FIRMAN HIDUP (1 Yohanes 1:1-3)
Ps. Joshua Mangiring Sinaga, M.Th
Pernahkah anda bertemu dengan
orang-orang yang mengatakan bahwa iman kristiani kita itu tidak logis?
Pernahkah anda mendengar kaum saintis mengatakan bahwa Alkitab tidak masuk
akal? Atau apakah bahkan anda sedikit meragukan kevalidan Firman Tuhan?
Berikut ini saya akan mencoba
mengajak kita semua belajar tentang topic yang tak pernah sepi ini. Saya
mengajak saudara untuk membaca Alkitab dari 1 Yohanes 1:1-3 dalam bahasa
Inggris:
1:1 That which was from the
beginning, which we have heard, which we have seen with our eyes, which we have
looked upon, and our hands have handled, of the Word of life;
1:2 (For the life was manifested,
and we have seen it, and bear witness, and shew unto you that eternal life,
which was with the Father, and was manifested unto us;)
1:3 That which we have seen and
heard declare we unto you, that ye also may have fellowship with us: and truly
our fellowship is with the Father, and with his Son Jesus Christ.
Mari kita mempelajari ayat-ayat
tersebut dengan saksama. Dalam Alkitab TB di catat: “Apa yang telah ada sejak
semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang
telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman
hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.” (1)
Firman Hidup adalah Yesus Kristus
yang di tulis Yohanes berdasarkan fakta yang tak terbantahkan berikut ini:
- “That which was from the beginning”. Firman itu tidak
berawal dan tak bermula. Jadi tidak ada awalannya sehingga tak mungkin juga
memilik akhiran: Wahyu 1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman
Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang
Mahakuasa." Ini adalah satu titik tak terpecahkan sains sehingga para
penyerang Alkitab tak dapat membuktikan bahwa Allah memiliki awalan atau
akhiran. Tuhan adalah pribadi yang tetap sama dan tidak akan berubah sampai
selama-lamanya: Ibrani 13:8
“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai
selama-lamanya.” Firman itu Kekal itulah sebabnya kita tidak dapat menyelidiki
kelemahanNya. Firman itu juga abadi maka kita tak mungkin bertemu dengan
kefanaanNya. Firman itu sungguh mengatasi segala yang ada sehingga tak dapat
dibandingkan dengan apapun termasuk ciptaanNya: Matius 24:35 “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi
perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
(Markus 13:31; Lukas 21:33)
- Firman itu Hidup (the Word of life) itu
berbicara tentang dinamika ilahi. Firman itu hidup dan bergerak. Dia bekerja
dan tidak mati atau tertidur. Mazmur 121:4 Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak
tertidur Penjaga Israel. Kata tidak tertidur di sini adalah bentuk penggambaran
yang bersifat humanistic. Sifat ini menggambarkan Allah dalam diri Yesus
Kristus adalah hidup hingga saat ini. Bukti-bukti untuk dinamika ilahi ini
disampaikan oleh Rasul Yohanes melalui empat bukti empiris yaitu: dia dengar,
dia lihat, dia saksikan, dan dia raba.Tentu empat hal ini dapat secara empiris
membuktikan bahwa Tuhan Yesus Hidup itu adalah hal yang dapat dibuktikan secara
logika. Mengapa? Karena tidak mungkin
telinga menipu. Tidak mungkin juga mata Yohanes sedang mengamati penglihatan
selama bertahun-tahun. Tidak mungkin juga audiens yang mengikuti Yesus selama
30 tahunan tertipu oleh fatamorgana.
-
Firman itu Nyata/real. Sejarah telah mencatatNya dan
hingga kini tak luntur oleh waktu atau budaya. Di antara sekian banyak upaya
manusia untuk memusnahkan Alkitab, Alkitab tetap ada dan justru menjadi buku
terbanyak yang pernah dicetak sepanjang masa. Kolose
1:25-26 “Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang
dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya
kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan
ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
Lantas kalau demikian apa yang
kita pelajari hari ini? Kembali ke ayat dua: “Hidup itu telah dinyatakan, dan
kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu
tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah
dinyatakan kepada kami.” (2) Firman itu telah dinyatakan dalam Yesus Kristus yang
secara empiris tak terbantahkan eksistensiNya. Dia datang untuk memberi HIDUP KEKAL di Kerajaan Bapa di surga
bagi orang percaya, melalui kesaksian para RASUL. Kata memberikan di sini
adalah memberi dan tak mengambilnya. Memberi di sini berarti telah
memindahkannya menjadi milik kita yang tak akan dapat dibatalkan atau di curi
oleh siapapun. Hidup Kekal itu bukan isapan jempol tetapi nyata. Sorga itu nyata
karena ada Seorang yang telah turun dari sana ke bumi. Dia telah hidup di
planet ini selama 30 tahun dan sejarah telah mengatakanDia telah kembali ke sana
yaitu ke sorga dimana kehiodupan kekal itu ada dan nyata.
Ada banyak orang menjadi ragu dan
meminta supaya sorga itu dibuktikan secara ilmiah. Orang seperti ini tentu
adalah orang yang terbatas pemahamannya tetang kekekalan sebab kekekalan itu
jauh lebih tinggi dari bukti ilmiah. Bukti ilmiah begitu sangat rendah dan hina
sehingga tak dapat disandingkan dengan keagungan hidup kekal itu. Bila kita
hendak memahami apa itu sorga, kita harus mengatakan bahwa akal dan pikiran
logis kita kwalitasnya jauh lebih rendah dari kekekalan sorga tersebut sehingga
bukti empiris ilmiah kita tak cukup besar kwalitasnya utnuk membuktikan
kekekalan sorga.
Rasul Yohanes mengatakan: “Apa
yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada
kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan
kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.” Firman
itu mempersekutukan sesama orang percaya di dalam Bapa dan AnakNya. Firman itu
juga mempersekutukan semua orang percaya menjadi satu: Yohanes 17:21 “supaya mereka semua menjadi satu, sama
seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga
di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”
Bagaimana kita mengerti bahwa kita adalah anggota gereja yang sejati? Kalau
kita bersatu dengan semua orang percaya dalam persekutuan gerejawi. Kalau kita
terpecah-pecah, sudah menjadi pasti bahwa kegerejaan kita menjadi
dipertanyakan?
Orang Kristen di panggil untuk
bersekutu dengan sesama orang percaya: Ibrani
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah
kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”.
Ini adalah senjata pamungkas yang dapat kita bacakan bagi oprang-orang yang
mengaku Kristen, namun memilih untuk memisahkan diri dari persekutuan dengan
alasan tidak nyaman. Sebenarnya orang yang tak mau bersekutu itu adalah bukti
nyata kekaburan kesaksian hidup kristianitasnya. Kita semua terpanggil untuk
bersekutu sehingga orang dunia tahu bahwa kita adalah anak-anakNya.
Catatan Khotbah Ibadah Raya Hati Nurani Ministries, Minggu; 16 Mei 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar