Kamis, 28 Februari 2013

Apa yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai!


Hukum Tabur Tuai
Ps. Joshua Mangiring Sinaga, M.Th

Nabi Obaza di utus secara khusus berbicara mengenai keturunan Isak yaitu Esau dan Yakub. Keturunan kedua anak kembar ini selalu berkelahi sepanjang sejarah. Dimulai dari perselisihan hak sulung, peristiwa kepulangan Israel dari Mesir, sampai perebutan kekuasaan di antara raja-raja untuk memperluas wilayah.


Esau adalah Bapa Edom:
Kejadian  25:30 “Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom.
Kejadian  36:1 “Inilah keturunan Esau, yaitu Edom.”

Yakub adalah Israel:
Kejadian  32:28 “Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."
Kejadian  35:10 “Firman Allah kepadanya: "Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu." Maka Allah menamai dia Israel.”

Nabi Obaza meringkaskan dalam tulisannya dosa-dosa Edom:

1.      Keangkuhan Hati (The pride of thine heart)

Obaza menulis: 1:3 “Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?" Terjemahan KJV: “The pride of thine heart hath deceived the…” Edom terus berkutat pada harga diri mereka sejak Yakub mencuri hak kesulungan mereka sehingga tidak dapat secara tulus mengampuni.

·         Edom berusaha untuk maju setinggi mungkin dengan kemampuannya sebab memang demikianlah perkataan berkat yang disampaikan Ishak ayak mereka: “Lalu Ishak, ayahnya, menjawabnya: "Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah-tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun dari langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Tetapi akan terjadi kelak, apabila engkau berusaha sungguh-sungguh, maka engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu." (Kejadian 27:39-40). Inilah yang melatarbelakangi mengapa Edom ingin tebang tinggi dan menjebaknya dalam dosa keangkuhan: 1:4 “Sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali, bahkan, sekalipun sarangmu ditempatkan di antara bintang-bintang, dari sana pun Aku akan menurunkan engkau, -- demikianlah firman TUHAN.”

2.      Ketamakan

Kita baca: 1:11 “Pada waktu engkau berdiri di kejauhan, sedang orang-orang luar mengangkut kekayaan Yerusalem dan orang-orang asing memasuki pintu gerbangnya dan membuang undi atasnya, engkau pun seperti salah seorang dari mereka itu.”  Edom memburu harta sampai buta dan menjarah saudaranya. Dosa kemakmuran zaman ini adalah:

-          Mengkomersilkan Bait Allah padahal Yesus mengatakan Bait Allah adalah Rumah Doa bukan sarang penyamun: Matius  21:13 “dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
-          Pemujaan gereja terhadap dogma kemakmuran yang salah

Inilah yang dituai oleh Edom: “Jika malam-malam pencuri atau perampok datang kepadamu -- betapa engkau dibinasakannya -- bukankah mereka akan mencuri seberapa yang diperlukannya? Jika pemetik buah anggur datang kepadamu, bukankah mereka akan meninggalkan sisa-sisa pemetikannya? Betapa kaum Esau digeledah, betapa harta bendanya yang tersembunyi dicari-cari! (Obaza 1:5-6). Edom menjadi jarahan hingga kering kerontang.

3.      Persekongkolan (Conspiracy)

Konspirasi lebih kurang berarti ikut merencanakan kejahatan terhadap seseorang. Edom adalah salah satu konspirator yang merancangkan kehancuran Israel: “Janganlah memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya, dan janganlah bersukacita atas keturunan Yehuda pada hari kebinasaannya; dan janganlah membual pada hari kesusahannya. Janganlah masuk ke pintu gerbang umat-Ku pada hari sialnya, bahkan janganlah memandang ringan malapetaka yang menimpanya pada hari sialnya; dan janganlah merenggut kekayaannya pada hari sialnya. Janganlah berdiri di persimpangan untuk melenyapkan orang-orangnya yang luput, dan janganlah serahkan orang-orangnya yang terlepas pada hari kesusahan.” (Obaza 1:12-14)

Jadi kita tidak boleh:

-          Bersukacita karena kejatuhan orang sekalipun itu musuh kita (Lukas 6:27)
-          Apalagi ikut berencana untuk menjatuhkan orang atau pelayanan orang

Karena jika demikian maka Tuhan akan membuat Edom menuai perbuatannya. Orang lain akan menguasai tanahnya: “Maka orang-orang Tanah Negeb akan memiliki pegunungan Esau, dan orang-orang Daerah Bukit akan memiliki tanah orang Filistin. Mereka akan memiliki daerah Efraim dan daerah Samaria, dan suku Benyamin akan memiliki daerah Gilead.” (Obaza 1:19)

Jadi apa yang kita pelajari hari ini:

1:15 Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri.

o   Sebab telah dekat waktunya Tuhan menegakkan keadilannya untuk mengganjar semua orang sesuai dengan perbuatannya: Galatia  6:8 “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”

o   Sebab akan tiba saatnya Tuhan memulihkan umat yang teraniaya: “Tetapi di gunung Sion akan ada orang-orang yang terluput, dan gunung itu akan menjadi tempat kudus; dan kaum keturunan Yakub akan memiliki pula tanah miliknya.  Kaum keturunan Yakub akan menjadi api dan kaum keturunan Yusuf menjadi nyala api, dan kaum keturunan Esau menjadi tunggul gandum: mereka akan membakar dan memakan habis sekaliannya, dan dari kaum keturunan Esau tidak ada seorang pun yang terlepas, sebab TUHANlah yang berfirman demikian.”  (Obaza 1:17-18). Akan tiba saatnya Tuhan mengangkat kita dari segala beban yang diijinkan dan ditaruh Tuhan dipikulan kita (Matius 11:28) Amin.

Rabu, 27 Februari 2013

Siapa Anda di Mata Tuhan, itu tergantung isi hati Anda!


HATI YOSUA
Yosua 1:1-10

Persoalan paling penting kita urus adalah HATI. Hati adalah pusat kehidupan yang sesungguhnya. Tidak ada yang lebih penting dari pada melihat hati dipemandangan Tuhan. Anda boleh mengesankan manusia dengan tampilan pisik, namun sayang Allah tidak terlalu memusingkan itu. Mata Allah tertuju langsung ke hati anda. Siapa anda di mata Tuhan, itu tergantung ada apa dengan hati anda.


Kita akan melihat seorang pemimpin berhati Kristus. Dialah Yosua. Banyak pengkhotbah kurang menyorot isi hati Yosua. Kebanyakan pengajar lebih memfokuskan diri pada keberanian dan kesuksesan Yosua. Namun sesungguhnya inti dari semua itu adalah ketulusan hati Yosua. Walau dikatakan Musa berhati paling lembut, namun Yosua adalah seorang pribadi berhati paling tulus.

Ketika Musa mati, Allah menemui Yosua dan berkata: “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.” (2) Tongkat estapet kepemimpinan dalam pelayanan akan sangat menentukan kelanjutan sebuah visi/misi. Kita melihat tidak terjadi chaos saat Musa meninggal. Allah telah melihat Yosua yang sungguh-sungguh melekatkan hati pada Allah. Mengapa Allah memilih Yosua bukan Kaleb? Mengapa juga bukan generasi baru yang lahir dipadang gurun? Bukankah semgat muda perlu untuk sebuah penetrasi ke wilayah musuh? Jawabannya sederhana! Allah mengenal isi hati Yosua yang sepenuh hati mengasihi Tuhan.

Allah tahu bahwa kita perlu sarana. Sarana untuk mengejawantahkan iman kita. Allah tahu kita membutuhkan sesuatu untuk hidup yang lebih layak. Namun yang lebih penting kita ketahui adlah bahwa Allah  telah menyediakan yang terbaik bagi kita bahkan sebelum kita sempat menyadari itu semua. Perhatikanlah, Allah menyediakan segala yang terbaik untuk Israel di Tanah Kanaan. Semua itu telah disiapkan Tuhan, dengan syarat Israel terutama Yosua sebagai pemimpin memilih untuk taat kepada Tuhan dengan jalan mengikuti firmanNya: “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu.” (3-4) Ini berarti bahwa Allah tidak membuat hidup kita mengambang tanpa arah. Kita diciptakan untuk satu tujuan yang jelas dan pasti. Hidup yang benar adalah hidup yang memiliki tujuan yang pasti, bukan abu-abu (tidak jelas)

Namun untuk itu, Yosua harus mendapatkan penyertaan Tuhan. Harus ada garansi yang tak bisa dibatalkan. Yaitu garansi penyertaan Tuhan saat Yosua melangkah mengikuti firman Tuhan. Rasul Paulus mengatakan: “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” Roma 8:31. Jika Tuhan bersama kita, maka tidak ada seorangpun yang dapat mengacau hidup kita. Segala musuh tak akan mampu bertahan mengahadapi kita: “Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” (5) Jadi pahamilah bahwa Penyertaan Tuhan menjadi garansi paling hebat.

Ini yang menjadi inti pelajaran kita malam ini: ISI HATI YOSUA. Kita membaca: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.” (6) Kunci kemangan pertama adalah kekuatan dan keteguhan hati. Yosua memiliki hati yang kuat dan teguh, “Be strong and of a good courage.” Ini adalah modal terbesar saat kita juga sedang berperang menghadapi dunia yang jahat ini. Bila anda punya hati lemah, anda akan menjadi korban keganasan musuh. Tetapi sekarang jadilah kuat karena Tuhan yang menyertai kita lebih besar kuasanya dari apapun dan siapaun seteru kita.

Kuncinya ternyat terletak pada kita: “Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.” (7) kita harus melatih agar hati kita kuat. Hati yang kuat tidak datang secara langsung. Hati yang kuat itu berasal dari pengalaman berperang bersama Kristus. Yosua telah terlatih selama mengabdi kepada Nabi Musa. Musa telah mengajarkan teladan hidup yang membentuk hati Yosua.

Bagaimana agar hati kita kuat? Intinya adalah dengan melatihnya merenungkan firman Tuhan: “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (8) Ada energia (Yunani =kuasa) yang mengalir deras jika kita belajar duduk dikaki Tuhan dan merenungkan firmanNya siang dan malam.

Langkah selanjutnya yang tentu sangat penting adalah belajar dengan tekun mempraktekkan firman Tuhan. Jadi kunci selanjutnya untuk menjadi seorang yang berhati kuat adalah adalah meditasi firman (but thou shalt meditate therein day and night). Sisihkan lebih banyak waktu untuk membaca dan merenungkan  firman Tuhan karena saat itu kita akan memperoleh kekuatan supranatural oleh Roh Kudus: “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." (9) dan perhatikan juga tindakan iman setelah merenungkan itu sangat penting. Yosua telah menerima kekuatan dan dengan kekuatan itu dia bertindak danmemimpin Israel melakukan penetrasi terbesar ke wilayah musuh sepanjang sejarah Israel: “Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya.” (10)

Intisari khotbah Pdt. Joshua Mangiring Sinaga, S.Th  pada Ibadah Raya Hati Nurani Ministries Jakarta, Minggu, 14 September 2008.

Minggu, 24 Februari 2013

HATI YANG BARU


HATI YANG BARU
Yehezkiel 11:14-21

Diaspora (Ibrani) berarti terserak, tersebar. Israel mengalami diaspora yaitu terserak di berbagai penjuru bumi. Dalam zaman Raja Nebukadnezar, Israel di angkut dari tanah leluhur mereka dan di buang ke Babel. Nebukadnezar kemudian menempatkan orang-orang asing untuk menghuni tanah Kanaan. Ada sebuah sindiran yang disampaikan oleh penghuni baru itu: “Hai anak manusia, penduduk-penduduk Yerusalem berkata tentang semua saudara-saudaramu, tentang kaum kerabatmu dan segenap kaum Israel dalam keseluruhannya: Mereka telah jauh dari TUHAN, kepada kami tanah ini diberikan menjadi milik.” (11:15)


Penghuni baru itu mempertanyakan Tuhan yang di sembah Israel. Mereka mengatakan bahwa Israel telah di buang jauh sehingga mereka kini berhak atas Kanaan. Mereka berhak untuk menguasai tanah perjanjian karena Tuhan sudah membuang Israel jauh. Ini juga dapat bermakna bahwa penghuni baru itu menuduh Tuhan telah gagal dalam menggenapi firmanNya yaitu memberikan Kanaan kepada Israel.

Dalam kehidupan kristiani, kitapun sering kali mengalami intimidasi dari penghuni asli bumi ini. Mereka akan selalu mempertanyakan keberadaan Allah yang kita sembah. Mereka juga akan mendakwa dan mengintimidasi  sehingga kita berpaling dari iman kita. Namun Tuhan Israel adalah Pribadi yang setia.  Kita akan belajar beberapa hal berikut:

1.      Sekalipun karena murka Allah mengijinkan umatNya terbuang: “Oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Walaupun Aku membawa mereka jauh-jauh di antara bangsa-bangsa dan menyerakkan mereka di negeri-negeri itu dan.” (11:16a), namun sesungguhnya Dia melakukannya dengan berat hati: “Aku menjadi tempat kudus yang sedikit artinya bagi mereka di negeri-negeri di mana mereka datang. (11:16b). Sejatinya Allah adalah kasih sehingga dalam murkaNya pun, Dia tidak bisa melupakan kasihNya sama sekali. Seringkali orang mengira Allah adalah sosok yang menakut-nakuti kita dengan neraka, tetapi sesungguhnya dia bahkan tidak pernah terpikir bahwa seseorang akan menjadi penghuni neraka. Bacalah ayat terkenal Yohanes 3:16. Namun karena keadilanNya, maka setiap pelanggaran tetap harus diganjar. Sekali lagi karena kedilanNya, bukan karena murkaNya semata-mata.

2.      Ujung dari semua hukuman Allah adalah PEMULIHAN. ALLAH tidak menghukum dengan maksud untuk membinasakan Israel, tetapi agar mereka kembali sadar dan dapat dipulihkan. Pemulihan adalah rencana Allah, namun Allah tidak dapat mengerjakannya sendiri tanpa respon dari Israel. Israel harus membuka hatinya dan berpaling kembali kepada Allah agar pemulihan terjadi. Israel akan di bawa kembali ke tanah mereka oleh karena Tuhan dan respon Israel: “oleh sebab itu katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menghimpunkan kamu dari bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri di mana kamu berserak, dan Aku akan memberikan kamu tanah Israel.” (11:17). Ini sangat berbeda dengan sifat dasar manusia yang jahat. Apabila manusia marah maka dalam hatinya akan berdiam seribu rencana untuk membalas dan menghukum. Manusia bahkan menghukum bukan dengan niat untuk memberikan perubahan. Perhatikan saja penjara-penjara yang ada di bumi ini, hampir semua narapidana yang keluar dari sana bukan menjadi lebih baik tetapi sebaliknya. Allah menegur setiap kesalahan dan mengganjar semua ketidaktaatan, namun yang mendorong Dia adalah kasih. Benarlah tulisan Raja Salomo ini: “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” (Amsal 27:5).

3.      Akibat dari teguran Tuhan akan kita ringkaskan berikut ini:

·         Kesetiaan yang Teruji

Israel adalah bangsa yang tidak setia. mereka dengan sangat cepat berpaling kepada berhala-berhala yang di benci Allah. Oleh karena itulah Allah mengijinkan mereka  di buang agar mereka berdukacita dan akhirnya membuang berhala-berhala mereka dan mencari Allah: “Maka sesudah mereka datang di sana, mereka akan menjauhkan segala dewa-dewanya yang menjijikkan dan segala perbuatan-perbuatan yang keji dari tanah itu.” (11:18)  Memang  sangat logis, hukuman lebih efektif membuat orang sadar kesalahannya dan berbalik kepada jalan yang benar.

·         Kehidupan Rohani yang Sehat

Tuhan adalah saru-satunya yang dapat memberikan pertumbuhan rohani yang sehat. Tanpa Tuhan usaha kita menjadi lebih baik akan selalu kandas karena basik manusiawi kita adalah jahat. Allah setelah pembuangan Israel akan memberikan mereka HATI yang BARU, yaitu hati yang taat dan setia, hati yang tidak lagi keras, tidak memberontak: “Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat.” (11:19)  Allah juga yang memberikan roh yang merindukan Tuhan. Roh yang bergairah dalam mencariNya dengan sungguh-sungguh. Satu kehidupan rohani yang hidup dan bergairah: “supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka.” (11:20)

·         Ganjaran bagi Kemurtadan

Arti paling sederhaa dari kemurtadan adalah ketika di tegur namun mengeraskan hati dan tidak mau berubah. Ketika Israel dibuang, Allah mengirim para nabi agar mereka bertobat. Namun jika setelah dibuangpun mereka tak juga mau berubah, maka ganjaran dan hukuman sudah menanti sampai mereka binasa sama sekali dalam kesalahannya. Sekali lagi bukan karena Dia menginginkan umatnya binasa, tetapi semua berpaling kepada sikap dan respon Israel: “Mengenai mereka, yang hatinya berpaut pada dewa-dewanya yang menjijikkan dan pada perbuatan-perbuatannya yang keji, Aku akan menimpakan kelakuan mereka atas kepalanya sendiri, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” (11:21)

INTISARI Khotbah Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th, Ibadah Raya Bulan Baru, Hati Nurani Ministreis Chapter Induk Jakarta.  Minggu, 6 Mei 2007.

Sabtu, 23 Februari 2013

HIKMAT YANG MENGATASI PENGETAHUAN


God’s Wisdom Rahasia Sukses
(Amsal 1:7; Mazmur 111:10)

The Wisdom Hikmat (Mazmur 111:10) adalah kemampuan seseorang untuk mengelola pengetahuan knowlegde (Amsal 1:7). Ini dapat kita lihat dalam kenyataan sehari-hari bahwa ada orang yang memiliki pengetahuan tetapi tidak dapat mengelolanya sehingga  menjadi stress, gila, atau kalaupun mereka tetap sadar mereka memanfaatkan pengetahuan mereka untuk merusak? Yang lebih berbahaya adalah ada orang yang berpengetahuan menjadi atheis karena mereka tidak dapat mengelola pengetahuan tersebut dengan hikmat (wisdom). Jadi Hikmat adalah sesuatu yang ilahi (bersumber dari Tuhan) dan tidak dapat didapatkan menusia dengan mengandalkan inteligensia, sedangkan pengetahuan (knowlegde) adalah buah pemikiran atau inteligensia manusia yang dapat dipertajam dengan banyak belajar. Alkitab mengatakan bahwa untuk mendapatkan hikmat, kita harus takut kepada Allah. Tetapi orang yang berpengetahuan, namun tidak takut akan Tuhan akan menjadi troublemaker dimana pun dia berada.


Ada dua ayat utama yang akan menjadi pusat pelajaran kita. Amsal 1:7 “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Dan Mazmur 111:10 “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya”. Kedua ayat ini kurang lebih sama. Semua berbicara tentang takut akan Allah. Tetapi ada hal yang membuat ke dua ayat ini agak berbeda dan disitulah letak dari inti pelajaran kita hari ini.

Namun sebelum lebih jauh, marilah kita mengerti apa sebenarnya arti dari takut Allah itu? Karena banyak yang mengira bahwa takut akan Tuhan itu mirip dengan kita takut pada suami atau istri, takut pada mertua, takut pada penagih hutang, atau takut pada hantu? Walau unsur takut ada pada semua itu, takut yang dimaksudkan oleh Daud dan Salomo tentu berbeda.

Dalam terjemahan Contenvorary English Version (CEV) disebutkan: “Respect and obey the LORD! This is the first step to wisdom and good sense. God will always be respected.”                  

Jadi arti dari takut itu adalah: Respect (Hormat) dan Obey (taat). Kedua kata itu menjadi satu dan tidak dipisahkan. Dimana ada rasa hormat di situ juga ada ketaatan. Hormat itu berarti menjaga hidup yang berkenan pada pemandangan Tuhan bukan manusia. (1 Timotius 4:16). Mengapa? Karena banyak yang berkenan dan disukai oleh manusia tetapi sangat dimurkai oleh Tuhan. Contohnya kemunafikan, banyak orang berupaya menjadi berkenan di dalam komunitasnya dengan berpura-pura. Tetapi anda semua pasti setuju bahwa Allah begitu benci dengan kemunafikan. Jadi kita harus mempersembahkan tubuh yang kudus kepadaNya (Roma 12:1) karena tubuh kita ini adalah bait RohNya (1 Korintus 3:16).

Taat itu berarti melakukan tepat seperti apa yang dikatakanNya (Kejadian 6:22). Tidak mengurangi atau menambahi firmanNya (wahyu 22:18). Karena kita menemukan ada banyak orang berupaya mempesona manusia dengan membumbui firman Tuhan agar kelihatan lebih menarik, lebih lucu, dan sebagainya. Orang yang taat adalah orang yang melakukan segenap firmanNya dalam kemurnian.

Jadi arti takut akan Tuhan adalah menghormatiNya dengan jalan berusaha untuk hidup berkenan dan melakukan segenap firmanNya dalam kemurnian. Orang yang seperti inilah yang akan mendapatkan hikmat dari surga sehingga dia dapat mengelola pikirannya dan berhasil di bumi seperti di sorga.

Mari kita belajar dari seorang perempuan yang paling berpegaruh sepanjang peradaban manusia, Maria ibunda Yesus Kristus. Dalam Lukas 1:26-38 ini kita mengenal kisah kunjungan Malaikat Gabriel kepada seorang perawan Maria. Maria tentu sangat terkesima karena mendapatkan kehormatan kunjungan malaikatNya. Ada dua kalimat yang diucapkan oleh Bunda Maria ketika Gabriel mengatakan bahwa ia akan melahirkan seorang Anak yang dikandung oleh Roh Kudus.

Maria berkata: “I’am a virgin, how, then can this be?” (TEV verse 34). Maria adalah seorang yang menaruh hormat kepada Allah dan mentaati firmanNya sehingga dia tetap menjaga kemurnian dirinya sebagai seorang gadis meski sudah bertunangan dengan Yosef. Maria menghormati Allah dengan menjaga kesucian dirinya. Jikalau kita benar-benar takut akan Tuhan, maka kita harus hidup berkenan dengan menjaga kemurnian hidup kita. termasuk menjaga kekudusan seksual. Banyak umatNya menjadi tidak lagi berhikmat dengan merusak diri dalam kehidupan seks pra nikah sehingga semakin banyak keluarga yang berantakan dan menghadapi beban berat. Perjinahan adalah perbuatan orang yang memiliki pengetahuan tetapi tidak berhikmat.

Yang kedua Maria berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Ketaatan Maria tercermin dari perkataan dan perbuatannya yang mengaminkan firman Allah dengan sepenuhnya. Maria memilih untuk taat walaupun sulit bagi pikirannya untuk menerima firmanNya. Hamil tanpa suami adalah mustahil bagi pengetahuan, tetapi mungkin bagi hikmat. Itulah perbedaan yang hakiki dari orang yang berpengetahuan serta berhikmat dengan orang yang hanya mengandalkan pengetahuannya semata. Maria akan tetap sebagai perempuan biasa jikalau dia tidak menghormati Allah dengan menjaga hidup yang berkenan serta mentaati Allah dengan sepenuhnya. Maria menjadi perempuan paling dikenang sepanjang masa karena hidupnya yang hormat dan taat kepada Allah. Maria menjadi begitu dikenal karena dia takut akan Tuhan yang memberikan hikmat itu kepadanya. Amin

(Intisari Khotbah Pdt. Joshua M. Sinaga, S.Th pada perayaan Natal Bersama Keluarga Besar SMKN 23 Pademangan Jakarta Utara)