HATI YANG BARU
Yehezkiel
11:14-21
Diaspora (Ibrani)
berarti terserak, tersebar. Israel
mengalami diaspora yaitu terserak di berbagai penjuru bumi. Dalam zaman Raja Nebukadnezar, Israel
di angkut dari tanah leluhur mereka dan di buang ke Babel. Nebukadnezar kemudian menempatkan
orang-orang asing untuk menghuni tanah Kanaan. Ada
sebuah sindiran yang disampaikan oleh penghuni baru itu: “Hai anak manusia, penduduk-penduduk Yerusalem berkata
tentang semua saudara-saudaramu, tentang kaum kerabatmu dan segenap kaum Israel dalam
keseluruhannya: Mereka telah jauh dari TUHAN, kepada kami tanah ini diberikan
menjadi milik.” (11:15)
Penghuni
baru itu mempertanyakan Tuhan yang di sembah Israel. Mereka mengatakan bahwa Israel telah di
buang jauh sehingga mereka kini berhak atas Kanaan. Mereka berhak untuk
menguasai tanah perjanjian karena Tuhan sudah membuang Israel jauh.
Ini juga dapat bermakna bahwa penghuni baru itu menuduh Tuhan telah gagal dalam
menggenapi firmanNya yaitu memberikan Kanaan kepada Israel.
Dalam
kehidupan kristiani, kitapun sering kali mengalami intimidasi dari penghuni
asli bumi ini. Mereka akan selalu mempertanyakan keberadaan Allah yang kita
sembah. Mereka juga akan mendakwa dan mengintimidasi sehingga kita berpaling dari iman kita. Namun
Tuhan Israel
adalah Pribadi yang setia. Kita akan
belajar beberapa hal berikut:
1. Sekalipun
karena murka Allah mengijinkan umatNya terbuang: “Oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH:
Walaupun Aku membawa mereka jauh-jauh di antara bangsa-bangsa dan menyerakkan
mereka di negeri-negeri itu dan.” (11:16a), namun sesungguhnya Dia
melakukannya dengan berat hati: “Aku
menjadi tempat kudus yang sedikit artinya bagi mereka di negeri-negeri di mana
mereka datang. (11:16b). Sejatinya Allah adalah kasih sehingga dalam
murkaNya pun, Dia tidak bisa melupakan kasihNya sama sekali. Seringkali orang
mengira Allah adalah sosok yang menakut-nakuti kita dengan neraka, tetapi
sesungguhnya dia bahkan tidak pernah terpikir bahwa seseorang akan menjadi
penghuni neraka. Bacalah ayat terkenal Yohanes 3:16. Namun karena keadilanNya,
maka setiap pelanggaran tetap harus diganjar. Sekali lagi karena kedilanNya,
bukan karena murkaNya semata-mata.
2. Ujung
dari semua hukuman Allah adalah PEMULIHAN. ALLAH tidak menghukum dengan
maksud untuk membinasakan Israel,
tetapi agar mereka kembali sadar dan dapat dipulihkan. Pemulihan adalah rencana
Allah, namun Allah tidak dapat mengerjakannya sendiri tanpa respon dari Israel. Israel harus
membuka hatinya dan berpaling kembali kepada Allah agar pemulihan terjadi. Israel akan di bawa kembali ke tanah mereka oleh
karena Tuhan dan respon Israel:
“oleh sebab itu katakanlah:
Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menghimpunkan kamu dari bangsa-bangsa
dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri di mana kamu berserak, dan Aku akan
memberikan kamu tanah Israel.”
(11:17). Ini sangat berbeda dengan sifat dasar manusia yang jahat.
Apabila manusia marah maka dalam hatinya akan berdiam seribu rencana untuk
membalas dan menghukum. Manusia bahkan menghukum bukan dengan niat untuk
memberikan perubahan. Perhatikan saja penjara-penjara yang ada di bumi ini,
hampir semua narapidana yang keluar dari sana
bukan menjadi lebih baik tetapi sebaliknya. Allah menegur setiap kesalahan dan
mengganjar semua ketidaktaatan, namun yang mendorong Dia adalah kasih. Benarlah
tulisan Raja Salomo ini: “Lebih
baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” (Amsal 27:5).
3. Akibat
dari teguran Tuhan akan kita ringkaskan berikut ini:
·
Kesetiaan yang Teruji
Israel
adalah bangsa yang tidak setia. mereka dengan sangat cepat berpaling kepada
berhala-berhala yang di benci Allah. Oleh karena itulah Allah mengijinkan
mereka di buang agar mereka berdukacita
dan akhirnya membuang berhala-berhala mereka dan mencari Allah: “Maka sesudah mereka datang di sana, mereka akan
menjauhkan segala dewa-dewanya yang menjijikkan dan segala perbuatan-perbuatan
yang keji dari tanah itu.” (11:18)
Memang sangat logis, hukuman
lebih efektif membuat orang sadar kesalahannya dan berbalik kepada jalan yang
benar.
·
Kehidupan Rohani yang Sehat
Tuhan adalah saru-satunya yang dapat memberikan
pertumbuhan rohani yang sehat. Tanpa Tuhan usaha kita menjadi lebih baik akan
selalu kandas karena basik manusiawi kita adalah jahat. Allah setelah
pembuangan Israel
akan memberikan mereka HATI yang BARU, yaitu hati yang taat dan setia, hati
yang tidak lagi keras, tidak memberontak: “Aku
akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka;
juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan
mereka hati yang taat.” (11:19) Allah
juga yang memberikan roh yang merindukan Tuhan. Roh yang bergairah dalam
mencariNya dengan sungguh-sungguh. Satu kehidupan rohani yang hidup dan
bergairah: “supaya mereka hidup
menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka
mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.” (11:20)
·
Ganjaran bagi Kemurtadan
Arti paling sederhaa dari kemurtadan adalah ketika di
tegur namun mengeraskan hati dan tidak mau berubah. Ketika Israel dibuang,
Allah mengirim para nabi agar mereka bertobat. Namun jika setelah dibuangpun
mereka tak juga mau berubah, maka ganjaran dan hukuman sudah menanti sampai
mereka binasa sama sekali dalam kesalahannya. Sekali lagi bukan karena Dia menginginkan
umatnya binasa, tetapi semua berpaling kepada sikap dan respon Israel: “Mengenai mereka, yang hatinya berpaut
pada dewa-dewanya yang menjijikkan dan pada perbuatan-perbuatannya yang keji,
Aku akan menimpakan kelakuan mereka atas kepalanya sendiri, demikianlah firman
Tuhan ALLAH.” (11:21)
INTISARI Khotbah
Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th, Ibadah Raya Bulan Baru, Hati Nurani
Ministreis Chapter Induk Jakarta.
Minggu, 6 Mei 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar