HATI YOSUA
Yosua 1:1-10
Persoalan paling penting kita
urus adalah HATI. Hati adalah pusat kehidupan yang sesungguhnya. Tidak ada yang
lebih penting dari pada melihat hati dipemandangan Tuhan. Anda boleh
mengesankan manusia dengan tampilan pisik, namun sayang Allah tidak terlalu
memusingkan itu. Mata Allah tertuju langsung ke hati anda. Siapa anda di mata
Tuhan, itu tergantung ada apa dengan hati anda.
Kita akan melihat seorang
pemimpin berhati Kristus. Dialah Yosua. Banyak pengkhotbah kurang menyorot isi hati
Yosua. Kebanyakan pengajar lebih memfokuskan diri pada keberanian dan
kesuksesan Yosua. Namun sesungguhnya inti dari semua itu adalah ketulusan hati
Yosua. Walau dikatakan Musa berhati paling lembut, namun Yosua adalah seorang
pribadi berhati paling tulus.
Ketika Musa mati, Allah menemui
Yosua dan berkata: “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang,
seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri
yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.” (2) Tongkat estapet
kepemimpinan dalam pelayanan akan sangat menentukan kelanjutan sebuah visi/misi.
Kita melihat tidak terjadi chaos saat Musa meninggal. Allah telah melihat Yosua
yang sungguh-sungguh melekatkan hati pada Allah. Mengapa Allah memilih Yosua bukan
Kaleb? Mengapa juga bukan generasi baru yang lahir dipadang gurun? Bukankah
semgat muda perlu untuk sebuah penetrasi ke wilayah musuh? Jawabannya
sederhana! Allah mengenal isi hati Yosua yang sepenuh hati mengasihi Tuhan.
Allah tahu bahwa kita perlu
sarana. Sarana untuk mengejawantahkan iman kita. Allah tahu kita membutuhkan
sesuatu untuk hidup yang lebih layak. Namun yang lebih penting kita ketahui
adlah bahwa Allah telah menyediakan yang
terbaik bagi kita bahkan sebelum kita sempat menyadari itu semua.
Perhatikanlah, Allah menyediakan segala yang terbaik untuk Israel di Tanah
Kanaan. Semua itu telah disiapkan Tuhan, dengan syarat Israel terutama
Yosua sebagai pemimpin memilih untuk taat kepada Tuhan dengan jalan mengikuti
firmanNya: “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan
kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Dari padang gurun dan
gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai
Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari
terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.” (3-4) Ini berarti bahwa Allah
tidak membuat hidup kita mengambang tanpa arah. Kita diciptakan untuk satu
tujuan yang jelas dan pasti. Hidup yang benar adalah hidup yang memiliki tujuan
yang pasti, bukan abu-abu (tidak jelas)
Namun untuk itu, Yosua harus mendapatkan penyertaan Tuhan.
Harus ada garansi yang tak bisa dibatalkan. Yaitu garansi penyertaan Tuhan saat
Yosua melangkah mengikuti firman Tuhan. Rasul Paulus mengatakan: “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang
semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” Roma
8:31. Jika Tuhan bersama kita, maka tidak ada seorangpun yang dapat mengacau
hidup kita. Segala musuh tak akan mampu bertahan mengahadapi kita: “Seorang
pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku
menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan
membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” (5) Jadi pahamilah bahwa
Penyertaan Tuhan menjadi garansi paling hebat.
Ini yang menjadi inti pelajaran
kita malam ini: ISI HATI YOSUA. Kita membaca: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,
sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan
dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.” (6)
Kunci kemangan pertama adalah kekuatan dan keteguhan hati. Yosua memiliki hati
yang kuat dan teguh, “Be strong and of a good courage.” Ini adalah modal
terbesar saat kita juga sedang berperang menghadapi dunia yang jahat ini. Bila
anda punya hati lemah, anda akan menjadi korban keganasan musuh. Tetapi
sekarang jadilah kuat karena Tuhan yang menyertai kita lebih besar kuasanya
dari apapun dan siapaun seteru kita.
Kuncinya ternyat terletak pada
kita: “Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh,
bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan
kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya
engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.” (7) kita harus melatih agar hati
kita kuat. Hati yang kuat tidak datang secara langsung. Hati yang kuat itu
berasal dari pengalaman berperang bersama Kristus. Yosua telah terlatih selama
mengabdi kepada Nabi Musa. Musa telah mengajarkan teladan hidup yang membentuk hati
Yosua.
Bagaimana agar hati kita kuat?
Intinya adalah dengan melatihnya merenungkan firman Tuhan: “Janganlah engkau
lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,
supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di
dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntung.” (8) Ada
energia (Yunani =kuasa) yang mengalir
deras jika kita belajar duduk dikaki Tuhan dan merenungkan firmanNya siang dan
malam.
Langkah selanjutnya yang tentu
sangat penting adalah belajar dengan tekun mempraktekkan firman Tuhan. Jadi kunci
selanjutnya untuk menjadi seorang yang berhati kuat adalah adalah meditasi
firman (but thou shalt meditate therein day and night). Sisihkan lebih banyak
waktu untuk membaca dan merenungkan
firman Tuhan karena saat itu kita akan memperoleh kekuatan supranatural
oleh Roh Kudus: “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah
hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau,
ke mana pun engkau pergi." (9) dan perhatikan juga tindakan iman setelah
merenungkan itu sangat penting. Yosua telah menerima kekuatan dan dengan
kekuatan itu dia bertindak danmemimpin Israel
melakukan penetrasi terbesar ke wilayah musuh sepanjang sejarah Israel: “Lalu
Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya.”
(10)
Intisari khotbah Pdt. Joshua Mangiring
Sinaga, S.Th pada Ibadah Raya Hati
Nurani Ministries Jakarta, Minggu, 14 September 2008.
terimakasih... saya cukup diberkati.....
BalasHapus