HAKEKAT MANUSIA DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF
1. Pengertian Hakikat Manusia
Untuk memahami hakekat manusia berturut2 dibahas
beberapa pengertian berdasarkan Pandangan berbagai agama, filsafat kuno maupun
modern, terutama menurut pandangan filsafat Pancasila.Pandangan para pakar
biologi, psikologi.
1. Kepustakaan hindu (Ciwa) menyatakan bahwa atman manusia datang langsung
dari Tuhan (Bathara Ciwa) dan sekaligus menjadi penjelmaannya.
2. Kepustaan agama Budha menggambarkan bahwa manusia adalah mahluk samsara,
merupakan wadah dari the absolute yang hidupnya penuh dengan kegelapan.
3. Pendapat kaum pemikir kuno yang bercampur dengan mistik menyatakan bahwa manusia adalah manifestasi yang paling komplit dan paling sempurna dari Tuhan Yang Maha Esa, intisari dari semua mahluk yang memiliki kecerdasan.
3. Pendapat kaum pemikir kuno yang bercampur dengan mistik menyatakan bahwa manusia adalah manifestasi yang paling komplit dan paling sempurna dari Tuhan Yang Maha Esa, intisari dari semua mahluk yang memiliki kecerdasan.
4. Filosof Socrates menyatakan bahwa hakekat manusia terletak pada budinya
yang memungkinkan untuk menentukan kebenaran dan kebaikan. Plato dan
Aristoteles menyatakan hakikat manusia terletak pada pikirnya.
5. Tokoh Dunia Barat melanjutkan pendapat Plato & Aristoteles tentang
hakekat kebaikan manusia yg selanjutnya bergeser ke pandangan humanistik yg
menyatakan manusia merupakan kemenyuluruhan dari segala dimensinya. (1),
Spinoza berpandangan pantheistik menyatakan hakekat manusia sama dengan Tuhan
dan sama pula dengan hakekat alam semesta. (2), Voltaire mengatakan hakekat
manusia sangat sulit untuk diketahui dan butuh waktu yang sangat panjang untuk
mengungkapkannya.
6. Notonagoro mengatakan manusia pada hakekatnya adalah mahluk mono-dualis
yang merupakan kesatuan dari jiwa dan raga yg tak terpisahkan.
7. Para ahli biologi memandang hakekat manusia titik beratnya pada segi
jasad, jasmani, atau wadag dengan segala perkembangannya. Pandangan ini
dipelopori oleh Darwin dengan teori evolusinya.
8. Para ahli psikologi sebaliknya menyatakan bahwa hakekat manusia adalah
rokhani, jiwa atau psikhe.
9. Ahli teori konvergensi antara lain William Stern berpendapat bahwa
hakekat manusia merupakan paduan antara jasmani dan rokhani.
10. Pandangan dari segi agama, Islam, Kristen, dan Katolik menolak
pandangan hakekat manusia adalah jasmani dengan teori evolusi. Hakekat manusia
adalah paduan menyeluruh antara akal, emosi dan perbuatan. Dengan hati dan
akalnya manusia terus menerus mencari kebenaran dan dianugerahi status sebagai
khalifah Allah.
11. Pancasila memandang hakekat manusia memiliki sudut pandang yg
monodualistik & monopluralistik, keselarasan, keserasian, dan keseimbangan,
integralistik, kebersamaan dan kekeluargaan.
Pada sumber lain dikatakan bahwa hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a. Makhluk yang memiliki tenga dalam yang
dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang
positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan
terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
f.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas.
g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk
yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan
martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
2. Hakekat Manusia Dalam perspektif Islam
Manusia menurut Allah adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT dari tanah
liat kering dan diberikan ruh ke dalam jasad manusia ini dan makhluk yang
dimuliakan atas segala ciptaanNya. Allah telah menurunkan Al Qur’an yang
diantara ayat-ayatNya adalah gambaran tentang manusia. Berbagai istilah digunakan untuk menunjukkan
aspek kehidupan manusia, diantaranya:
a.
Aspek historis, disebut dengan Bani Adam
“Hai bani Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid
makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Seunguhnya Allah tidak
menyukai orang – orang yang berlebih – lebihan”(QS 7:31)
b.
Aspek biologis, disebut dengan Basyar
“Dan berkatalah pemuka – pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang
mendustakan akan menemui hari akhirat(kelak) dan yang telah (Kami mewahkan
mereka dalam kehidupan dunia)(orang) ini tidak lain hanyalah manusia (basyar)
seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan dan minum dari apa yang kamu
minum”(QS 23:24)
c.
Aspek kecerdasan, disebut dengan Insan
“Dia menciptakan manusia (insan).mengajarnya pandai berbicara”(QS 55:3-4)
d.
Aspek sosiologis, disebut dengan An-Nas
“Wahai manusia(nas) sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS 2:21)
e.
Aspek posisinya, disebut dengan Hamba
“Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan
di belakang mereka?jika Kami menghendaki niscaya Kami benamkan mereka di bumi
atau Kami jatuhkan mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar – benar terdapat tanda ( kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang
kembali kepadanya”(QS 34:9)
Selain istilah-istilah itu ada juga sebutan bagi manusia sesuai dengan
keadaannya:
a.
Makhluuq (yang diciptakan)
Manusia merupakan makhluuq atau yang diciptakan dari tanah liat dan
diberikan ruh ke dalamnya oleh Allah ke dunia ini dengan tujuan hanya untuk
beribadah kepada Allah. Hal ini sesuai dengan: QS AL HIJR 28
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan
telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)Ku, maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud”
b.
Mukarram (yang dimuliakan)
Manusia merupakan makhluk yang juga dimuliakan. Buktinya adalah saat
manusia pertama tercipta, seluruh malaikat disuruh bersujud kepadanya (bukan
untuk menyembah). Hal ini tercantum dalam QS Al Hijr 29 :
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke
dalamnya ruh (ciptaan)Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
c.
Mukhayyar (yang bebas memilih)
Manusia selain dimuliakan, juga diberikan kebebasan untuk memilih, memilih
untuk beriman kepada Allah ataukah kafir terhadap Allah. Itu semua tergantung
dari pengetahuan yang manusia miliki tapi sesungguhnya fitrah manusia adalah
beriman kepada Allah.
d.
Majziy (yang mendapat balasan)
Sebagai konsekuensi menjadi makhluk yang memiliki kebebasan maka manusia
juga merupakan makhluk yang kelak akan mendapat balasan di akherat. Balasan
baik atau buruk, semuanya tergantung dari perbuatan-perbuatan yang manusia
lakukan di dunia ini. Jika manusia itu berbuat baik maka di akherat akan
mendapat balasan berupa surga tapi jika perbuatan selama di dunia adalah buruk
maka manusia itu akan mendapat balasan berupa neraka.
3. Hakekat Manusia Dalam perspektif Kristen
Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi
menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau
akan kembali menjadi debu. (Kejadian 3:19)
Ada 2(dua) gambaran tentang hakikat manusia dalam Alkitab yang sangat
terkenal dan keduanya tampak kontras. Pertama: manusia disebut sebagai citra,
gambar atau rupa Allah (Kej 1:27), hampir menyerupai Allah penuh kemuliaan dan
hormat (Mazmur 8:5). Ini adalah suatu ungkapan yang meninggikan manusia. Kedua:
manusia justru hanyalah debu tanah (Kej 2:7, Kej 3:19). Yang terakhir ini
justru merendahkan manusia itu. Apa artinya kedua hal itu bagi kita?
Ketika kita merasa sedang sukses, kaya, pintar dan berkuasa baiklah kita
menyadari hakikat kemanusiaan kita yang berasal dari tanah dan kembali ke tanah
(sama seperti hewan dan tumbuhan lainnya). Betapa pun sukses, kaya, pintar dan
berkuasanya kita hidup kita di dunia ini akan berakhir. Selain itu kita tidak
membawa apa-apa ketika lahir dan juga tidak membawa apa-apa saat mati (1 Tim
6:7). Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti
bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur (1 Pet 1:24). Sebab itu
kita harus rendah hati. Tidak ada gunanya menyombongkan diri di hadapan Allah
apalagi sesama manusia.
Namun sebaliknya ketika sekarang hidup kita justru sedang terpuruk atau
dalam keadaan miskin dan menderita, baiklah kita mengingat bahwa kita bukanlah
sekadar debu tanah, namun manusia citra, gambar atau rupa Allah. Kita mulia dan
berharga di mataNya (Yesaya 43:4). Sebab itu tidak ada alasan bagi kita merasa
hina, terlalu rendah, dan lantas berputus asa. Walaupun orang lain mungkin saja
menghina dan merendahkan diri kita, namun Allah tidak pernah melakukannya,
sebab itu kita juga tidak boleh menghina diri kita dan sesama kita.
Gambaran manusia sebagai citra Allah dan debu tanah ini selanjutnya mau
membantu kita memahami orang lain dengan wajar dan sepantasnya, setara atau
sejajar dengan kita. Para penguasa, orang kaya, dan cendekiawan agar mengingat
orang-orang kecil sebagai citra Allah, sehingga memperlakukannya dengan hormat.
Sebaliknya orang-orang kecil agar mengingat para penguasa, orang kaya, dan
cendekiawan itu sebagai debu tanah (sama seperti dia juga) sehingga tidak
tergoda menyembahnya.
TITIAN WHITE PANTS - Vitanium Paint Ideas
BalasHapusThese high quality, premium paint projects are available to our customers, harbor freight titanium welder created titanium bmx frame specifically for titanium vs tungsten TITIAN titanium plate WHITE PANTS. titanium spork