BEING
EXTRAORDINARY PEOPLE
(Suatu Kesaksian Hidup Pastor
Joshua Mangiring Sinaga, S.Th, M.Th)
Pada tahun 1976, hari
Selasa, tanggal 09 Maret. Saya dilahirkan di sebuah rumah bersalin sederhana. Ini
adalah sebuah persalinan yang menegangkan bagi ibu saya. Ibu saya bernama
Mesdiana Gurning, mengisahkan persalinan anak pertamanya. Itu adalah suatu
kisah yang sangat berat dan penuh perjuangan.
Pagi itu, ibu saya
berjuang untuk melahirkan saya. Antara hidup dan mati. Namun sungguh prihatin, Ayah
saya tidak mendampingi pada waktu yang sangat segenting itu. Ayah saya entah
ada dimana. Memang ia adalah ayah yang buruk. Ia hanyut dalam hidup yang tidak
benar. Ia akrab dengan rokok, minuman keras, dan seorang pemarah. Ia sangat
mudah meledak dan membanting barang-barang. Ia bahkan tidak sungkan untuk
menampar ibu saya.
Pernikahan ayah dan ibu
saya memang tidak disetujui oleh keluarga. Terutama oleh kakek saya dari pihak
ayah. Kakek saya seorang muslim sehingga adalah suatu yang lumrah ia memaksa
anak-anaknya mengikutinya. Namun ayah saya berkeras hati dan menikah justru
dirumah kerabat. Jadi mereka menikah secara adat dan kemudian diteguhkan dalam
pernikahan secara kristiani dalam sebuah gereja. Sejatinya ayah saya adalah
seorang muslim, namun bukan pemeluk agama yang taat. Ayah saya muslim hanyalah
karena ayahnya, kakek saya, juga muslim.
Ibu saya adalah seorang
yang lemah lembut. Ia seorang Kristen sejak kecil. Ibu saya lahir dalam
keluarga sederhana. Sebenarnya mereka adalah keluarga yang cukup mampu. Namun,
ibu saya memutuskan untuk menikah dengan ayah karena mereka saling mencintai.
Itu adalah kisah yang menyentuh karena mereka menikah ketika semua keluarga
tidak merestui. Mereka menantang badai dan hendak mengarunginya bersama. Namun
sungguh tak terkira, ayah saya ternyata bukan pria yang baik. Sementara ibu
saya meninggalkan keluarganya, ayah saya justru menelantarkan pernikahannya.
Demikianlah pernikahan
yang timpang ini berjalan. Hingga tibalah hari yang menegangkan itu. Pukul 10
pagi, saya dilahirkan melalui perjuangan dengan bantuan seorang bidan dan
perlengkapan klinik seadanya. Ibu saya telah berjuang dan mempertaruhkan
nyawanya. Namun ini adalah persalinan sebelum waktunya. Saya lahir premature.
Usia kandungan yang belum sampai pada waktu melahirkan, membuat saya mengidap
berbagai kekurangan pisik. Yang terutama adalah adalah paru-paru saya belum
sempurna.
Kehidupan saya
selanjutnya adalah perjuangan sangat sulit. Ibu merawat saya dengan segala
kemampuannya. Namun keadaan saya memang sangat pelik berhubung dengan keadaan
keuangan yang sulit. Ia merawat saya dengan penuh kasih dan mengupayakan
berbagai pengobatan. Paru-paru saya tergenang air dan terinfeksi. Saya
seringkali demam dengan tubuh membiru. Oksigen yang terbatas membuat otak saya
juga bertumbuh tidak sempurna. Saya seperti anak yang bodoh dan sulit memahami
suatu perintah.
Pdt Joshua MS dalam sebuah pelayanan khotbah
Saya menjadi anak yang
mengalami kesulitan dalam semua hal. Saya begitu tertutup dan sangat pemalu. Saya
bahkan tidak berani walau hanya mengangkat wajah untuk menatap orang. Saya
merasa bahwa hidup saya tidak berguna dan bodoh. Di sekolah dasar saya menjadi
murid yang paling sulit mengikuti pelajaran. Hal yang terjadi adalah saya
paling sering membolos karena sakit. Pada saat kelas 3 Sekolah Dasar, saya
masih kesulitan mengeja huruf dan kelas empat empat saya baru belajar menulis
nama dengan benar. Saya hampir tidak naik kelas setiap tahun karena perolehan
nilai yang sangat rendah. Mungkin karena jumlah murid sangat sedikit, maka wali
kelas dan kepala sekolah yang kebetulan masih kerabat dekat menaikkan saya.
Dalam kekalutan hati
dan ditambah kesulitan keuangan, ibu membawa saya kepada para dukun. Tujuannya
adalah agar saya sembuh. Ia memang seorang Kristen dan bergumul dalam hati bahwa perbuatan berhubungan
dengan dukun adalah dosa. Namun, ia melakukannya dengan terpaksa. Banyak sudah
dukun yang dikunjunginya, namun keadaan saya tidak menjadi baik. Pada keadaan
yang semakin sulit, saya harus tidur dalam posisi miring. Apabila saya
berbaring terlentang, saya akan kesulitan bernafas. Dalam posisi demam tinggi,
saya mengalami putus asa. Yang saya pikirkan adalah bagaimana mengakhiri
penderitaan ini. Yang terlintas dalam hati saya adalah mati dan cara tercepat
adalah bunuh diri.
Saya naik ke langit-langit
kamar dan hendak mengakhiri hidup dengan gantung diri. Saya berlinang air mata
dan kesedihan yang hebat menulari seluruh tubuh saya. Saya mengingat ibu yang
telah mengorbankan segalanya untuk saya. Namun rasa sakit disekujur tubuh
sangat menyiksa sehingga saya hanya berpikir mati adalah jalan terbaik. Sdetik
terakhir saya akan bunuh diri, ibu saya datang. Ia berlinang air mata dan
memohon saya turun. Tak tahan melihat airmata ibu, saya pun turun dari eternity
rumah. Saya menyesal dalam kesedihan yang terlalu. Sakit dan kesedihan hati
bercampur aduk.
Pdt Joshua MS dalam pelayanan khotbah KKR Pemuda
Luka yang paling dalam
membekas pada masa kanak-kanak bukanlah karena saya mengidap banyak penyakit. Penderitaan
saya yang paling berat adalah menyaksikan perilaku ayah saya yang sangat buruk.
Ia tidak berubah dari kebiasaannya minum dan merokok walau anak-anaknya sudah
bertambah. Ia tidak dapat mengendalikan amarahnya dan seringkali tidak
terkendali dan memukul. Ia memukul ibu saya, menampar saya dan adik-adik saya.
Menurut saya ia adalah musuh yang paling kami hindari. Ada kebencian yang
sangat kuat menulari seluruh jiwa saya kepada ayah.
Saat saya menginjak
usia remaja, ibu saya sakit keras. Ia mengalami infeksi tetanus sehingga harus
dilarikan ke rumah sakit. Itu adalah penderitaan yang menyedihkan bagi saya dan
adik-adik. Saya harus mengurus 3 orang adik karena ayah saya menemani ibu yang
sekarat di rumah sakit. Harta warisan ayah yang hanya sedikit terpaksa dijual
untuk membayar biaya rumah sakit. Keluarga kami benar-benar bangkrut. Tanpa
makanan dan hidup dari belaskasih keluarga dan orang. Kami hanya makan sekali
sehari, dan itu adalah nasi tepung singkong. Kami tidak sanggup membeli beras,
jadi kami hanya makan gaplek, makanan yang terbuat dari tepung singkong dengan
campuran jagung.
Tuhan masih mengasihi
ibu saya. Ia sembuh dari infeksi tetanus. Ibu pulang ke rumah dan harus
berjuang kembali menghidupi anak-anaknya. Ia mengerjakan apa saja yang dapat
menghasilkan uang. Ia berkebun dan turun kesawah. Pagi-pagi benar ia sudah
bangun menyiapkan penganan ringan yang akan dijual di kampung-kampung. Ia
adalah perempuan luar biasa namun sayang ia belum mengenal Tuhan secara pribadi.
Ia memang seorang Kristten, namun tidak mengalami kelahiran baru. Demikianlah
juga kami semua anak-anaknya. Kami memang mengerti bahwa ibunda adalah seorang
Kristen namun tidak mengajarkan kepada kami tentang Kristus. Ibu memang seorang
perempuan yang baik, namun ia belum memiliki berkat firman Kristus.
Sementara itu ayah saya
tidak berbuat banyak. Ia masih hanyut dalam kehidupannya dan terikat dalam
amarahnya yang tidak terkendali. Ia terbelenggu oleh penyakit hipertensi
sehingga tidak dapat mengontrol emosi atau amarahnya. Ia memang mewarisi agama
yang tidak membangun hidup kerohaniannya. Ia seorang muslim hanya karena
mengikuti ayahnya, kakek saya. Namun pada kenyataannya, dia adalah seorang panteisme.
Ia mempercayai banyak hal dan menyembah hal-hal gaib. Ia menyembah batu dan
pohon, dan percaya pada kekuatan roh-roh nenek moyang. Ia sebenarnya pemuja
berhala.
Pdt Joshua MS dalam pelayanan altar call anak-anak muda
Sesungguhnya, Tuhan memiliki
rencana yang indah bagi semua manusia. Pada tahun 1992, ayah saya mengalami
suatu kisah yang akan mengubah hidupnya dan hidup keluarga kami keseluruhan.
Ayah saya bertemu Yesus Kristus dalam ibadah malam dan mengalami kelahiran
baru. Ia memutuskan untuk menjadi Kristen dan
menanggalkan semua kepercayaan masalalunya. Ia kemudian dibaptis dan
menjadi jemaat Kristen yang setia. Ia bahkan dengan semangat turut serta
membantu pekerjaan Tuhan dan melayani di gereja. Ini adalah peristiwa yang luar
biasa karena perubahan hidupnya telah mengubahkan kami sekeluarga.
Saya menyaksikan
bagaimana ayah saya berubah menjadi orang begitu mengejar hal-hal yang
bernafaskan Kristen. Ia juga mengalami aniaya dari orang-orang sekampung bahkan
cibiran atau hinaan tak ringan dari keluarga besar. Namun ia telah memutuskan
dengan tekad yang bulat menjadi pengikut Kristus. Ia membaca alkitabnya setiap
hari dan berdoa pagi-pagi benar. Dan doa utamanya adalah agar isteri dan
anak-anaknya mengalami Kristus seperti dirinya. Belakangan saya melihat ia
bahkan bercucuran air mata untuk mendoakan kesembuhan saya.
Ia menghabiskan banyak
waktu dalam keintiman dengan Tuhan dalam doa serta pujian penyembahan. Ia telah
bersaksi dan memberitakan Kristus kepada orang-orang yang diajaknya berbicara.
Dan yang luar biasa adalah, ia terlepas dari kebiasaan buruknya. Ia berhenti
merokok dan berhenti minum alkohol. Ia juga berjaya meredam amarah yang tidak
terkendali. Ia menjadi seorang yang berbeda karena Kristus telah menjamahnya.
Sementara ayah saya
menemukan Kristus, saya berada pada keadaan yang sangat tidak baik. Saya adalah
remaja minder dan sangat tertutup. Saya begitu pemalu dan sakit-sakitan. Saya
tumbuh tidak sempurna dan sangat kurus untuk seusia saya. Hingga pada suatu
hari, saat yang begitu sangat berat karena demam yang sangat tinggi. Saya
merasa seluruh tubuh begitu menyiksa. Saya kesulitan menghirup udara dan tidur
dengan posisi miring. Malam yang sangat menyiksa dalam keputusasaan yang berat.
Pada kondisi itulah, saya berdoa kepada Allah yang sudah mengubah ayah saya. Walau
saya membenci dan belum dapat menerima ayah saya, namun saya mengakui bahwa
ayah saya telah berubah.
Malam itu, antara saya
tertidur dan terjaga, saya mendengar sebuah suara yang memanggil lembut.
Anak-Ku, anak-Ku, anak-Ku! Saya terpaku dan diam. Saya tidak mengerti itu suara
dari mana. Namun gaungnya menentramkan jiwa saya. Saya merasakan kedamaian
dalam hati. Suara lembut seorang pribadi yang terhilang dalam diri saya karena
ayah saya yang tersesat dalam dunianya tidak pernah memanggil saya dengan kata
itu. Suara yang selama 16 tahun saya hadir di bumi ini tak pernah terdengar. Suara
itu begitu dalam dan membawa saya tertidur pulas. Tidur yang untuk pertama
kalinya saya rasakan sangat nyenyak.
Pdt Joshua MS dalam pelayanan khotbah
Saya bangun pada esok
harinya dengan keadaan yang berbeda. Saya merasakan tubuh saya menjadi ringan.
Saya merasakan dapat bernafas dengan lega. Saya dapat menggerakkan tubuh dengan
leluasa. Saya merasa demam saya telah hilang. Sungguh luar biasa. Itulah pagi
pertama dalam hidup saya merasa benar-benar hidup. Saya mengerti sejak hari itu
saya telah sembuh. Suatu kuasa telah menjamah dan menyembuhkan saya dimalam
saya mendengar suara itu. Tuhan yang disembah ayah saya, Yesus Kristus, telah
menjamah dan menyembuhkan saya.
Hari selanjutnya adalah
memberikan hidup kepada Kristus. Saya di baptis pada tanggal 02 Agustus 1992. Saya
mengalami pemulihan hidup dan hubungan dengan ayah saya. Itu adalah pengalaman
yang luar biasa ketika Kristus menjamah hati saya untuk dapat mengampuni. Itu
adalah saat paling bahagia bagi keluarga besar saya ketika hubungan-hubungan
kami dipulihkan. Tuhan memulihkan jiwa saya yang terluka sehingga dapat
mengampuni ayah saya. Yang terbesar dari itu adalah saya dapat menerima diri
saya seperti Tuhan menerima saya. Itu adalah pengalaman lahir baru yang
menyentuh seluruh sendi hidup saya.
Rasul Paulus mengatakan
dalam 2 Korintus 5:17 “Jadi siapa yang
ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang.” Firman ini menjelaskan apa yang telah berlaku
dalam hidup saya. Setelah mengalami kelahiran baru, saya menjadi warga Kerajaan
Surga. Saya yang selama ini terhilang karena tidak menemukan Juruselamat,
tersesat dalam pencarian yang sia-sia. Saya memang bukan seorang yang melakukan
kejahatan, bahkan dikenal sebagai anak yang baik. Namun kebaikan itu
menyesatkan karena saya tidak menemukan jalan yang benar.
Pdt Joshua MS dalam KKR bersama salah satu jemaat SIB Kawasan Muruk SABAH
Saya juga mengalami
pemulihan jasmani. Para-paru saya disembuhkan dan saya menjadi sehat. Saya
dapat berjalan kaki sepanjang 12 KM dan dapat tidur terlentang. Saya membuang
obat-obatan dan memulai hidup yang normal. Saya melepaskan ikatan terhadap para
dukun yang pernah mengobati saya. Saya membuang semua benda-benda magis yang
mereka sematkan di tubuh saya. Bahkan dengan keberanian seorang Kristen muda,
saya membakar berhala yang ditempatkan di atas pintu masuk rumah kami.
Saya mengalami
perubahan dalam memandang diri saya yang telah dipulihkan Tuhan. Saya yang
intropert serta pemalu, kini dapat berbicara kepada orang banyak. Untuk pertama
kalinya setelah saya lahir baru, saya bersaksi dihadapan jemaat dengan penuh
kuasa. Pada suatu kebaktian malam dimana hujan deras dan angin puting beliung
melanda rumah tempat ibadah, saya berdoa dengan kuat dan menghardik hujan dan
badai. Dalam hitungan detik, hujan dan badai itupun berhenti. Seorang jemaat
berkata bahwa Tuhan akan memakai saya menjadi pelayanNya. Itu adalah kata-kata
propetik yang saya percaya bersumber dari Roh Kudus.
Perjalanan saya sabagai
Kristen yang lahir baru selanjutnya adalah pergumulan yang hebat. Banyak
rintangan yang menghalangi saya untuk menjadi dewasa didalam Kristus. Saya
menggumuli Alkitab dengan sungguh dan menghabiskan banyak waktu di dalam ruang
doa. Saya telah memutuskan untuk masuk sekolah Alkitab dan dengan pertolonganNya
dapat menyelesaikannya dalam waktu 5 tahun. Allah sungguh luar biasa memulihkan
kecerdasan saya. Tuhan mengaruniakan kepada saya hikmat sehingga dapat melanjutkan
studi sampai program pascasarjana (graduate program) dengan nilai terbaik
(cumlaude). Apa yang dulu saya sempat khawatir adalah akan tetap bodoh,
ternyata Tuhan pulihkan. Bahkan Tuhan menempatkan saya sebagai mahasiswa dengan
perolehan nilai terbaik. Tuhan telah mencipta ulang otak saya sehingga dapat
berfungsi dengan baik. Dengan hati yang sangat bersyukur dan bangga akan
Kristus, saya berdiri dihadapan ratusan lulusan Sekolah Tinggi Teologi Jaffray
Jakarta dan menyampaikan pidato sebagai lulusan terbaik.
Pdt Joshua MS dalam pelayanan anak-anak muda di Puncak
Tuhan menggenapi
firmanNya terutama dalam hal melakukan pelayanan-pelayanan mukjizat. Pada tahun
2007, Tuhan memberikan suatu pelajaran baru dalam hidup saya. Tuhan menuntun
saya pada pelayanan kesembuhan ilahi. Pelayanan yang masih sangat baru bagi
saya namun suatu hal yang biasa sedang
dikerjakan Tuhan melalui saya.
Sore itu, saya sedang
berdoa di depan sebuah bilik persalinan. Seorang ibu sedang berjuang untuk
melahirkan anak pertamanya. Suami ibu ini telah menelepon saya untuk berdoa bagi
isteri yang telah 2 hari berjuang melahirkan anak dalam kandungannya. Menjelang
pukul 5 petang, saat saya berdoa sungguh-sungguh. Sebuah bayangan hitam dengan
cepat menyelinap masuk ke dalam bilik bersalin. Roh Kudus memberikan saya
hikmat bahwa itu adalah malaikat maut. Malaikat yang segera menjemput nyawa
anak dalam kandungan ibu itu.
Pdt Joshua MS dalam sebuah Pelayanan di Gereja SIB Kebuh Baru Zon 4
Dengan usaha keras
paramedic, anak itu lahir. Namun karena mengalami masalah pada saat persalinan,
dimana anak itu terlalu lama dijalan lahir, anak itu sekarat. Nadinya masih
berdenyut say lahir, namun semakin lama semakin lemah dan akhirnya berhenti.
Saya sangat cemas dan berkeringat karena doa yang sangat panjang dan khusuk.
Ada kekecewaan dalam hati saya karena anak itu mati. Namun dalam kekecewaan
itu, Roh Kudus menegus saya dengan keras. Roh Kudus menuntun saya untuk berdoa.
Ya, Tuhan Yesus memerintahkan saya untuk mendoakan anak yang mati itu.
Karena tidak memiliki
pengalaman untuk mendoakan manusia yang telah mati, saya menjadi canggung dan
kebingungan. Namun Tuhan mengajar saya untuk percaya dan taat. Saya pun masuk
kamar bersalin dimana ibu dan anak itu telah berbaring tak bergerak. Saya
melupakan orang-orang yang sedang menangis penuh kesedihan di kamar itu.
Sementara ayah anak itu sedang mengalami kepedihan hati hingga membenturkan
kepalanya ke tembok, saya mulai berdoa dan memuji Tuhan yang adalah sumber kehidupan.
Saya menumpangkan tangan dan menyerukan nama Tuhan Yesus dari Nazaret dengan
keras, dan mukjizat pun terjadi. Anak itu bergerak dan bernafas kembali. Anak
itu menangis untuk pertama kalinya dan hidup sampai hari ini.
Tuhan Yesus berfirman:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan
yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.” (Yohanes 4:12).
Inilah pelayanan akhir zaman, yaitu pelayanan mukjizat agar banyak orang
berbalik dari dosa dan berpaling kepada Tuhan Yesus. Pada hari-hari terakhir
ini, Tuhan akan menggerakkan banyak anak-anak muda untuk bergerak dalam dimensi
pelayanan mukjizat tanpa batas. Yesus katakan itu adalah pekerjaan pelayanan
yang lebih besar. Saya telah mengalaminya dan terus melakukannya.
Pada tahun 2011, Tuhan
menaruh sebuah visi dalam diri saya untuk membangun gereja bagi pemuda. Tuhan
menaruh beban yang kuat dalam hati saya untuk mengerjakan pelayanan yang selam
ini kurang diprioritaskan oleh gereja yaitu pelayanan pemuda dan remaja. Roh
Kudus telah memberikan visi menjangkau 5000 pemuda dan pemudi bagi Kristus
dalam gereja kami. Hari ini visi 5000 pemuda dan pemudi bagi Kristus sudah
mulai kelihatan.
Pdt Joshua MS dalam sebuah Konferensi Gereja Internasional di Surabaya
Kami sedang membangun
sebuah gereja yang penuh urapan dan mukjizat. Kami menyebutnya JBBC Churc. Itu
adalah singkatan dari Jakarta Blessing Bethany Church. Gereja ini telah bergerak dan mendapatkan
ijin dari Sinode Gereja Bethany Indonesia pada tahun 2014. Pelayanan besar
sedang menanti dan itu dikerjakan Tuhan melalui saya yang dahulu adalah manusia
malang dan hina. Manusia tanpa harapan yang sedang sekarat karena deraan
penyakit. Seorang pemuda pemalu yang bahkan tidak berani untuk mengangkat
wajahnya.
Apabila Tuhan berkarya,
maka ia dapat mengubah seorang manusia hina tanpa harapan menjadi seorang yang
istimewa. Apabila Roh Allah berdiam dalam diri seseorang, maka ia akan menjadi
pribadi yang luar biasa. Apabila seseorang teleh menemukan Juruselamat, yaitu
Yesus Kristus, maka hidupnya akan berubah sama sekali. Kesaksian ini bukan
tentang saya, tetapi semua tentang Yesus Kristus. Semua yang saya sampaikan ini
adalah tentang karya Roh Kudus yang kuasaNya tanpa batas. Dialah Tuhan yang
telah mengerjakan hal-hal luar biasa ini melalui seorang yang dahulu hina dan
tersesat. Saya, Joshua Mangiring Sinaga, hanyalah hamba Kristus semata-mata.
Terpujilah nama Tuhan Yesus, haleluya.
Pdt Joshua MS bersama isteri, Imelda Hanna dan putrinya, Corinthia Evangeline
Jakarta, 3 Augustus 2015
Pdt Joshua Mangiring Sinaga, M.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar