Carilah Perkara yang di Atas
Kolose 3:1-4
Sering kita mengartikan kata “carilah perkara yang di
atas” menjadi ekstrim. Pengertian kita tentang ayat ini membuat sudut ekstrim
yang sering mencederai iman dan kehidupan kita. Kita harus menafsirnya dengan
benar sehingga kita tidak terjebak dalam hal yang kita pikir benar tetapi
sejatinya salah. Paling tidak saya menemukan 3 penafsiran yang tidak tepat
terhadap ayat ini:
- Kita mengartikannya dengan menjalani kehidupan religius yang ekslusif. Kita menjadi tertutup dan atau membentuk komunitas sendiri yang ekslusif. Kita mengkaitkan dengan Matius 6:6 secara sempit: “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Menjadi religius bukan berarti kita menjadi tertutup dan meninggalkan dunia. Justru kita di utus untuk membaur dan mempengaruhi dunia.
- Kita menjadi fanatik dan tidak membumi. Fanatisme seringkali menjadi dilema. Menjadi fanatik dalam arti yang sempit sering kali menjadi masalah. Dalam arti memepertahankan eksistensi iman, kita memang perlu “fanatik” tetapi bukan berarti kita menjadi tidak berhubungan dengan komunitas masyarakat kita. Paulus mengatakan dalam I Korintus 5:9-10: “Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini.”
- Kita terjebak dalam jubah agamawi yang usang. Mungkin jubah agamawi adalah hal yang paling sering kita lihat dalam lingkungan kita. Kita bertemu dengan banyak orang yang berjubahkan agama namun tak menyentuh hakikat dari agama tersebut. Rasul Paulus mengatakan: “Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.” (Kolose 2:20-23). Kalau kita hendaka mengatakan kita beragama, maka sejatinya kita sedang bersandiwara. Karena segala kebaikan agamawi kita tak lebih bersih dari kain pembungkus mayat yang kotor dan bau: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” (Yesaya 64:6)
Marilah kita mempelajari makna Surat Paulus dalam Kolose
3:1-4
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama
dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di
sebelah kanan Allah. (If ye then be risen with Christ, seek those things which
are above, where Christ sitteth on the right hand of God.) 1
Carilah perkara yang di atas adalah perkara-perkara yang
dikerjakan oleh Kristus selama di bumi sebelum Dia kembali di sisi kanan Bapa.
Ø Kita
dipanggil menjadi “juruselamat” dengan cara MELAYANI (DIAKONOS) di tengah-tengah dunia yang sedang sekarat ini.
Yakobus 1:27
“Ibadah yang murni dan
yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu
dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri
tidak dicemarkan oleh dunia.”
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di
bumi. (Set your affection on things above, not on things on the earth.) 2
Ø Jadi
kita harus mengubah SETTING pikiran kita yang lama dengan software yang baru.
Ø Bukan
UP GRADE pikiran lama karena
upgrade hanya akan menjadikan kita bekerja keras dengan hasil yang minimal.
Ketika kita hanya upgrade pikiran manusiawi kita, kita akan kembali jatuh pada
lubang yang sama.
II Korintus 10:5
Kami mematahkan setiap
siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia
untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami
menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,” (Casting
down imaginations, and every high thing that exalteth itself against the
knowledge of God, and bringing into captivity every thought to the obedience of
Christ.”)
Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi
bersama dengan Kristus di dalam Allah. (For ye are dead, and your life is hid with Christ in God.) 3
Ø Janganlah
menjadi cemas ketika kita menjadi berbeda, akan perkara-perkara dunia,
seperti JABATAN, KARIR, MASA DEPAN, dimana
kita di utus Allah, karena Kristus menyembunyikan kita dibelakang salibNya.
Apabila Kristus, yang adalah hidup kita,
menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam
kemuliaan. (When Christ, who is our life, shall appear, then shall ye also
appear with him in glory) 4
Ø Kita
semua mempunyai satu tujuan yang agung dan penantian yang sangat mulia yaitu
MARANATHA dimana Kristus menyatakan diriNya.
#Intisari Khotbah Ps Joshua Mangiring Sinaga, M.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar