Kamis, 10 Oktober 2013

MENANG ATAS PENDERITAAN



MENANG ATAS PENDERITAAN
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra




Mazmur 34:7 “Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.”

Ayat diatas merupakan ungkapan daripada raja Daud ketika mengalami tindasan yang luar biasa dalam hidupnya. Dan hal ini tidak menutup kemungkinan juga terjadi dalam kehidupan kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Perlu juga kita ketahui bahwa tindasan itu bisa dilakukan oleh iblis secara langsung maupun melalui teman dekat atau saudara kita yang sedang dipakai oleh iblis.
Tetapi kalau kita pelajari dengan cermat, maka kita akan tahu bahwa tindasan itu ternyata akan membuat kita semakin dewasa dalam kerohanian.

Selain itu, buah-buah roh akan keluar dalam kehidupan kita seperti yang tertulis dalam Galatia 5:22. Dan jikalau buah-buah roh telah muncul dalam kehidupan kita, maka apa yang tidak pernah kita lihat maupun kita dengar, dan bahkan apa yang tidak pernah timbul dalam hati kita akan disediakan Allah.
Sejak kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, segala langkah kehidupan kita tidak bisa dilakukan menurut kehendak kita sendiri. Kerena hidup kita telah berada ditanganNya. Bagaikan perjalanan seorang lakon dalam sebuah cerita. Dan kita juga tahu, bahwa semua pengarang sebuah cerita baik itu dalam bentuk film, drama maupun sinetron selalu mengakhiri ceritanya dengan “happy ending”. Memang pada awalnya seorang lakon selalu mengalami tindasan. Dan ketika tindasan itu hampir membuat sang lakon celaka, maka pengarang cerita tersebut mengubah keadaan sang lakon menjadi seorang pemenang. Amsal Soleman menasehatkan kita supaya kita tetap rendah hati dan sabar saat mengalami tindasan yang sedang terjadi, karena kita akan disebut sebagai orang yang melebihi seorang pahlawan dan melebihi orang yang merebut kota (Amsal 16:32).

Namun sebaliknya, apabila saat kita menghadapi tindasan dengan emosi maka yang kita dapatkan adalah kerugian yang luar biasa. Misalnya : kita sebagai seorang pegawai di sebuah perusahaan, dan saat ini sedang meraih suatu prestasi dalam pekerjaan kita.  Sedangkan atasan kita mulai cemburu dan berusaha untuk menindas kita, maka langkah yang harus kita ambil adalah kita tetap menghadapinya dengan rendah hati dan sabar. Sebab apabila kita menghadapi dengan rendah hati dan sabar maka kerohanian kita akan semakin dewasa. Dan orang yang dewasa kerohaniannya tidak lepas dari berkat Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita belajar dari beberapa tokoh Alkitab yang mengalami pemulihan yang luar biasa setelah mengalami tindasan yang sangat berat dan hampir merenggut nyawanya. Salah satu diantaranya adalah : Ayub

Ayub adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi segala kejahatan. Bahkan iblispun mengakui bahwa Ayub adalah orang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia termasuk orang yang kaya raya. Tetapi kesemuanya itu tidak membuat Ayub bebas dari suatu masalah atau tindasan. Persoalan tetap Ayub alami; dan persoalan yang Ayub alami tidak hanya dalam segi ekonomi saja (Ayub 1:13-20), tetapi seluruh aspek kehidupannya. Namun ada sikap yang harus kita teladani dari Ayub yaitu ia tidak mengeluh maupun bersungut-sungut, bahkan kata-kata makian, hujatan terhadap Tuhan maupun terhadap orang lain tidak keluar dari mulutnya. Walaupun ia diolok-olok oleh teman-teman dekatnya bahkan istrinyapun ikut mengolok-olok dia (Ayub 2:9). Tetapi yang keluar dari mulut Ayub adalah puji-pujian bagi Allah dan doa permohonan supaya Allah tetap mengampuni teman-temannya dan juga istrinya.

Dan sebagai akibat tindakan daripada Ayub adalah  “Tuhan memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” (Ayub 42:10) Setelah Ayub dipulihkan ia tidak balas dendam atau dengki, baik terhadap sahabat-sahabatnya maupun terhadap istrinya, karena ia yakin bahwa tindasan yang sedang ia alami tidak keluar dari rencana Allah, tetapi justru membentuk ia pada suatu kesempurnaan. Lalu bagaimana dengan kehidupan kita, maukah kita belajar untuk tetap rendah hati dan sabar saat mengalami tindasan ? Dan apakah kita tetap percaya bahwa Tuhan melindungi dan memagari kita walaupun kita berada dalam suatu tindasan ?. Jika kita mau belajar seperti Ayub dan tetap percaya bahwa Allah melindungi, memagari dan berada dipihak kita, maka berkat dua kali lipat akan kita dapatkan.

Demikianlah halnya Yusuf. Walaupun ia mengalami penganiayaan/tindasan dari saudara-saudaranya, tetapi ia tetap mengasihi mereka, tanpa ada balas dendam sedikitpun. Hal ini telah dijelaskan pada Kejadian 45:13-15 yang berbunyi “Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari. Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf. Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.”
Penindasan memang dapat terjadi dimana saja, baik itu di keluarga kita, pekerjaan kita maupun pelayanan kita; namun janganlah kita kuatir sebab Allah sedang mempersiapkan berkat atas kita.

Selain Ayub dan Yusuf, ada tokoh lain yang juga mengalami penindasan yaitu Daud seperti yang tertulis pada awal kalimat dalam pembahasan ayat tersebut di atas. Daud ditindas oleh Saul. Kedua orang ini adalah orang yang diurapi Tuhan tetapi ada penindasan diantara mereka. Daud mengalami ancaman dari Saul tetapi Daud tetap rendah hati dan sabar, sehingga berkat, perlindungan dan janji Allah tetap turun atas hidupnya seperti yang tertulis dalam Mazmur 89:21-30.  Setelah kita melihat penjelasan dan contoh-contoh diatas, marilah kita mengambil keputusan untuk mau belajar hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan apabila pencobaan/tindasan datang kepada kita, maka janganlah kita takut, tetapi sebaliknya, bersukacitalah karena Roh kemuliaan yaitu Roh Allah ada pada kita akan membawa kita hidup dalam kemenangan (I Petrus 4:12).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar