pun telah menjelaskan bahwa
persatuan akan selalu menghasilkan pencapaian terbesar? Mengapa gereja begitu
sulit bersatu? Mari kita renungkan? Karena sesungguhnya gereja lambat dan
lambat dalam kesatuan hati adalah karena Iblis tidak ingin gerejaNya menerima
aliran berkat tanpa batas. Setan sedang merancang strategi agar berkat-berkat
yagn telah disediakan untuk kelimpahan umatNya tetapo tertahan di
perbendaharaan Allah disurga. Berubahlah wahai gereja Tuhan, bersatulah dalam
kerendahan hati, dan terimalah aliran berkat tanpa batas dari perbendaharaan
Allah yang tidak terbatas di surga (Efesus 1:3). Tuhan Yesus memberkati.
INTISARI Khotbah Pdt. Joshua Manging Sinaga,
S.Th dalam Ibadah Raya Tahun Baru 2008 Hati Nurani Ministries Jakarta