Minggu, 24 Februari 2013

HATI YANG BARU


HATI YANG BARU
Yehezkiel 11:14-21

Diaspora (Ibrani) berarti terserak, tersebar. Israel mengalami diaspora yaitu terserak di berbagai penjuru bumi. Dalam zaman Raja Nebukadnezar, Israel di angkut dari tanah leluhur mereka dan di buang ke Babel. Nebukadnezar kemudian menempatkan orang-orang asing untuk menghuni tanah Kanaan. Ada sebuah sindiran yang disampaikan oleh penghuni baru itu: “Hai anak manusia, penduduk-penduduk Yerusalem berkata tentang semua saudara-saudaramu, tentang kaum kerabatmu dan segenap kaum Israel dalam keseluruhannya: Mereka telah jauh dari TUHAN, kepada kami tanah ini diberikan menjadi milik.” (11:15)


Penghuni baru itu mempertanyakan Tuhan yang di sembah Israel. Mereka mengatakan bahwa Israel telah di buang jauh sehingga mereka kini berhak atas Kanaan. Mereka berhak untuk menguasai tanah perjanjian karena Tuhan sudah membuang Israel jauh. Ini juga dapat bermakna bahwa penghuni baru itu menuduh Tuhan telah gagal dalam menggenapi firmanNya yaitu memberikan Kanaan kepada Israel.

Dalam kehidupan kristiani, kitapun sering kali mengalami intimidasi dari penghuni asli bumi ini. Mereka akan selalu mempertanyakan keberadaan Allah yang kita sembah. Mereka juga akan mendakwa dan mengintimidasi  sehingga kita berpaling dari iman kita. Namun Tuhan Israel adalah Pribadi yang setia.  Kita akan belajar beberapa hal berikut:

1.      Sekalipun karena murka Allah mengijinkan umatNya terbuang: “Oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Walaupun Aku membawa mereka jauh-jauh di antara bangsa-bangsa dan menyerakkan mereka di negeri-negeri itu dan.” (11:16a), namun sesungguhnya Dia melakukannya dengan berat hati: “Aku menjadi tempat kudus yang sedikit artinya bagi mereka di negeri-negeri di mana mereka datang. (11:16b). Sejatinya Allah adalah kasih sehingga dalam murkaNya pun, Dia tidak bisa melupakan kasihNya sama sekali. Seringkali orang mengira Allah adalah sosok yang menakut-nakuti kita dengan neraka, tetapi sesungguhnya dia bahkan tidak pernah terpikir bahwa seseorang akan menjadi penghuni neraka. Bacalah ayat terkenal Yohanes 3:16. Namun karena keadilanNya, maka setiap pelanggaran tetap harus diganjar. Sekali lagi karena kedilanNya, bukan karena murkaNya semata-mata.

2.      Ujung dari semua hukuman Allah adalah PEMULIHAN. ALLAH tidak menghukum dengan maksud untuk membinasakan Israel, tetapi agar mereka kembali sadar dan dapat dipulihkan. Pemulihan adalah rencana Allah, namun Allah tidak dapat mengerjakannya sendiri tanpa respon dari Israel. Israel harus membuka hatinya dan berpaling kembali kepada Allah agar pemulihan terjadi. Israel akan di bawa kembali ke tanah mereka oleh karena Tuhan dan respon Israel: “oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menghimpunkan kamu dari bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri di mana kamu berserak, dan Aku akan memberikan kamu tanah Israel.” (11:17). Ini sangat berbeda dengan sifat dasar manusia yang jahat. Apabila manusia marah maka dalam hatinya akan berdiam seribu rencana untuk membalas dan menghukum. Manusia bahkan menghukum bukan dengan niat untuk memberikan perubahan. Perhatikan saja penjara-penjara yang ada di bumi ini, hampir semua narapidana yang keluar dari sana bukan menjadi lebih baik tetapi sebaliknya. Allah menegur setiap kesalahan dan mengganjar semua ketidaktaatan, namun yang mendorong Dia adalah kasih. Benarlah tulisan Raja Salomo ini: “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” (Amsal 27:5).

3.      Akibat dari teguran Tuhan akan kita ringkaskan berikut ini:

·         Kesetiaan yang Teruji

Israel adalah bangsa yang tidak setia. mereka dengan sangat cepat berpaling kepada berhala-berhala yang di benci Allah. Oleh karena itulah Allah mengijinkan mereka  di buang agar mereka berdukacita dan akhirnya membuang berhala-berhala mereka dan mencari Allah: “Maka sesudah mereka datang di sana, mereka akan menjauhkan segala dewa-dewanya yang menjijikkan dan segala perbuatan-perbuatan yang keji dari tanah itu.” (11:18)  Memang  sangat logis, hukuman lebih efektif membuat orang sadar kesalahannya dan berbalik kepada jalan yang benar.

·         Kehidupan Rohani yang Sehat

Tuhan adalah saru-satunya yang dapat memberikan pertumbuhan rohani yang sehat. Tanpa Tuhan usaha kita menjadi lebih baik akan selalu kandas karena basik manusiawi kita adalah jahat. Allah setelah pembuangan Israel akan memberikan mereka HATI yang BARU, yaitu hati yang taat dan setia, hati yang tidak lagi keras, tidak memberontak: “Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat.” (11:19)  Allah juga yang memberikan roh yang merindukan Tuhan. Roh yang bergairah dalam mencariNya dengan sungguh-sungguh. Satu kehidupan rohani yang hidup dan bergairah: “supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.” (11:20)

·         Ganjaran bagi Kemurtadan

Arti paling sederhaa dari kemurtadan adalah ketika di tegur namun mengeraskan hati dan tidak mau berubah. Ketika Israel dibuang, Allah mengirim para nabi agar mereka bertobat. Namun jika setelah dibuangpun mereka tak juga mau berubah, maka ganjaran dan hukuman sudah menanti sampai mereka binasa sama sekali dalam kesalahannya. Sekali lagi bukan karena Dia menginginkan umatnya binasa, tetapi semua berpaling kepada sikap dan respon Israel: “Mengenai mereka, yang hatinya berpaut pada dewa-dewanya yang menjijikkan dan pada perbuatan-perbuatannya yang keji, Aku akan menimpakan kelakuan mereka atas kepalanya sendiri, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” (11:21)

INTISARI Khotbah Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th, Ibadah Raya Bulan Baru, Hati Nurani Ministreis Chapter Induk Jakarta.  Minggu, 6 Mei 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar